Effendi Simbolon Tegaskan Siap Sembah Kaki TNI

Effendi Simbolon Sebut Prajurit TNI Dimobilisasi untuk Serang Dirinya

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2022, 07:40 WIB
Anggota Komisi I Effendi Simbolon usai menjalani sidang putusan dugaan pelanggaran etik terkait ucapannya "TNI seperti gerombolan" di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2022). Dalam sidang tersebut, MKD DPR memutuskan untuk menghentikan kasus aduan terkait ucapan dari Effendi Simbolon. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menyayangkan substansi dari isu hubungan tidak harmonis di tubuh TNI antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman  tidak menjadi fokus.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut justru diserang karena penggunaan diksi 'gerombolan' yang sempat ia sampaikan pada saat rapat kerja Komisi I DPR beberapa waktu lalu.

"Kita melihat dari kejadian-kejadian di lapangan gitu, kok adanya ya ketidakdisiplinan, ketidakpatuhan, itu apa sih? apa karena faktor disharmoninya antar kalian, kan begitu," ujar Effendi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 15 September 2022.

"Kita ini bukan substansinya yang dibahas, tapi marahnya naudzubilaminzalik kayak ini wah," sambungnya.

Karena itu Effendi Simbolon mempertanyakan kemarahan sejumlah prajurit TNI terhadap dirinya tersebut. Effendi Simbolon mengaku siap cium kaki bila memang kemarahan itu spontan.

"Kalau marah spontan saya langsung sembah itu kakinya," tegas Effendi Simbolon.

Namun demikian, kalau marah para prajurit TNI karena dimobilisasi atau diperintah, kata Effendi Sudah sudah jadi masalah. Ia mengkritik mobilisasi prajurit TNI untuk menyerang dirinya.

"Tapi kalau marah karena dimobilisasi diperintah ya nanti dulu, nanti dulu, itu persoalan jadinya. Apa boleh menggunakan kekuatan TNI untuk begitu? Apa boleh? Saya tanya ke kalian?" ujarnya.

Adapun Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon beberapa waktu lalu mengungkapkan adanya hubungan yang tidak harmonis antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Dudung Abdurachman. Hal ini membuat Effendi Simbolon geram selaku wakil rakyat, karena disharmoni tersebut  mengancam soliditas TNI. 

Bahkan adanya hubungan tidak harmonis dua jebderal TNI AD tersebut membuat Effenti Simbolon menyebut militer seperti gerombolan, bahkan melebihi ormas.


Momen KSAD Dudung Murka ke Politikus PDIP Effendi Simbolon

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman (ANTARA/HO-Dispenad)

Beredar sebuah video yang memperihatkan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman murka terhadap tingkah anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon. Hal ini karena Effendi Simbolon menyebut para prajurit TNI seperti gerombolan dan melebihi organisasi kemasyarakatan alias ormas.

Dari video berdurasi 2 menit 45 detik tersebut, diduga KSAD Dudung Abdurachman menyampaikan perintah kepada prajurit TNI AD untuk tidak takut terhadap pernyataan para politikus, khususnya terhadap Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon.

KSAD Dudung Abdurachman menegaskan, agar bala tentaranya jangan menjadi penakut terhadap pernyataan politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.

“Kita jadi petarung, jadi jagoan. Jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu diam semua. jelas?” kata Dudung seperti dikutip dari sebuah video yang dilihat Liputan6.com, Rabu 14 September 2022.

KSAD Dudung Abdurachman menginginkan, tidak boleh harkat dan martabat TNI AD yang diinjak oleh mereka yang tidak berwenang. Dia pun mengancam, jangan salahkan anggotanya jika akan muka dan mengamuk bila harga diri militer terus terinjak.

“Jangan salahkan nanti prajurit kita ngamuk gitu lho,” wanti Dudung.

KSAD Dudung Abdurachman meminta, seluruh matra TNI angkatan darat untuk mulai bergerak dan membuktikan kepadanya jika TNI AD tidak bisa disepelekan oleh seorang politikus.

“Saya tekankan lagi tidak ada lagi pengkondisian dari Effendi Simbolon untuk minta minta ke wilayah, Nggak usah takut kita, kalian nggak usah takut. Saya minta ini buktikan ya, jangan kemudian diam saja!,” tegas Dudung.

