Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan akan kembali terkena dampak topan. Baru saja Topan Hinnamnor melanda, kini ada lagi Topan Nanmadol yang akan lewat.
Topan Nanmadol diprediksi akan memicu hujan deras dan angin kencang di beberapa daerah Korsel, termasuk Pulau Jeju.
Berdasarkan Yonhap, Jumat (16/9/2022), awalnya Topan Nanmadol akan melanda Jepang, yakni melewati Okinapa, kemudian selanjutnya tiba di daratan Pulau Kyushu pada Senin 19 September 2022.
Baca Juga
Advertisement
Setelah Kyushu, Topan Nonmadol akan kembali ke lautan. Namun, cuaca Pulau Jeju diprediksi juga akan terdampak topan tersebut. Dampak itu mulai terjadi pada akhir pekan ini.
Topan itu diprediksi bisa menyebabkan angin yang kuat dan gelombang besar hingga 10 meter di lautan sebelas selatan dan timur Jeju. Pulau Gyeongsang yang berada di tenggara juga kemungkinan mengalami hujan dengan intensitas 50 milimeter per jam.
Administrasi Meteorologi Korea turut menyebut Pulau Jeju dan Gyeongsang bisa mengalami angin kencang hingga 30 meter per detik ketika Nanmadol melewati daerah-daerah mereka.
Topan Namnadol memiliki tekanan atmosfer pusat sebesar 955 hectopascal dan kecepatan maksimal angin hingga 40 meter per detik.
Kekuatan topan tersebut setara dengan Topan Hinnamnor yang mendarat di Korea Selatan pada awal September 2022. Namun topan kali ini memang hanya melewati Korea Selatan saja, dan diprediksi tidak mendarat di Pulau Jeju.
Topan Hinnamnor menyebabkan korban jiwa di Korea Selatan. Ada pula kasus tujuh orang yang tenggelam dan tewas di parkiran bawah tanah akibat topan tersebut.
Dampak Topan Hinnamnor
Sebelumnya dilaporkan, Korea Selatan baru saja menghadapi Topan Hinnamnor pada Selasa pagi (6/9/2022). Badan meteorologi Korea Selatan mengklasifikasi topan itu pada kategori "sangat kuat".
Topan itu masuk ke Korea Selatan melalui selatan. Awalnya melewat Pulau Jeju, kemudian kota Busan dan Ulsan di selatan, kemudian terus menghantam wilayah pesisir, seperti Gyeongju hingga Pohang yang menjadi lokasi syuting drama Hometown Cha Cha Cha.
Kerusakan dan gelombang tinggi tampak terjadi di kota Busan akibat topan tersebut. Pada Selasa pagi, kecepatan topannya mencapai 40 kilometer per detik.
Berdasarkan laporan Yonhap, seorang wanita berusia 75 tahun di kota Pohang setelah terbawa arus air. Wanita itu sedang evakuasi pada pukul 7.57 pagi bersama suami dan anak perempuannya. Satu jam kemudian ia ditemukan tak bernyawa.
Korban lainnya adalah wanita berusia 80 tahunan. Ia terkubur di lumpur pada sebuah rumah yang roboh di Gyeongju.
Banyak Orang Hilang
Lebih lanjut, ada wanita berusia 66 tahun yang hilang setelah masuk ke garasi bawah tanah di sebuah apartemen di Pohang.
Ada banyak kasus orang hilang di Pohang usai berusaha memindahkan kendaraan di garasi bawah tanah. Selain wanita lansia tersebut, ada tujuh orang lainnya yang hilang. Petugas pun berusaha menyisir area garasi bawah tanah untuk mencari korban hilang.
Ada lagi satu orang yang dilaporkan hilang di Pohang karena terbawa arus. Seorang pemuda 25 tahun juga hilang di Ulsan. Ia dilaporkan jatuh ke sungai dalam keadaan mabuk.
Badan meteorologi Korea menyebut Topan Hinnamnor itu keluar dari Korea Selatan pada dua setengah jam usai tiba di pesisir selatan negara.
Advertisement
Akibat Hinnamnor, 600 Sekolah Diliburkan - 250 Penerbangan Dibatalkan
Hinnamnor, salah satu topan terkuat yang melanda Korea Selatan dalam puluhan tahun terakhir itu, menghantam Pulau Jeju di selatan pada Senin 5 September malam, sebelum mendarat di dekat kota pelabuhan Busan, yang menyebabkan ombak besar dan hujan lebat melanda kota itu, serta merusak jalan-jalan dan toko-toko di tepi pantai.
"Topan itu bergerak dengan kecepatan 43 meter per detik ketika mendarat," kata pihak berwenang seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (7/9).
Seorang pria berusia 25 tahun dilaporkan hilang setelah jatuh ke dalam aliran air hujan di kota pesisir timur Ulsan, kata Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat.
Sebagai tindakan pencegahan, pihak berwenang meliburkan lebih dari 600 sekolah di seluruh negeri, sementara maskapai dalam negeri menghentikan sekitar 250 penerbangannya – meski layanan kemudian dilanjutkan secara bertahap pada hari Selasa seiring topan bergerak menuju Jepang.
Korea Utara Juga Waspada
Sementara itu, Korea Utara juga telah bersiap menghadapi badai, di mana sang pemimpin, Kim Jong-un, mengawasi pertemuan di Pyongyang untuk menilai kesiapsiagaan tanggap bencana negara itu, kata laporan media resmi pemerintah pada Selasa.
Kim mengatakan, peningkatan kapasitas tanggap bencana Pyongyang sangat penting karena “tidak ada yang lebih berharga daripada kehidupan dan keselamatan rakyat,” menurut Korean Central News Agency.
Para pakar mengatakan, Korea Utara sangat rentan terhadap banjir dan hujan lebat akibat penggundulan hutan dan sistem irigasi yang buruk.
Kerusakan
Hinnamnor memaksa lebih dari 4.700 orang meninggalkan rumah mereka demi keselamatan, dan menghancurkan sekitar 12.000 rumah dan bangunan.
Hampir 90.000 rumah tangga kehilangan listrik secara nasional saat badai melanda, tetapi pasokan telah dipulihkan ke sebagian besar dari mereka pada Rabu pagi, kata pihak berwenang.
Sebelum topan mendarat, pihak berwenang Korea Selatan menutup lebih dari 600 sekolah di seluruh negeri sebagai tindakan pencegahan dan maskapai penerbangan lokal membatalkan sekitar 250 penerbangan domestik.
Advertisement