Liputan6.com, Basel - Dunia olahraga, khususnya tenis, kehilangan salah satu atlet terbaik sepanjang masa. Roger Federer memutuskan gantung raket setelah mengikuti Laver Cup yang berlangsung 23-25 September.
Federer mengumumkan niat melalui akun media sosial pribadi. Petenis asal Swiss itu merasa sulit berkompetisi karena sering tubuhnya tidak lagi sanggup.
Advertisement
"Dalam tiga tahun terakhir saya berkutat dengan cedera dan operasi. Saya bekerja keras agar kembali ke level terbaik, tapi tubuh saya jelas mengatakan sudah cukup. Saya berusia 41 tahun dan bermain lebih dari 1.500 pertandingan dalam 24 tahun," ujar Federer.
"Tenis sudah memberi saya lebih dari yang saya impikan. Sekarang saya sadar harus mengakhiri karier profesional. Laver Cup pekan depan akan jadi turnamen ATP terakhir. Saya akan tetap bermain tenis di masa depan, tapi tidak di Grand Slam atau di tur resmi," sambungnya.
Federer menduduki peringkat satu dunia untuk 310 pekan. Sebanyak 237 pekan diraih secara beruntun, rekor hingga sekarang. Dia melakukannya pada 2 Februari 2004 hingga 18 Agustus 2008.
Total Federer meraih 1.251 kemenangan, hanya kalah dari Jimmy Connors (1.274). Dia mengoleksi 103 trofi, juga cuma tertinggal di belakang Connors (109).
Mengangkat Tenis
Sebanyak 20 di antaranya merupakan gelar Grand Slam. Dia melengkapi koleksi ketika menjuarai Prancis Terbuka 2009.
"Pengaruh Roger untuk tenis, dan banyak hal yang dia wariskan, mustahil untuk dibandingi. Kehadirannya membawa jutaan suporter ke olahraga ini," ujar Direktur Utama ATP Andrea Gaudenzi.
"Dia memimpin era baru dan mengangkat popularitas tenis. Hanya sedikit atlet yang mampu melakukannya. Dia membuat kami bangga dan beruntung jadi bagian dunia yang sama."
Advertisement
Big Four
Setelah mengakhiri era Pete Sampras, Federer terlibat rivalitas sengit melawan Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Andy Murray. Keempatnya dijuluki big four dan saling mengalahkan satu sama lain.
Persaingan turut membuat tenis semakin digemari.