Kemeriahan Festival Pangan Non Beras Banyuwangi

Para peserta festival mereka mengolah bahan-bahan pangan, seperti singkong, jagung, talas, ubi, kentang, dan ganyong.

oleh stella maris diperbarui 18 Sep 2022, 17:54 WIB
Festival Pangan Non Beras (Fepanora) digelar di Taman Blambangan Banyuwangi, Sabtu (17/9)/Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta Aneka makanan dan kudapan berbahan dasar berasal dari tanaman pangan non beras disajikan menarik oleh para kader PKK Banyuwangi, dalam Festival Pangan Non Beras (Fepanora).

Festival ini digelar di Taman Blambangan Banyuwangi, Sabtu (17/9). Aneka olahan makanan sehat yang berasal dari tanaman pangan lokal ditampilkan para kader PKK dari 25 kecamatan di Banyuwangi.

Sebut saja Nasi Sinaga (makanan berbahan singkong dan buah naga), jagung talas kukus, nasi jalut (jagung pulut), bola-bola telo (ubi) ungu isi rebung, singkong gulung nori, lontong bentul, hingga sushi singkong udang.

Juga ada aneka lauk pauk lezat sebagai pelengkap hidangan makan siang. Ada aniku (acar nila kuning), tempe telur (pelor) panggang, terong ikan lipat (talipat), gecok ares pisang, sushi daun mengkudu, sakemoz (sabrang, keju mozarella, telur), hingga lele cordon bleu.

“Lewat festival ini, kami ingin mengajak masyarakat akan pentingnya pemanfaatan makanan non beras. Banyuwangi punya beraneka hasil pertanian. Kebutuhan karbohidrat tidak hanya didapat dari beras dan terigu. Tapi bisa dari jagung, umbi-umbian, sayuran dan lain-lain. Untuk lebih menarik, maka kita harus kreatif mengolahnya,” kata Asisten Pemerintahan dan Kesra, Arief Setiawan saat membuka festival tersebut.

Para peserta festival mereka mengolah bahan-bahan pangan, seperti singkong, jagung, talas, ubi, kentang, dan ganyong. Ada pula buah naga, jeruk, pisang, kelapa dan lemon. Sementara sayuran juga banyak dipakai mulai dari daun pepaya, daun singkong, daun sawi, kecombrang, terong, dan lain-lain.

 

Festival Pangan Non Beras (Fepanora) digelar di Taman Blambangan Banyuwangi, Sabtu (17/9)/Istimewa.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, M. Khoiri menambahkan, event ini akan semakin meningkatkan kemanfaatan pangan non beras dan terigu. Ini, kata dia, sebagai kampanye kepada masyarakat bahwa bahan pangan utama bukanlah nasi saja.

"Masih banyak hasil bumi yang bisa diolah. Menyadarkan warga pemenuhan gizi bisa dari aneka bahan lainnya, sehingga jangan terpaku pada nasi saja. Dengan asupan yang baik dari berbagai bahan pangan, inshaallah kecukupan gizi bisa terpenuhi. Ini juga menghindarkan resiko stunting," kata Khoiri.

Selain melombakan kreasi pangan non beras, kegiatan ini juga diisi dengan launching e-book pangan non beras. E-book dimaksud bisa diakses di website Dinas Pertanian dan Pangan. "Di dalamnya sekaligus pengguna bisa menghitung pemenuhan gizi yang dibutuhkan," kata Khoiri.

Festival disambut gembira oleh kader PKK. Menurut mereka, festival yang digelar rutin tiap tahun ini memicu mereka untuk terus berkreasi mengolah bahan pangan yang ada di sekitar mereka.

"Kami membuat talas monyong. Talas dikukus dibuat seperti burger, dibungkus daun pisang lalu dibakar. Lauknya sidat geplek, dibumbu rempah-rempah dan ditambahkan kecombrang. Kudapannya susu dan tepung jagung. Rasanya enak kok,” kata Asmaul Husan, kader PKK dari Kecamatan Licin.

Dalam kesempatan itu, diberikan penghargaan kepada tujuh hotel, tiga restoran dan enam UMKM yang konsisten memanfaatkan menu pangan non beras dalam menu pilihannya.

Diserahkan pula penghargaan kepada para pemenang lomba kreasi makanan sehat non beras. Juara pertama diraih TP PKK Kecamatan Licin. Juara kedua TP PKK Kecamatan Kabat. Juara ketiga adalah Kecamatan Kalipuro.

 

 (*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya