Liputan6.com, Solo Ribuan penonton ikut menyaksikan konser gamelan yang menampilkan sejumlah kelompok karawitan dari berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya orang tua, kalangan anak muda maupun generasi milenial tumplek blek ikut menyaksikan konser gamelan yang juga dihadiri Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Konser gamelan bertajuk ‘Mahambara Gamelan Nusantara: Gamelan Indonesia untuk Dunia’ digelar untuk memeriahkan penyerahan simbolis intagible cultural heritage (warisan budaya tak benda) dari UNESCO di Balai Kota Solo, Jumat malam (16/9/2022).
Konser tersebut diawali dengan pentas gamelan dari kelompok Gamelan Ageng untuk memberikan penghormatan kepada almarhum Prof Rahayu Supanggah. Sosok empu gamelan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta itu sebagai inisiator yang mengajukan gamelan sebagai warisan tak benda ke UNESCO.
Baca Juga
Advertisement
Indonesia mengajukan gamelan sebagai nominasi ke UNESCO pada tahun 2019 silam. Pada sidang UNESCO sesi ke-16 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of The Intagbile Cultural Heritage di Paris, Perancis pada 15 Desember 2021, menetapkan gamelan sebagai warisan budaya tak benda.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendibudristek, Restu Gunawan mengatakan syukuran untuk merayakan pengukuhan gamelan sebagai warisan budaya tak benda dari UNESCO sempat tertunda karena pandemi covid-19.
“Tapi karena pandemi, kita mundur sekarang ini (perayaan). Meski demikian bukan berarti makna dan hakekatnya berkurang,” kata dia di Balai Kota Solo, Jumat malam (16/9/2022).
Selain itu, konser gamelan itu digelar untuk memberikan penghormatan kepada Rahayu Supanggah, empu gamelan dari ISI Surakarta. Dia merupakan sosok yang mendedikasikan hidupnya untuk gamelan.
“Terima kasih sekalai kepada Prof Rahayu Supanggah sebagai inisiator,” ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pembagian Gamelan
Restu meningatkan bahwa pengakuan gamelan dari UNESCO sangat membanggakan tetapi yang lebih penting ke depannya adalah melestarikan seni gamelan kepada generasi muda. Gamelan memiliki nilai filosofi yang tinggi sekali, selain itu etnomusikologi itu juga sudah berusia sangat tua.
“Tapi kadang-kadang kita lupa tidak memanfaatkan dan memanfaatkan itu,” kata Restu.
Ia sangat mengapresiasi program kebjiakan Pemerintah Kota Solo yang membagikan gamelan ke kelurahan dan sekolah. Diharapkan kebijakan itu menjadi salah satu cara untuk tetap melestarikan gamelan di kalangan anak muda.
“Mudah-mudahan terus berkembang, anak-anak dan adik-adik kita bisa belajar dan berlatih lewat gamelan ini,” ucapnya.
Advertisement