Peran 13 Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Riau

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 13 orang tersangka teroris di wilayah Riau dalam 2 hari. Mereka adalah terduga teroris dari Jaringan Anshor Daulah (JAD) yang mendukung ISIS.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2022, 10:37 WIB
Ilustrasi penangkapan teroris (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 13 orang tersangka teroris di wilayah Riau dalam 2 hari. Mereka adalah terduga teroris dari Jaringan Anshor Daulah (JAD) yang mendukung ISIS.

"Densus 88 anti teror Polri melakukan upaya penegakan hukum, penangkapan terhadap 13 orang pelaku tindak pidana terorisme di Provinsi Riau," ujar Juru Bicara Humas Polri, Kombes Ade Yaya Suryana, kepada wartawan, Jumat (16/9/2022).

Ade menjelaskan, ke-13 tersangka yang ditangkap terbagi tugas, pertama dalam penangkapan 14 september 2022, sekitar pukul 07.05 sampai dengan 12.10 WIB, Densus berhasil meringkus sembilan tersangka terorisme.

"Diketahui, bahwa mereka mulai mempersiapkan diri untuk melakukan Idad di perkebunan sawit di wilayah Riau," ujarnya.

Adapun rincian peran para tersangka, yaitu RP dan JW, keterlibatan ikut melaksanakan dan berperan dalam survei lokasi pelatihan jihad di Dumai dan ikut dalam grup telegram tentang pengorganisasian jihad fisabilillah.

"Sementara tersangka II, tergabung dalam kelompok teroris di Dumai 2019 sampai 2021 dan saat ini ikut dalam kelompok Kholaqoh Singa Timur pimpinan Abu Jafar yang berencana akan melakukan amaliyah yang berjumlah 8 orang dan melakukan survei lokasi di Dumai," sebutnya.

Kemudian tersangka lainnya inisial Z, M, MA, dan ITZ turut melakukan I'dad atau persiapan fisik, sebanyak dua kali di Riau pada awal tahun 2020, dan melakukan lokasi idad di lokasi sawit di Dumai. Lalu, MNS sama dengan dengan mereka sempat melakukan I'dad, namun juga terlibat dalam kelompok penyerangan Mapolda Riau tahun 2018.

"Kesembilan inisial WI, keterlibatan merupakan kelompok anggota JAD Provinsi Riau, merupakan amir dari kelompoknya. Merupakan pembina NII di wilayah Indragiri Hulu," sebut Ade.

"Berencana menjadikan kebunnya sebagai tempat i'dad bersama dengan kelompoknya, di Indragiri Hulu dan berencana akan membantu keuangan untuk pembangunan penampungan akhwat milik Yasri Yahasfar Abu Hanif bin Bangkinah," tambah dia.


Penangkapan Kedua

Gaya Densus 88 Antiteror Mabes Polri saat penangkapan terduga teroris di Jalan Gempol Raya, Kunciran Indah, Tangerang, Banten, Rabu (16/5). Petugas tampak menenteng senjata laras panjang dan menggunakan penutup wajah. (Merdeka.com/Istimewa)

Kemudian penangkapan kedua terjadi pada Jumat, 16 September 2022 sekitar pukul 06.50 WIB sampai dengan 11.20 WIB, Densus 88 Antiteror Polri berhasil menangkap empat tersangka terorisme.

Mereka adalah inisial S, dua inisial A, tiga insiala ES, empat inisial AF. Mereka terlibat pada kegiatan di tahun 2013 menghadiri pertemuan bidang Bayan di Wisata Dakwah Gofur. Alhasil dengan begitu total menjadi 13 tersangka.

Selain itu dalam tersang ini, sosok AF ternyata turut memiliki beberapa peran selain mengikuti latihan. Dia juga diduga merupakan pemilik sebuah yayasan yang berafiliasi dengan Jamaah Islamiyah dan pada awal 2017 AF menampung pengajar dan para siswa sekolah.

"Kemudian pada 2018 AF mengikuti pertemuan wilayah di hotel Padang Sumatera Barat. Selanjutnya, angkatan pertama sekolah Adira Riau 2017-2018," ujarnya.

Lalu, februari 2018, bertugas sebagai bendahara Adira Riau, bertugas sebagai Eo atau event organizer Adira Riau, mengikuti pelatihan event training di Aceh Tamiang pada akhir 2018.

"Sampai, Juli 2020 mengikuti pertemuan peleburan struktur bidang JI dan pengukuhan TDC Riau menjadi Korda Riau. Sampai mengetahui pelarian ME," sebutnya.

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka

Infografis Anggota MUI Jadi Terduga Teroris Bekasi (Liputan6.com/Triyasni)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya