Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) mendorong PT Barata Indonesia (Persero) untuk dapat menjadi bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan komponen industri transportasi berbasis listrik atau electric vehicle (EV).
Dukungan tersebut dilandasi kiprah Barata Indonesia yang telah menjadi bagian dari rantai pasok global dengan jangkauan ekspor komponen kendaraan ke lebih dari 20 negara di dunia.
Advertisement
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kesiapan Barata Indonesia diharapkan dapat menjadi katalis kebangkitan industri manufaktur nasional serta mendukung penyediaan kendaraan listrik di Indonesia.
"Hal ini juga sejalan dengan aspirasi Menteri BUMN untuk mendorong percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sebagai alat transportasi utama.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (16/9/2022).
Barata Indonesia berkolaborasi dengan PT Industri Kereta Api (Persero) (PT INKA) dan PT VKTR Teknologi Mobilitas (PT VKTR) untuk mengembangkan dan memproduksi komponen-komponen yang dibutuhkan bus listrik E-Inobus seperti steering, suspensi, dan axle.
Adapun penandatanganan Perjanjian Pendahuluan atau Heads of Agreements (HoA) dilakukan oleh Direktur Pemasaran Barata Indonesia Sulistyo Handoko, Direktur Keuangan PT INKA Andy Budiman, dan Direktur Utama PT VKTR Teknologo Mobilitas Gilarsi W Setijono di Gresik, Jawa Tengah.
Penandatanganan tesebut disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi.
Refocusing Model Bisnis
Yadi menjelaskan, penandatanganan HoA antara Barata Indonesia dengan PT INKA dan PT VKTR menjadi langkah progresif untuk mewujudkan ekosistem transportasi berbasis listrik dengan memadukan kompetensi serta sumber daya yang dimiliki masing-masing pihak.
PPA sebagaimana yang diamanatkan melalui Surat Kuasa Khusus Menteri BUMN mendorong Barata Indonesia untuk melakukan refocusing model bisnis, optimalisasi fasilitas produksi, dan lebih berorientasi pada sustainable project.
"Salah satunya adalah pengembangan komponen kendaraan listrik yang disinergikan dengan BUMN dan pemain lokal,” tambah Yadi.
Advertisement
4 Fokus Utama
Kerja sama Barata Indonesia dengan PT INKA dan PT VKTR melalui HoA ini mencakup empat fokus utama, yaitu kolaborasi riset dan pengembangan, manufaktur dan desain komponen-komponen mekanik, konversi bahan bakar fosil menjadi bertenaga listrik, serta ekosistem yang berkelanjutan.
Sinergi ketiga perusahaan ini adalah bagian dari percepatan produksi 53 unit bus listrik E-Inobus yang akan digunakan pada KTT G20 Bali 2022, dan setelahnya akan dioperasikan sebagai transportasi publik di Kota Bandung dan Surabaya.
Saat ini, PT INKA telah mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk bus listrik E-Inobus.
Komponen Lokal
Yadi melanjutkan, sebagai instrumen strategis pemerintah dalam mengoptimalisasi nilai ekosistem BUMN, PPA mendukung sinergi antara Barata Indonesia dengan PT INKA dan PT VKTR dalam rangka penyediaan moda transportasi berbasis EV di Indonesia.
Dukungan komponen kendaraan EV dari Barata Indonesia diharapkan dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 80 persen serta menyerap tenaga kerja lokal.
"Untuk itu, kami mohon dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar BUMN Indonesia dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung penggunaan alat transportasi yang ramah lingkungan,” tutup Yadi.
Advertisement