Liputan6.com, Jakarta - Beberapa kecelakaan truk yang terjadi melibatkan kendaraan berusia cukup tua. Tentu saja ini menjadi sebuah pertanyaan besar terkait kelayakan kendaraan berusia lanjut yang digunakan untuk operasional.
Advertisement
Lalu sebaiknya, berapa usia bagi sebuah truk yang masuk batas toleransi untuk dipensiunkan dan diganti dengan yang baru?
Duljatmono, Direktur Sales dan Marketing PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (Mitsubishi Fuso), memberikan gambaran bahwa toleransi usia truk tidak lantas bisa langsung diprediksi.
"Toleransi umur truk, sangat sulit diprediksi karena operasional bisnisnya. Apakah on road dan off road, dipengaruhi juga oleh loading, berat muatannya, gaya berkendara sopirnya," ujarnya.
Bicara mengenai kecelakaan truk, deretan kasus tercatat di berbagai media massa. Kecelakaan pada 13 September 2022 misalnya, melibatkan tiga truk di Km 6 Tol Jagorawi arah Bogor.
Seminggu sebelumnya, sebuah truk trailer terlibat dalam kecelakaan di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Masih hangat pula dalam ingatan kecelakaan truk yang menabrak halte berisi anak-anak SD di Bekasi.
"Beberapa fator kecelakaan terjadi karena maintainance dan skill driver. Kami mengadakan safety driving training untuk driver dan mechanic," ujarnya.
Meski belum ada pembahasan secara mendetail, Duljatmono sudah mendapati beberapa catatan dengan penggunaan bidang jasa yang bermacam-macam.
"Relatif karena setiap sektor bisnis beda-beda. Tambang 5 tahun sudah ganti, apalagi bannya sudah pasti cepat ganti karena area berat," ujarnya.
Perlu Melakukan Deteksi
Dengan mempertimbangkan fungsi on road atau off road, loading, berat muatan, termasuk juga gaya berkendara sopir, maka usia pakai truk menurutnya bisa lebih panjang.
"Kalau itu bagus umurnya lebih panjang. Seperti sektor tambang bisa 3-5 tahun, saya sih contoh saja belum pernah studi. Logistik umurnya bisa lebih lama 10 tahun. Apalagi tangki bisa 10 tahun lebih. Namun Pertamina ada standarnya jadi perlu diklarifikasi," kata dia.
Peraturan masing-masing perusahaan juga menjadi pembeda yang bersifat khusus. Keputusan masing-masing untuk melakukan peremajaan bisa berlainan.
"Pada saat membutuhkan peremajaan, kita harus mendeteksi, makanya deteksi perlu dilakukan. Meski pun sama-sama logistik bisa beda policy-nya karena menyangkut bisnis," kata dia.
Terlebih lagi jika kualitas produk bagus, maka menurut dia usia truk akan lebih panjang. Hal ini bergantung pada pilihan konsumen, kenapa memilih merek A dan merek B.
"Kita buktikan itu melalui Colt Diesel dulu karena durabilitas tinggi. Mendominasi pasar hingga 55 persen. Selain itu, Fighter X Euro 4 akan kami tambah safety feature, antilock braking system," ujarnya.
Sumber: Otosia.com
Advertisement