Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menyatakan ada permintaan batu bara dari Eropa, tetapi saat ini perseroan prioritaskan pelanggan yang sudah ada.
Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Jusnan Ruslan menuturkan, pihaknya fokus kepada pelanggan yang sudah ada di Asia pada 2022. Ia mengakui, beberapa permintaan dari Eropa sudah datang. Namun, produksi perseroan saat ini untuk pelanggan yang sudah ada.
Advertisement
"Beberapa permintaan dari Eropa sudah datang ke kami, dengan produksi saat ini prioritas customer yang maintain bertahun-tahun," ujar dia saat public expose live 2022, Kamis, 15 September 2022.
Namun, perseroan menuturkan tidak melepas kesempatan jika permintaan dan harga membaik. "Eropa permintaan membaik dari sisi harga, kita tidak akan lepas," kata dia.
Perseroan menargetkan produksi 17,5-18,8 juta ton dan volume penjualan 2022 sebesar 20,5-21,5 juta metrik ton (Mt). Selama semester I 2022, volume penjualan mencapai 8,1 juta Mt.
Volume penjualan tersebut antara lain ke pasar Tiongkok 28 persen, Indonesia 22 persen, Jepang 16 persen, Filipina 8 persen, lainnya 7 persen, Bangladesh, India masing-masing 6 persen, Thailand 5 persen, dan Taiwan dua persen.
Hingga semester I 2022, perseroan mencatat penjualan yang telah terkontrak 88 persen. "Masih ada 12 persen (untuk dijual-red), negosiasi berjalan," kata Jusnan.
Untuk belanja modal 2022, perseroan telah merealisasikan belanja modal 22 persen atau sebesar USD 14,9 juta dari total USD 68,8 juta.
Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Junius Darmawan menuturkan, realisasi belanja modal paling besar untuk pembelian alat berat di anak perusahaan. "Sisa selain itu untuk pemeliharaan fasilitas dan infrastruktur tambang," kata dia.
Ia menambahkan, kondisi supply chain atau rantai pasokan berpengaruh sehingga prioritaskan sisa pemesanan kontraktor pertambangan.
Potensi Stock Split?
Saat ditanya mengenai potensi pemecahan nilai nominal saham atau stock split seiring harga saham ITMG yang relatif mahal di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan belum berencana untuk stock split.
"Dalam waktu dekat belum ada rencana stock split. Apakah kita akan lakukan, kita belum tahu. Semua kemungkinan bisa terjadi," kata Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Mulianto.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 16 September 2022, saham ITMG turun 1,31 persen ke posisi Rp 43.425 per saham. Saham ITMG dibuka stagnan Rp 44.000 per saham. Saham ITMG berada di level tertinggi Rp 44.225 dan terendah Rp 43.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.292 kali dengan volume perdagangan 32.689 saham. Nilai transaksi Rp 142 miliar.
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengumumkan kinerja perseroan selama paruh pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 460,83 juta atau sekitar Rp 6,79 triliun. Laba itu naik 291,78 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 117,63 juta.
Raihan itu sejalan dengan pendapatan bersih yang tumbuh 99,8 persen menjadi USD 1,42 miliar pada semester I 2022 dibanding semester I 2021 sebesar USD 676,3 juta.
Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat (12/8/2022), pendapatan perseroan utamanya ditopang penjualan batu bara ke luar negeri. Rinciannya, penjualan di kawasan Asia Tenggara (kecuali Indonesia), India, dan Pakistan tercatat sebesar USD 435,24 juta. Disusul penjualan di Taiwan, Cina, Hongkong dan Korea sebesar USD 373,86 juta, serta Jepang senilai USD 322,16 juta. Sementara penjualan domestik atau dalam negeri tercatat sebesar USD 290,29 juta.
Seiring kenaikan pendapatan bersih, beban pokok naik menjadi USD 672,38 juta dari USD 448,96 juta pada semester I 2021. Meski begitu, laba bersih perseroan masih tercatat naik 229,53 persen menjadi USD 749,16 juta pada semester I 2022.
Aset
Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar USD 64,11 juta, beban umum dan administrasi USD 15,69 juta, dan beban lain-lain sebesar USD 72,69 juta. Lalu penghasilan keuangan USD 2,05 juta dan beban keuangan USD 1,86 juta.
Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar USD 460,68 juta, naik 291,73 persen dibanding semester I 2021 sebesar USD 117,6 juta.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar USD 1,97 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 1,67 miliar. Terdiri dari aset lancar USD 1,27 miliar dan aset tidak lancar USD 705,79 juta.
Liabilitas sampai dengan Juni 2022 naik menjadi USD 491,84 juta dari posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 464,68 juta. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar USD 396,16 juta dan liabilitas jangka panjang Rp 95,67 juta.
Sementara ekuitas sampai dengan akhir Juni 2022 tercatat sebesar USD 1,48 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 1,2 miliar.
Advertisement