Presiden Xi Jinping Absen Pemakaman Ratu Elizabeth II, Utus Perwakilan dari China

Presiden China Xi Jinping mengutus Wakil Presiden Wang Qishan menghadiri upacara pemakaman Ratu Elizabeth II di Inggris.

oleh Liputan6.comHariz Barak diperbarui 18 Sep 2022, 14:03 WIB
Xi Jinping menyampaikan pidato penting dalam upacara peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) di Beijing, ibu kota China, pada 1 Juli 2021. (Xinhua/Ju Peng).

Liputan6.com, Beijing - Presiden China Xi Jinping mengutus Wakil Presiden Wang Qishan menghadiri upacara pemakaman Ratu Elizabeth II di Inggris.

Kedatangan Wang atas undangan pemerintah Kerajaan Inggris, demikian pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Mao Ning di Beijing, Sabtu, dikutip dari Antara, Minggu (18/9/2022).

Wapres Wang pada Senin (12/9) mengunjungi Kedutaan Besar China di Inggris untuk menyampaikan pesan duka cita atas wafatnya Ratu Elizabeth.

Wang menilai Sang Ratu sangat berperan besar dalam meningkatkan hubungan bilateral China-Inggris.

Selain penguasa pertama Inggris yang berkesempatan mengunjungi China, Sang Ratu juga telah beberapa kali menerima kunjungan para pemimpin China ke Inggris.

"Tahun ini menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara China dan Inggris. Perkembangan hubungan bilateral telah menunjukkan kestabilan selama kedua belah pihak mengikuti prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan," kata Wang.

Beberapa media di Inggris, Jumat (16/9), melaporkan bahwa parlemen Inggris melarang seorang anggota delegasi China yang mendampingi Wang Qishan memasuki area Westminster Hall, tempat jenazah Sang Ratu dibaringkan.

Larangan itu sebagai tindakan balasan atas sanksi yang dijatuhkan oleh China kepada tujuh anggota parlemen Inggris terkait isu Uighur di Xinjiang.

Menanggapi hal tersebut, Mao Ning mengatakan bahwa kehadiran delegasi asing itu atas undangan pihak Inggris untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Ratu dan menghargai pihak pengundang.

"Sebagai tuan rumah, pihak Inggris tentu memahami protokol diplomatik dan tata krama saat menerima tamu," kata diplomat perempuan itu.

 


PM Inggris Liz Truss Akan Bertemu Pemimpin Dunia Jelang Pemakaman Ratu Elizabeth II

Ratu Elizabeth II. (AP Photo/Frank Augstein, Pool, File)

Perdana Menteri Inggris Liz Truss akan bertemu sejumlah pemimpin dunia menjelang pemakaman Ratu Elizabeth II pada Senin, termasuk Presiden Joe Biden.

Perdana menteri akan mengadakan pembicaraan informal dengan pemimpin AS - dan para pemimpin Kanada, Polandia dan Irlandia - pada hari Minggu.

Dia akan bertemu rekan-rekannya dari Australia dan Selandia Baru pada hari Sabtu, demikian seperti dikutip dari MSN News, Sabtu (17/9/2022).

Pemakaman hari Senin akan menjadi salah satu acara diplomatik terbesar dalam beberapa tahun terakhir, dengan sekitar 500 kepala negara dan pejabat asing diperkirakan akan hadir.

Ini akan memberi Ms Truss kesempatan untuk bertemu rekan-rekan asing kurang dari dua minggu setelah menjabat.

Downing Street menambahkan bahwa pertemuan lebih lanjut yang akan berlangsung selama akhir pekan dapat diperbaiki pada hari Jumat nanti.

 


Pertemuan Perdana sebagai PM Inggris

Dresscode untuk pemakaman Ratu Elizabeth II telah ditentukan (instagram/theroyalfamily)

Meskipun dia bertemu Biden ketika dia menjadi menteri luar negeri, pertemuan akhir pekan ini dengannya akan menjadi yang pertama bagi Truss sebagai perdana menteri Inggris.

No 10 mengatakan pertemuan itu akan berlangsung di Downing Street pada hari Minggu, bersama dengan pertemuan dengan Taoiseach Irlandia (Perdana Menteri) Micheál Martin, PM Kanada Justin Trudeau, dan Presiden Polandia Andrzej Duda.

Sebelum ini, Truss juga akan bertemu PM Australia Anthony Albanese dan PM Selandia Baru Jacinda Ardern pada hari Sabtu di Chevening, retret resmi negara menteri luar negeri di Kent.

Truss juga akan menghadiri Majelis Umum PBB di New York minggu depan, di mana pertemuan lebih lanjut dengan para pemimpin global diharapkan.

Downing Street mengatakan pembicaraan akhir pekan ini tidak akan menjadi pertemuan bilateral formal karena periode berkabung resmi selama 10 hari, yang berarti tidak akan ada akses media.

Media tidak akan menerima ringkasan diskusi seperti yang biasanya terjadi setelah pertemuan PM dengan para pemimpin asing, No 10 menambahkan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya