Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) turut serta mengincar proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Direktur Utama PT PP Tbk, Novel Arsyad mengatakan, saat ini perseroan telah mengantongi kontrak proyek senilai Rp 1,5 triliun dari megaproyek di Kalimantan Timur itu.
“Tender yang kami ikuti mungkin lebih dari Rp 10 triliun. Yang sudah dimenangkan sekitar Rp 1,5 triliun, sambil kita tunggu kontraktual dari PUPR,” kata Novel dalam Public Expose Live 2022, Kamis (15/9/2022).
Advertisement
Novel menambahkan, perseroan telah memenangkan empat proyek yang ada di IKN, dan berniat mengincar beberapa proyek lain. Sejalan dengan komitmen perseroan untuk berikan kontribusi dan kualitas kerja terbaik untuk Indonesia. Adapun untuk proyek-proyek yang sudah didapat, perseroan memperkirakan pembangunan akan dimulai pada akhir September atau awal bulan depan.
“Pembangunannya akan dimulai awal Oktober atau akhir September untuk pelaksanaan di lapangan, dan sekarang sedang disusun bersama mengenai metode kerja, baik dengan pihak pemberi tugas yakni PUPR, serta konsultan-konsultan lain terkait. Inshaallah dalam waktu dekat sudah bisa dimulai di lapangan,” tandasnya.
Hingga Agustus 2022, PTPP mengantongi kontrak baru senilai Rp 15,78 triliun. Capaian ini naik 55,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,12 triliun. Berdasarkan pemberi kerja, mayoritas berasal dari BUMN sebesar 65 persen. Kemudian pemerintah dan swasta masing-masing 30 persen dan 5 persen.
Target Kontrak baru 2022
Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan kontrak baru mencapai Rp 31 triliun. Di mana proyek BUMN ditargetkan andil 48 persen, pemerintah 44 persen, dan swasta 8 persen Berdasarkan lini bisnisnya, capaian kontrak batu per Agustus 2022 didominasi oleh konstruksi sebesar 64 persen.
Disusul bisnis anak usaha 28 persen, dan dari bisnis EPC andil 8 persen “Mayoritas atau 64 persen di konstruksi. Dalam konstruksi ada beberapa yaitu infrastruktur 49 persen, jalan dan jembatan 24 persen, lalu gedung 27 persen,” beber Novel.
Sampai dengan akhir tahun, perseroan memproyeksikan kontrak baru dari lini bisnis konstruksi andil 63 persen, dengan rincian gedung 41 persen, infrastruktur 30 persen, serta jalan dan jembatan 29 persen. Kemudian lini bisnis anak usaha 23 persen, EPC 13 persen, dan luar negeri 1 persen.
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengumumkan kinerja semester I 2022. Pada periode tersebut, perseroan mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 86,96 miliar. Naik tipis 1,07 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 86,04 miliar.
Raihan itu berbanding lurus dengan pendapatan usaha yang naik 39,74 persen menjadi Rp 9,02 triliun pada semester I 2022 dari Rp 6,46 triliun pada semester I 2021.
Mengutip laporan keuangan perseroan, Rabu (9/8/2022), pendapatan perseroan ditopang oleh jasa konstruksi yang tumbuh 47,1 persen menjadi Rp 7,13 triliun pada semester I 2022. Disusul segmen properti dan realti sebesar Rp 1,08 triliun.
Kemudian segmen EPC(engineering, procurement-construction) sebesar Rp 593,19 miliar, energi Rp 80,75 miliar, persewaan peralatan Rp 63,14 miliar, pendapatan keuangan atas konstruksi aset keuangan konsesi Rp 54,11 miliar, dan pracetak Rp 26,8 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan turut naik menjadi Rp 7,79 triliun dari Rp 5,66 triliun. Meski begitu, laba kotor masih tercatat naik 53,79 persen menjadi Rp 1,23 triliun dari Rp 798,28 miliar pada semester I 2021.
Pada periode tersebut, PT PP Tbk mencatatkan beban usaha sebesar Rp 332,72 miliar, kerugian penurunan nilai Rp 83,89 miliar, dan beban keuangan Rp 594,45 miliar. Kemudian beban lainnya Rp 60,93 miliar serta beban pajak final Rp 230,3 miliar.
Aset
Perseroan juga mencatatkan bagian laba ventura bersama sebesar Rp 136,47 miliar, bagian laba entitas asosiasi Rp 968,51 juta, dan pendapatan lainnya Rp 69,99 miliar. Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 112,25 miliar. Naik 1,84 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 110,22 miliar.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 58,27 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 55,57 triliun. Terdiri dari aset lancar sebesar Rp 34,74 triliun dan aset tidak lancar Rp 23,53 triliun.
Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 43,71 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 41,24 triliun. terdiri dari liabilitas jangka pendek rp 31,09 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 12,62 triliun. Sementara ekuitas naik tipis menjadi Rp 14,56 triliun pada Juni 2022 dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 55,57 triliun.
Advertisement