Liputan6.com, Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) melalui anak usahanya PT Radhika Janata Raya (RJR) bakal genggam 30 persen saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).
Pada 31 Agustus 2022, perseroan ditetapkan sebagai pemenang lelang yang dilakukan oleh GMR Coal Resources Pte Ltd (GMR) untuk membeli 30 persen atau setara 1.764.705.900 lembar saham GMR di GEMS.
Advertisement
"Pada 15 September 2022, perseroan dan RJR telah memenuhi seluruh persyaratan pendahuluan dan RJR secara efektif telah menyelesaikan transaksi pembelian saham," ungkap Sekretaris Perusahaan PT ABM Investama Tbk, Rindra Donovan dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (16/9/2022).
Penetapan Harga Pembelian Saham berdasarkan POJK 17/2020 yang disepakati untuk seluruh saham ditempatkan dan disetor GEMS adalah USD 420 juta atau setara dengan Rp 6,24 triliun (asumsi kurs BI per 13 September 2022) atau Rp 3.536 per saham.
Rindra menuturkan, transaksi ini merupakan bagian dari strategi usaha perseroan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis di seluruh ekosistem usaha dalam grup ABM. Perseroan melihat potensi yang ada pada GEMS, di mana aktivitas usaha GEMS sesuai dengan aktivitas usaha perseroan. Hal ini sejalan dengan misi Perseroan untuk terus berfokus pada integrasi yang efektif.
"Dengan pembelian saham di GEMS ini juga diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan dan menghasilkan pertumbuhan nilai secara bertahap, serta ruang lingkup sinergi yang meningkat bagi perseroan," ujar Rindra.
Transaksi ini diproyeksikan akan meningkatkan kondisi keuangan perseroan yang bersumber dari bagian perseroan atas laba bersih GEMS yang akan diakui pada laporan laba rugi perseroan.
Selain itu, transaksi ini juga akan meningkatkan pendapatan ABM Investama yang diperoleh dari sinergi yang dihasilkan.
Raih Pinjaman dari Bank Mandiri
Terima Fasilitas Pinjaman dari Bank Mandiri
Sehubungan dengan transaksi pembelian saham, RJR telah memperoleh fasilitas pembiayaan dengan nilai sebanyak-banyaknya USD 320 juta dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Perseroan memiliki pandangan investasi pada GEMS dapat menghasilkan penerimaan arus kas yang cukup dari penerimaan dividen untuk melakukan pembayaran pokok dan bunga hutang kepada Bank Mandiri.
“Transaksi pembelian 30 persen saham GEMS yang melibatkan fasilitas pembiayaan kredit dari Bank Mandiri akan meningkatkan rasio hutang perseroan selama beberapa tahun ke depan sebelum pelunasan terjadi,” jelas Rindra.
Adapun sumber dari pelunasan sendiri akan berasal dari dividen yang akan diterima dari GEMS. Perseroan telah memperoleh persetujuan dari para krediturnya untuk memperoleh fasilitas pembiayaan dan untuk memberikan jaminan.
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang semester I 2022. Hal itu ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba hingga Juni 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (4/9/2022), PT ABM Investama Tbk mencatat pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar USD 652,20 juta atau setara Rp 9,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.900 per dolar AS). Pendapatan perseroan naik 51,81 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 429,60 juta.
Kenaikan pendapatan itu mendorong laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 95,48 juta atau setara Rp 1,4 triliun pada semester I 2022. Laba itu tumbuh 73,69 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 54,97 juta.
Perseroan membukukan beban pokok pendapatan USD 407,98 juta pada semester I 2022. Beban pokok pendapatan tersebut naik 33,4 persen dari periode semester I 2021 sebesar USD 305,64 juta. Dengan demikian laba bruto bertambah 97,02 persen menjadi USD 244,22 juta pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 123,9 juta.
Perseroan mencatat kenaikan laba usaha 85,45 persen menjadi USD 199,69 juta pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 107,6 juta. Dengan demikian, laba per saham dasar ABM Investama naik menjadi USD 0,03468 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,01997.
Perseroan mencatat total ekuitas USD 432,92 juta pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 356,88 juta. Total liabilitas perseroan naik menjadi USD 791,59 juta pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 679,81 juta.
Perseroan membukukan aset USD 1,22 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 10,3 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 291,75 juta pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 237,22 juta.
Caplok 30 Persen Saham GEMS
Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) telah dipilih menjadi pemenang lelang pada 31 Agustus untuk membeli saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang diadakan oleh GMR Coal Resources Pte Ltd.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (1/9/2022) PT ABM Investama Tbk membeli 1.764.705.900 saham GEMS atau setara dengan 30 persen saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di PT Golden Energy Mines Tbk.
Seiring keputusan tersebut, perseroan melalui anak perusahaan yaitu PT Radhika Jananta Raya telah menandatangani perjanjian jual beli saham pada 31 Agustus 2022 untuk membeli 1.764.705.900 saham atau setara 30 persen dengan harga pembelian USD 420 juta atau sekitar Rp 6,23 triliun (asumsi kurs Rp 14.850 per dolar AS) ditambakan dengan imbalkan yang ditangguhkan.
Berdasarkan perjanjian, perseroan bertindak sebagai penjamin dari PT Radhika Jananta Raya yang tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali menjamin kepada penjual atas kinerja dan kepatuhan yang semestinya dan tepat waktu oleh Radhika Jananta Raya atas semua kewajiban, komitmen usaha, jaminan dan ganti rugi berdasarkan perjanjian.
Advertisement
Selanjutnya
Penyelesaian dari transaksi pembelian saham tunduk pada dipenuhinya persyaratan pendahuluan antara lain persetujuan RUPS dan dewan komisaris PT Radhika Jananta Raya atas transaksi pembelian saham.
Selain itu, persetujuan dewan komisaris perseroan yang menyetujui perseroan untuk masuk dalam perjanjian dan pemberian jaminan oleh perseroan berdasarkan perjanjian dan persetujuan dari kreditur perseroan untuk menyetujui transaksi pembelian saham termasuk perubahan supplemental indenture sehubungan dengan USD 200 juta senior notes yang jatuh tempo pada 2026.
"Berdasarkan perjanjian seluruh persyaratan pendahuluan akan diselesaikan dalam jangka waktu 75 hari sejak penandatanganan perjanjian atau pada tanggal lain sebagaimana disepakati oleh penjual dan PT Radhika Jananta Raya,” tulis manajemen ABM Investama.