Liputan6.com, Jakarta Najwa Shihab melontar kritik setajam celurit terkait kebocoran data yang berkali terjadi di Indonesia termasuk kasus hacker Bjorka. Diduga, ada 1,3 miliar nomor kartu SIM yang terekspos dan ini butuh penanganan serius.
Tuan rumah Mata Najwa lantas membandingkan bagaimana sejumlah negara tetangga menangani kasus data pribadi bocor termasuk minta maaf kepada rakyat yang dirugikan karena tak dilindungi.
Kritik Najwa Shihab dituang di akun Instagram terverifikasi pada 13 September 2022 seraya mengunggah video kolase seputar kebocoran data pribadi yang meresahkan publik.
Baca Juga
Advertisement
“Pembocoran data juga terjadi di luar negeri. Penanganannya? Bukan dengan saling bantah tapi dengan langkah konkrit pengamanan dan pemulihan, juga dengan MEMINTA MAAF,” tulisnya.
Pada 2017
Kata meminta maaf ditulis Najwa Shihab dengan huruf kapital sebagai kritik keras karena Pemerintah Indonesia dinilai belum melakukannya. Ia lantas membandingkan dengan kasus di Malaysia.
“Pada 2017, Malaysia mengalami kebocoran data 46,2 juta pelanggan dari 12 operator seluler. Data yang bocor berisi tanggal lahir, nomor KTP, nomor ponsel, alamat email, hingga password,” cuit Najwa Shihab.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
1,3 Miliar
“Mirip dengan yang kita alami sekarang dengan jumlah yang lebih besar, diduga 1,3 miliar nomor kartu SIM,” presenter dengan 21 jutaan pengikut di Instagram itu menyambung.
Masih menurut Najwa Shihab, Pemerintah Malaysia kala itu minta maaf kepada rakyat. Permintaan maaf penting untuk mengembalikan kepercayaan publik bahwa negara berkomitmen memberi rasa aman.
Malaysia Langsung Minta Maaf
“Pemerintah Malaysia langsung meminta maaf untuk mengembalikan kepercayaan publik, membentuk tim untuk memastikan data yang tersebar tidak lagi bisa diunduh orang dan menyelidiki peretasan itu,” Najwa Shihab mengingatkan.
Ia pun mengutip pernyataan Direktur Eksekutif Safenet Damar Juniarto, “Kenapa tidak meniru hal seperti itu, daripada sibuk lempar tanggung jawab?” Najwa Shihab pun bertanya, “Kenapa oh kenapa...”
Advertisement