Liputan6.com, Canberra - Batik Jawa dibuat acara khusus dalam ajang promosi budaya di Australia. Acara itu digagas oleh Dharma Wanita Persatuan KBRI Canberra dan didukung oleh KBRI Canberra.
Berdasarkan laporan Kementerian Luar Negeri, Jumat (16/9/2022), acara promosi budaya “Indonesian Circle” itu dihadiri oleh anggota dari organisasi wanita internasional di Canberra, dengan mengusung tema "The Beauty of Javanese Batik & Modern Indonesian Culinary", Kamis (15/09/2022).
Baca Juga
Advertisement
Kegiatan dibuka oleh Ketua DWP KBRI Canberra, Marsia Pramono, dilanjutkan dengan paparan mengenai Batik oleh Indonesian Circle Leader, Vera Alatas, yang juga Wakil Ketua DWP KBRI Canberra. Vera mempresentasikan tentang asal-usul batik, jenis-jenisnya dan makna motif batik dari berbagai daerah di Indonesia, juga hal menarik lainnya tentang batik.
Isti Monfries, pencinta seni yang sudah 52 tahun tinggal di Canberra namun tetap semangat melestarikan budaya Indonesia kemudian memandu diskusi dalam kegiatan yang juga memamerkan koleksi kain batik tulis dan lukisan batik hasil karya beliau.
Tidak kalah menarik yaitu presentasi kuliner Indonesia yang disajikan dengan sentuhan modern dan cantik oleh Yetty Daly, masyarakat WNI yang juga sudah lama tinggal di Canberra dan menekuni bidang kuliner Indonesia, yang menunjukkan cara penyajian Nasi Goreng, Sate ayam dan Mie goreng Jawa, serta Klepon dan Risoles dengan tampilan menarik.
Acara yang dipandu oleh Santi Udurman semakin terasa nuansa Indonesia dengan persembahan nyanyian lagu Jawa oleh Katarina Ratih Berman yang menyanyikan “Suwe Ora Jamu” dan “Gundul-gundul Pacul”, juga lagu “Rayuan Pulau Kelapa” dengan mengajak tamu undangan untuk menyanyi bersama.
Para Istri Duta Besar Hadiri Fashion Show Batik di KBRI Manila
Sebelumnya, acara promosi batik juga digelar di Filipina. Para istri duta besar turut diundang.
Pada HUT RI ke-77, sejumlah KBRI melaksanakan acara-acara budaya menarik sehingga membuat spirit 17 Agustus bisa dirasakan di berbagai negara. KBRI Manila sempat mengadakan acara bertajuk Fashion Show dan Membatik Gutta Tamarind. Para istri Duta Besar juga ikut menghadiri acara.
Berdasarkan laporan KBRI Manila, Senin (29/8), kegiatan tersebut dihadiri oleh 50 orang peserta yang merupakan Pasangan Duta Besar Perwakilan Asing di Filipina (Spouses of Head of Missions/SHOM), Embassy Ladies, ASEAN Ladies Foundation (ALF), Museum Volunteers of the Philippines, Polytechnic University of the Philippines (PUP), dan Diaspora Indonesia di Filipina.
Hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut adalah Ibu Niken Apriana, yang merupakan penemu metode baru membatik dengan Gutta Tamarind. Acara dibuka langsung oleh Duta Besar RI di Manila, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo yang didampingi oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Manila, Ibu Ranny Widjojo.
Dalam pembukaannya, Dubes Agus Widjojo menyampaikan bahwa Batik adalah warisan budaya yang sangat penting bagi Indonesia. "Saya berharap, workshop ini dapat lebih memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia," ujarnya.
Prof. Aisyah Endah Palupi, Atdikbud KBRI Manila menyampaikan bahwa membatik dengan menggunakan Gutta Tamarind merupakan cara membatik yang berbeda dengan cara membatik konfensional.
"Cara ini cukup unik karena yang biasanya menggunakan lilin/wax yang dicairkan dan ditorehkan di bahan/kain menggunakan canting, sedangkan kali ini membatik menggunakan bubur biji asam jawa yang dicampur sejenis lemak nabati dan ditorehkan ke bahan/kain hanya dengan menggunakan plastik,’" ungkap Aisyah.
Advertisement
Batik yang Ramah Lingkungan
KBRI Manila menjelaskan bahwa batik Gutta Tamarind adalah batik kreatif yang materialnya menggunakan bubuk biji asam jawa dicampur sejenis lemak nabati. Bubuk biji tamarind memiliki tekstur seperti tepung terigu, uniknya ketika dicampur dengan air panas dia akan mengental.
Kadar kekentalan tergantung dengan kebutuhan, untuk kain yang cederung tebal, pembuatan bubur biji tamarind dibuat lebih encer, tetapi untuk kain yang tipis agak dikentalkan.
‘Tujuan dari metode ini adalah sebagai bahan alternatif kreasi batik yang ramah lingkungan,’ ungkap Niken Apriana.
Selain membatik, kegiatan tersebut juga disemarakkan dengan peragaan busana hasil karya Citra Srikandi Indonesia. Para peserta terlihat antusias menikmati kegiatan membatik dan peragaan busana, terlebih dengan adanya klaim ramah lingkungan dengan penggunaan metode gutta tamarind. KBRI Manila.
Kain Batik Indonesia Jadi Primadona di Kuwait
Kedutaan Besar RI di Kuwait City mempromosikan batik, kain tradisional, dan produk kerajinan Indonesia lewat kegiatan "ASEAN Textile Exhibition and Craft Workshop 2022" yang diselenggarakan di Kuwait pada 1-6 September.
Pameran itu diikuti oleh perwakilan sejumlah negara ASEAN di Kuwait, yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam, menurut KBRI Kuwait City dalam keterangannya pada Sabtu, dikutip dari Antara (3/9).
Duta Besar RI untuk Kuwait Lena Maryana Mukti selaku Ketua Komite ASEAN di Kuwait membuka acara itu dan menyampaikan sambutan yang diikuti penjelasan mengenai sejarah kain tradisional di wilayah Asia Tenggara yang disampaikan oleh Dubes Thailand untuk Kuwait.
Pameran dan lokakarya yang dilaksanakan hingga 6 September tersebut bertujuan memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai kekayaan budaya ASEAN, khususnya kain tradisional dan produk kerajinan yang dihasilkan oleh masing-masing negara anggota ASEAN, kepada masyarakat Kuwait.
Pada kegiatan ASEAN Textile Exhibition and Craft Workshop tersebut, masing-masing Kedutaan Besar negara-negara anggota ASEAN di Kuwait menampilkan produk kain dan kerajinan tradisionalnya.
Advertisement