Liputan6.com, Jakarta - Setiap pasangan memiliki durasi hubungan seks yang berbeda-beda. Tidak pernah ada patokan yang saklek dalam hal durasi bercinta. Namun, Anda mungkin merasa khawatir saat suami seringkali ejakulasi terlalu cepat.
Pikiran terkait ejakulasi dini pun bisa saja muncul jikalau kejadian tersebut berlangsung terus-menerus saat tengah berhubungan seks. Lalu, apa yang sebenarnya harus dilakukan?
Advertisement
Dokter spesialis kedokteran jiwa, Gina Anindyajati mengungkapkan, saat menghadapi persoalan tersebut, dokter biasanya akan lebih dulu memeriksakan kondisi kesehatan yang bersangkutan secara keseluruhan.
Bisa saja terdapat kondisi kesehatan atau masalah genetik lainnya yang dapat membuat seseorang mengalami ejakulasi dini. Terlebih, ada obat-obatan tertentu yang memang bisa membuat ejakulasi terjadi dengan lebih cepat.
"Kalau kita sudah cari masalah biologisnya, kita juga bisa cari dari aspek psikososialnya. Jadi pada kebanyakan kasus ada aspek psikologis yang berkaitan dengan relasi berpasangan," ujar Gina dalam webinar Let's Talk Pleasure ditulis Minggu, (18/9/2022).
"Jadi itu yang perlu digali --- Artinya harus membuka diri bahwa masing-masing pasangan ini punya kelebihan dan kekurangan. Dari sini baru muncul proses adaptasi yang enggak semua orang cocok dan bisa melewati. Di sini bisa menjadi stressor untuk munculnya masalah fungsi seksual," tambahnya.
Gina menambahkan, jika hal tersebut yang terjadi, maka Anda dan pasangan perlu melihat apa yang menjadi masalah dalam relasi tersebut. Sehingga nantinya bisa berfokus pada solusi masalah yang dialami.
Harus Melihat dari Berbagai Aspek
Menurut Gina, dalam menyikapi persoalan ejakulasi dini, perlu untuk melihat dari berbagai aspek atau secara komprehensif. Seperti biologis, psikologis, dan sosial.
Hal tersebut dikarenakan ejakulasi dini memang dapat disebabkan oleh banyak faktor yang tak selalu sederhana.
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Dokter spesialis kedokteran jiwa, Wijaya Taufik Tiji. Menurutnya, saat seorang pria mengalami masalah seksual, cerita bukan menjadi hal yang mudah.
Sehingga seringkali pria lebih banyak mencoba-coba mencari solusi sendiri daripada mencari bantuan profesional. Saat tidak berhasil, baru kebanyakan orang akan coba berkonsultasi dengan dokter yang tepat.
"Untuk cerita saja dia butuh keberanian yang luar biasa, karena ini merupakan hal yang tabu. Kedua bahwa rasanya kehormatannya jadi berkurang, keperkasaannya jadi berkurang," kata Taufik.
"Nah kalau pasien datang dengan ejakulasi dini, pertama cari dulu memang aspek psikis dan sosialnya. Tapi kadang-kadang orang selalu salah kaprah, salah mengerti soal ejakulasi dini," tambahnya.
Advertisement
Salah Kaprah Soal Ejakulasi Dini
Lebih lanjut Taufik mengungkapkan bahwa seringkali orang menganggap bahwa ejakulasi dini terjadi ketika seorang pria bisa ejakulasi dalam waktu sekian menit. Padahal, tidak pernah ada konsensus tertentu terkait durasi.
"Dikatakan ejakulasi yang bagus itu kalau dia bisa berhubungan seksual itu lebih dari sekian menit. Padahal kalau kita lihat kepustakaan, tidak ada konsensus khusus kalau sekian menit itu dikatakan dini, sekian menit itu dikatakan lambat," ujar Taufik.
"Nah tapi ada kepustakaan yang menyebutkan kalau di dalam hubungan seksual, dia bisa mempertahankan ereksinya, ejakulasi selama lebih dari satu menit, itu sudah tidak dikatakan sebagai ejakulasi dini," tambahnya.
Menurut Taufik, ejakulasi dini itu terjadi jikalau belum ada penetrasi atau ketika baru mau penetrasi, ejakulasi sudah terjadi. Namun jikalau durasi penetrasi sudah berlangsung lebih dari satu menit, maka tidak dapat dikatakan ejakulasi dini.
"Kepuasan seksual dengan pasangan tentunya tidak hanya terkait pada ejakulasi. Tetapi juga kepuasan seksual pada pasangan. Nah, perempuan, wanita itu memiliki karakteristik yang unik," kata Taufik.
Perbedaan Wanita dan Pria dalam Hal Seks
Taufik mengungkapkan bahwa wanita memiliki karakteristik yang unik dalam hal seksualitas. Hal tersebut lantaran biasanya wanita membutuhkan durasi yang lebih lambat untuk membangkitkan hasrat seksual.
"Jadi wanita lambat untuk hasrat seksualnya bangkit, tapi bertahannya juga lebih lambat. Sedangkan lelaki cepat untuk membangkitkan hasrat dan juga resolusinya lebih cepat. Nah jadi mungkin yang sering merasa memiliki ejakulasi dini itu pertama perhatikan dulu di dalam hubungan seksual,"
"Foreplay-nya bagaimana? Barangkali foreplay-nya sedang sampai kepuasan seksual dicapai secara bersama-sama pasangan. Kedua, mungkin hasrat dan libidonya terlalu tinggi, akhirnya dia pengendaliannya menurun," ujar Taufik.
Maka jikalau memang pasangan mengalami tanda-tanda ejakulasi dini, akan ada tatalaksana tertentu yang bisa dilakukan. Sehingga Anda bisa datang pada dokter atau psikiater untuk mengonsumsi obat.
Sedangkan yang tidak berkaitan dengan obat, pasien biasanya dianjurkan untuk melakukan olahraga tertentu untuk mengatasi masalah tersebut. Namun yang terpenting adalah dengan memastikan dulu soal pengendalian diri ketika foreplay dan saat seks berlangsung.
Advertisement