 

Berikut adalah pernyataan lengkap dari video KSAD Dudung Abdurachman marah terhadap Effendi Simbolon dan diduga perintahkan para prajurit TNI menyampaikan protes:

 

"Kita jadi petarung, jadi jagoan. Jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu diam semua. jelas?” lihat tanggal 26 september, buktikan ke saya. Jangan kita diam saja, Dia itu siapa? nggak berpengaruh. Harga diri, kehormatan kita, kok diinjak-injak sama dia. Karena saya tahu juga dia dapat 'angin' masalahnya, sehingga kita duduk semua, diam."

"Ke depan nggak ada lagi orang-orang seperti itu. Saya sudah diajarin apa yang harus disampaikan di media, jangan salahkan nanti prajurit kita ngamuk gitu lho, Prajurit kita ini di grup, di kelompok, di grup Tamtama sudah bergelora sudah panas. Kelompok Bintara sudah marah. Kok kita kelompok Perwira santai-santai saja gitu loh?. Nggak ada yang saya lihat Pangdam yang bergerak sedikit pun. Apa takut jabatannya dilepas atau gimana?"

"Danrem, Dandim juga saya lihat santai saja, meninabobokan jabatannya. Jangan terbiasa seperti itu saya minta ya. Silakan kalian bergerak, berdayakan FKPPI dan segala macam untuk tidak menerima penyampaian Effendi Simbolon, masif, lakukan. Nggak usah ada yang takut ya. Nggak usah takut kalian dicopot segala macam, saya tanggung jawab."

"Nah, saya minta ini buktikan ya, jangan kemudian diam saja, takut pangkat dan jabatannya dicopot. Kalian sudah bisa buktikan apa yang saya lakukan kepada negara ini. Pangkat dan jabatan itu Gusti Allah, Tuhan yang ngatur. Bukan siapa pun ya, bukan siapa pun. Jadi nggak usah takut kalau harga diri dan kehormatan diinjak-injak, kok kita diam saja gitu lho?"

"Saya tidak lihat ada Letkol, Kolonel, ngomong, bintang satu, bintang dua ngomong, bergejolak gitu lho. Tidak ada yang saya lihat itu. Diam-diam saja, dan dia pun akhirnya merasa benar ya. Saya tekankan lagi tidak ada lagi pengkondisian dari Effendi Simbolon untuk minta minta ke wilayah, Nggak usah takut kita, kalian nggak usah takut. Tidak berpengaruh, Komisi I itu tidak berpengaruh ya. Dia kerjanya hanya minta."


Buntut Hina TNI, Alamat Rumah Effendi Simbolon Jadi Sasaran Oknum

Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon (tengah) didampingi Ketua Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto (kanan) usai menyampaikan klarifikasi terkait pernyataannnya terhadap TNI AD di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (14/9/2022). Effendi Simbolon menyatakan permintaan maaf atas pernyataannya yang sempat menyinggung perihal hubungan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon mengaku mendapatkan intimidasi setelah bicara disharmoni antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman. Termasuk yang  menyebut militer sebagai gerombolan layaknya ormas.

Menurut Effendi, dirinya mendapatkan berbagai macam ancaman terhadap nyawanya. Padahal bukan lagi zamannya bermain ancaman-ancaman seperti itu.

"Nah ini kemudian menjadi viral dan saya sayangkan adanya proses-proses lanjutan yang mengintimidasi begitu. Saya kira enggak zamannya lagi hanya seorang Effendi Simbolon kemudian dikepung dengan begitu hebatnya," ujar Effendi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 15 September 2022.

Beragam ancaman menyerang politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini. Seperti alamat rumahnya disebar oleh orang tidak bertanggung jawab. Termasuk juga ponselnya yang tidak berhenti berdering ditelepon banyak pihak yang tidak ia kenal.

"Mungkin teman-teman lihat sendiri viral-viral alamat rumah saya dikasih, kemudian handphone saya 24 jam nggak berhenti-henti berdering," ujar Effendi.

Effendi Simbolon mengaku telah melakukan profiling pihak-pihak yang melakukan intimidasi. Pada saatnya Effendi akan membuka ke publik pihak-pohak yang menebarkan ancaman.

"Ada semua saya profiling semua. Nanti pada waktunya saya buka," katanya.

Sementara itu Effendi belum berniat menempuh jalur hukum terhadap pihak yang melakukan intimidasi terhadapnya tersebut.

"Enggak, enggak jauh di atas hukum," katanya.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

infografis TNI di Dunia Politik

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya