Liputan6.com, Jakarta Islamic Financial Center PIK2 merupakan proyek kolaborasi antara PIK2, Nikko Sekuritas Indonesia dan Matrix Concepts Holdings Berhad (Malaysia) untuk menyiapkan suatu kawasan syariah terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Tahap awal pengembangan Islamic Financial Center adalah dibangunnya gedung Menara Syariah, yang pada 23 Agustus 2022 lalu telah melaksanakan Topping Off yang diresmikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan diharapkan akan selesai pada Februari 2023.
Advertisement
Bangunan menara kembar yang memiliki luas bangunan ±100.000 m2 dan akan menampung sekitar 5 ribu pekerja ini adalah simbol harapan dan cita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama keuangan syariah.
"Dalam pembangunan ini, Malaysia saja investor luar negeri ikut bergabung masuk ke Indonesia. Agung Sedayu Group, Salim Group dan Matrix dari Malaysia memang bersama-sama mengembangkan satu kawasan yang seluas 23,5 Ha yang kita kenal dengan nama IFC yaitu Islamic Financial Center," kata Corporate Marketing & Promotion Director Agung Sedayu Group, Evelina Setiawan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/9/2022).
"Datang kemari ya ini memang lokasinya berada di pusat PIK2, jadi Pusat Kegiatan Bisnis Syariah, tidak hanya di Indonesia, kita harapkan se-Asia Tenggara bahkan seluruh Asia. Nanti akan terpusat disini,” lanjut dia.
Dalam pengembangannya, Islamic Financial Center akan dilengkapi gedung perkantoran, fasilitas ritel, dan juga berbagai sarana dan prasarana lainnya yang bisa dijadikan sebagai tempat bisnis, niaga, komersial bahkan rekreasi. Tentu ini juga akan membuka lapangan kerja baru, peluang usaha baru yang dapat meningkatkan iklim investasi, menggerakkan aktivitas industri halal, serta bisnis dan kewirausahaan syariah.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), DR. KH. Marsudi Syuhud, yang juga hadir saat peresmian Topping Off mengaku bangga adanya kehadiran Menara Syariah ini sebagai pusat kegiatan ekonomi syariah di Indonesia.
"Saya bangga kehadiran Menara Syariah ini sebagai pusat kegiatan ekonomi syariah di Indonesia yang sesungguhnya di dunia, ekonomi syariah terus berkembang. Begitu pula di Indonesia, ekonomi syariah terus berkembang baik itu bidang finance atau pun non-finance,” ujarnya.
Sedayu Watertown District
Selain itu, hadir pula kawasan Sedayu Watertown District yang persis berada di sebelah kawasan Islamic Financial Center dan merupakan kawasan komersial terbaru dan terbesar di PIK2 seluas ±8,6 hektare (ha).
Sedayu Watertown District dirancang oleh konsultan asal Amerika dan berkonsep indoor dan outdoor, memiliki danau iconic seluas ±14 ha dan dilengkapi waterfountain dengan special lighting terspektakuler sebagai landmark gerbang utama. Sehingga kawasan ini memiliki daya tarik tersendiri di jantung kawasan PIK2.
Hadirnya dua proyek ini di tengah kawasan residensial yang merupakan target market utama menjadikan kawasan PIK2 potensial sebagai pusat bisnis dan usaha yang baru. Dengan ini, tentunya PIK2 bisa menjadi salah satu pusat pengembangan ekonomi dan bisnis terbesar di Indonesia bahkan hingga mancanegara.
Kedua proyek ini pastinya juga menjadi magnet bagi para pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya. Sentra bisnis, finansial, kuliner, rekreasi dan masih banyak lagi ragam aktivitas dan peluang bisnis dapat dikembangkan di kawasan ini.
Advertisement
Wapres Harap Menara Syariah PIK 2 jadi Pusat Keuangan Syariah Terbesar di ASEAN
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meresmikan pemasangan atap atau Topping Off Menara Syariah, yang menjadi bagian dari Pusat Keuangan Syariah Internasional di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, di Jakarta, Selasa.
Dalam sambutannya pada acara tersebut Wapres menyatakan Menara Syariah PIK2 dibangun atas tujuan mulia. Dia berharap Pusat Keuangan Syariah Internasional PIK2 dapat menjadi pusat keuangan syariah terbesar di Asia Tenggara.
"Menara ini dibangun berlandaskan niat yang mulia, yaitu untuk menghadirkan pusat keuangan syariah yang pertama di Indonesia, yang nantinya kita harapkan pula menjadi yang terbesar di Kawasan Asia Tenggara, bahkan menjadi Islamic Finance Hub yang memainkan peran vital dalam industri keuangan syariah dunia," kata dia dikutip dari Antara, Selasa (23/8/2022).
Dia berharap pembangunan Menara Syariah PIK2 bisa berjalan tepat waktu dan segera difungsikan dengan baik agar bisa menjadi sentra aktivitas pelaku industri syariah.
"Terima kasih dan apresiasi saya sampaikan kepada Agung Sedayu Group, Salim Group, Matrix Concepts Holding Berhad, PT Fin Centerindo Satu, para investor dalam dan luar negeri, dan seluruh pihak yang telah mendukung pembangunan Menara Syariah," ujarnya.
Ma'ruf Amin berharap kolaborasi pemerintah dan dunia usaha dalam pembangunan Menara Syariah PIK2 kian memacu roda keuangan syariah di tanah air.
"Dengan mengucap Bismillahirahmanirrahim Topping Off Menara Syariah saya nyatakan diresmikan," ujar Wapres.
Tuntas Februari 2023
Sementara itu, pemerintah telah berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah pada tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia membutuhkan sejumah fasilitas di antaranya adalah tempat yang akan menjadi pusat aktivitas perputaran ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Dalam upaya mencapai target Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia, Agung Sedayu Group dan Salim Group telah membangun Islamic Financial Centre sebagai tempat sinergi seluruh kekuatan keuangan Syariah di Indonesia.
Hal itu untuk mewujudkan cita-cita menjadikan Jakarta sebagai International Shariah Financial Hub (Pusat Keuangan Syariah Internasional). Tahap awal pengembangan Islamic Financial Centre adalah pembangunan Menara Syariah, yaitu dua bangunan kembar dengan luas bangunan 100.000 m2 dan akan menampung sekitar 5.000 pekerja.
Usai peresmian Topping Off oleh Wakil Presiden RI Bapak Ma’ruf Amin, selanjutnya diharapkan proyek ini akan selesai tuntas pada Februari 2023.
Menara Syariah dikembangkan oleh PT Fin Centerindo Satu, sebuah perusahaan joint-venture antara Agung Sedayu Group, Salim Group, PT Fin Centerindo Dua dan Matrix Concepts Malaysia. Pembangunan menara kembar dimulai pada awal 2021 dan telah menghabiskan dana sekitar Rp3,4 triliun.
Presiden Direktur Agung Sedayu Group Nono Sampono menyatakan cita-cita untuk mewujudkan Jakarta menjadi Pusat Keuangan Syariah Internasional merupakan tantangan dan memerlukan konsolidasi dari seluruh stakeholders keuangan syariah Indonesia yang meliputi Regulator (OJK, BI, Kementerian Keuangan dan Kementerian lain terkait) dan sejumlah asosiasi seperti Asosiasi Ahli Syariah: KNEKS, MES, IAEi dan lainnya, serta Pelaku industri syariah seperti Perbankan, IKNB, Pasar Modal, Lembaga Jasa Keuangan Khusus Syariah, LKMS dan lainnya.
"Dengan bersatunya kekuatan semua stakeholders tersebut, Insya Allah Indonesia akan menjadi salah satu Pusat Keuangan Syariah Dunia yang diperhitungkan selain Dubai, Bahrain, Doha, Riyadh, Istambul dan Kuala Lumpur," kata Nono.
Advertisement