Liputan6.com, Jakarta - PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) bakal genggam 10 persen saham anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Arutmin Indonesia (Arutmin). Transaksi ini merupakan bagian dari konversi utang PT Tiga Lima Rakso (TLR) kepada perseroan senilai USD 121,69 juta atau sekitar Rp 1,81 triliun (kurs Rp 14.905 per USD).
"Jadi kalau untuk yang saham 10 persen Arutmin, secara legalnya memang belum untuk saat ini. Jadi bentuknya baru agreement dan ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi,” kata Direktur PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk, Michael Wong dalam Public Expose Live 2022, Kamis (13/9/2022).
Advertisement
Michael memperkirakan, seluruh proses perubahan kepemilikan saham Arutmin akan rampung pada paruh pertama tahun depan. Sebab, masih ada sejumlah hal bersifat administratif yang harus dipenuhi perseroan. Nantinya, perseroan akan bertindak sebagai pemegang saham atau shareholder Arutmin, di mana pendapatan yang diperoleh dari investasi ini utamanya berupa dividen.
“Perkiraan saya, (perubahan pemilik saham) baru bisa efektif sekitar semester I 2023. Kami sifatnya lebih sebagai shareholder. Misalnya apabila ada pembayaran dividen, nanti kami juga terima,” imbuh dia.
Pada 22 Desember 2002, perseroan dan TLR setuju untuk menyelesaikan dan membayar utang sebesar USD 121,69 juta kepada perseroan dengan menyerahkan dan mengalihkan 10 persen dari saham yang dikeluarkan oleh Arutmin. Berdasarkan perjanjian penyelesaian, para pihak telah sepakat selama penyelesaian belum dipenuhi, kewajiban LTR kepada perseroan akan digunakan sebagai uang muka investasi
Berdasarkan laporan keuangan perseroan untuk periode yang berakhir Maret 2022, uang muka investasi PT Tiga Lima Rekso tercatat sebesar USD 121,69 juta, termasuk dalam aset tidak lancar.
Astrindo Akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong Rp 7 Triliun, Ini Sumber Pendanaannya
Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mengungkapkan sumber pendanaan akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong sebesar USD 471 juta atau sekitar Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.866 per dolar AS) berasal kas hingga pinjaman.
Direktur Keuangan Astrindo Nusantara Infrastruktur Michael Wong mengatakan, sumber pendanaan akuisisi tersebut salah satunya berasal dari ekuitas.
"Jadi, ada sebagian dari kita punya equity sendiri, ada warran, dari internal cash, sekitar 23 dari financing dari luar yang sudah commited juga," kata Michael dalam Media Gathering BIPI, ditulis Jumat (12/8/2022).
Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mengatakan, rencana akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong dilakukan sejak September 2021. Dalam akuisisi tersebut, terdapat konsesi batu bara yang berada di lima lokasi, yakni Madagaskar, Brunei Darussalam dan Kalimantan Timur yang terdiri dari Jembayan, Sebuku dan Penajam.
Direktur Keuangan Astrindo Nusantara Infrastruktur Michael Wong mengatakan, rencananya operasional proyek di Jembayan akan berlangsung pada November 2022.
“Kami completion baru November 2022, rencana kami konsolidasi lebih pagi dari itu,” kata Michael Wong dalam Media Gathering BIPI, Kamis, 11 Agustus 2022.
Dia menambahkan, rencana akuisisi ini sudah dimulai sejak September 2021, sebelum harga batu bara naik seperti sekarang.
"Saat itu kami diundang untuk ikut tender, cuma memang proses agak panjang (ada tiga tahap),” katanya.
Advertisement
Alasan Akuisisi
Michael mengaku, rencana akusisi ini menjadi berkah tersendiri bagi perseroan karena akuisisi dilakukan sebelum harga batu bara naik dan saat ini harga batu bara sedang melambung cukup tinggi.
"Sebetulnya suatu berkah buat kami, karena kami negosiasinya dari harga lama, bukan sekarang," ungkapnya.
Tak hanya itu, Michael menuturkan, lapangan Jembayang ini memiliki batu bara yang berkualitas sekitar 5.200-5.700 kkal per kilogram dengan rata-rata 5.400 kkal per kilogram. "Akuisisi kami good deal banget, lapangan Jembayan, kualitas batu bara nya bagus. Produksinya cukup stabil, saat ini produksinya rata-rata 6 juta ton per tahun," ujar dia.
Bahkan, lapangan Jembayan tersebut juga telah memiliki kontrak jangka panjang dengan sejumlah penambang batu bara. “Poin plus lain yaitu long term contracts, tinggal langsung melanjutkan. Bukan hanya lapangan batu bara saja, tapi juga termasuk infrastruktur seperti pelabuhan dan lainnya,” kata dia.
Akuisisi
Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) akan akuisisi PT Mining Ltd Hong Kong (PPTML) senilai USD 471 juta atau sekitar Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.866 per dolar AS).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/8/2022), PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk telah menandatangani share purchase agreement dengan PTT International Holdings Limited dan PT Sintesa Bara Gemilang pada 1 Agustus 2022. Perjanjian itu terkait akuisisi PTT Mining Ltd Hongkong (PPTML) senilai USD 471 juta.
Manajemen perseroan mengatakan PPTML merupakan entitas anak PTT International Holdings Limited, entitas anak yang sepenuhnya dimiliki oleh PTT, sebuah perusahaan energi Thailand yang terintegrasi penuh mengoperasikan bisnis yang terdiri dari gas alam, transmisi gas, perdagangan internasional, bisnis baru dan bisnis infrastruktur dari seluruh investasinya menjadi 100 persen dari total saham yang diterbitkan di PTTML kepada Astrindo.
PTTML memiliki beberapa konsesi tambang batu bara antara lain di Brunei Darussalam, Madagaskar, dan tiga tambang batu bara di Kalimantan, Indonesia.
Adapun PT Sintesa Bara Gemilang merupakan entitas anak perseroan dengan kepemilikan saham tidak langsung melalui PT Astrindo Mahakarya Indonesia. “Dampak langsung dari akuisisi PPTML ke Astrindo, kinerja keuangan pada 2022 akan menunjukkan peningkatan seiring dengan kenaikan harga batu bara,” ujar dia.
Advertisement
Selanjutnya
Mengutip keterangan tertulis perseroan, Direktur Utama PT Astrindo Nusantara Infrasruktur Tbk, Ray Anthony Gerunganb menuturkan, akuisisi PTTML berpeluang sangat baik melihat harga batu bara saat ini.
"Namun, niat kami membeli tambang batu bara dimulai jauh sebelum lonjakan harga baru-baru ini. Volatilitas harga batu bara tidak ada hubungannya dengan strategi jangka panjang Astrindo yang akan lebih fokus untuk menciptakan platform infrastruktur yang sangat efisien dan terbaik di kelasnya dalam mengurangi emisi karbon dari transportasi dan logistik,” ujar dia.
Ia berharap dapat memperluas platform ini menuju industri netral karbon. “Operasi tambang batu bara terintegrasi, mulai dari pertambangan hingga infrastruktur pelabuhan batu bara yang efisien membantu kami mewujudkan rencana masa depan kami,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Astrindo Michael Wong menuturkan, dampak langsung dari akuisisi PPTML ke Astrindo sangat besar. “Kinerja keuangan pada 2022 akan menunjukkan peningkatan yang tajam seiring dengan kenaikan harga batu bara,” tutur dia.