Liputan6.com, Jakarta - Masa kehamilan berbeda bagi tiap orang, tak terkecuali dialami beauty influencer Tasya Farasya yang justru makin aktif dan menghindari malas gerak (mager) hingga tak ingin terlalu menuruti ngidam banyak hal. Namun ia mengatakan dalam trisemester pertama dan kedua ada fase perubahan hormonal yang sangat memengaruhi.
"Kalau aku lebih enak dibawa aktivitas, kalau nggak gerak malah tambah kerasa banget capek, dan begah," ujar Tasya saat ditemui di acara kampanye Discover Your Beauty Through The #PowerofNaturalOil di Wyl’s Kitchen, Jakarta Selatan, Kamis 15 September 2022. Tasya menambahkan meski ngidam, ia bahkan mengikuti anjuran dokternya agar tidak menuruti semua yang ingin dimakan.
Baca Juga
Advertisement
"Aku lebih jaga porsi makan dan nggak bisa telat makan, itu pun nggak bisa banyak-banyak kalau sudah lelah dan makannya banyak akhirnya malah jadi tambah sesek, malas, nggak bisa ngapa-ngapain," kata wanita 30 tahun itu.
Selama kehamilan, selain menjaga jam makan, ia juga memerhatikan pola tidur yang mulai agak kesulitan karena perutnya membesar. Namun jam tidurnya sebisa mungkin tidak berkurang. Hal itu dilakukan agar keesokan harinya lebih segar beraktivitas, terutama tidak merasa lemas saat harus olahraga.
"Sekarang hamil kedua ini aku rajin olahraga aku yoga dan olahraga yang buat ibu hamil, dipantau sama pelatihnya biar gerak aja dan dokter aku nyaranin jangan dibawa lemes." Menurut sang dokter, olahraga memang bagus dan disarankan untuk ibu hamil.
Dalam seminggu sesuai anjuran dokternya, Tasya rutin melakukannya empat kali. Hal itu diselingi dua kali yoga dan dua kali olahraga biasa. Akan tetapi ia tidak memaksakan harus berolahraga jika jadwalnya sedang padat, bahkan belakangan ia sudah dua minggu tidak olahraga karena sibuk.
Beda dengan Kehamilan Pertama
Hal itu berbeda dengan kehamilan pertamanya yang tidak ada permasalahan sama sekali dengan kulit. Tasya merasakan kehamilannya kali ini cukup memiliki problem dengan kondisi kulit kering.
Di trisemester pertama Tasya bahkan mengalami bruntusan dan kulit wajahnya mengelupas saking keringnya. Kondisi tersebut diperparah karena ia malas memakai skincare, sehingga kondisi hormonal tersebut tidak dibantu perawatan kulit yang memadai.
"Sempet yang aduh males banget, sampai parah kulitnya, tapi akhirnya aku paksain," sebut Tasya. Kemudian memasuki trisemester kedua, ia mengalami hormonal yang berubah lebih baik. Tak semalas di awal kehamilan, Tasya kembali agak rajin memakai perawatan dasar namun ia tidak pernah ketinggalan untuk double cleansing, memakai sunscreen, hingga menjaga kelembaban kulit.
"Nggak tahu mungkin karena udah rajin lagi skincare-an mungkin hormonnya udah beda lagi trisemester kedua sekarang udah fine aja," kata wanita kelahiran 1992 ini.
Saat kehamilan, Tasya juga mengakui mengalami penggelapan kulit di area leher. Namun menurutnya hal itu akan berangsur hilang usai melahirkan. Menurutnya, permasalahan leher yang menggelap biasa dihadapi ibu hamil dan tingkat keparahannya pun berbeda untuk setiap orang.
Advertisement
Strect Mark saat Kehamilan
Selain kulit kering, ternyata Tasya Farasya juga mengalami kondisi peregangan kulit atau stretch mark. Hal ini dialaminya saat hamil pertama dan dikhawatirkan akan terjadi juga di kehamilan kedua.
"Waktu hamil kedua ini belum ada sih, aku juga hamil pertama strect mark baru ada setelah anaknya udah lahir. Jadi pas perutnya membesar itu belum kelihatan," kata Tasya yang sempat mengejam pendidikan dokter gigi. Garis-garis merah stretch mark yang dialami Tasya baru terlihat usai anaknya lahir, sementara kehamilan kedua belum diketahui seberapa banyak.
Ketika ditanya cara mencegahnya, ia mengaku hanya berusaha melembabkan bagian perutnya yang meregang dengan minyak. Tasya yang mengaku memang bakat memiliki strect mark sudah pasrah mengalami hal itu.
"Paling nanti habis lahiran mumpung stretch mark nya masih merah bakal dirajinin pakai minyak, dilembapin banget aja dan cari tahu lagi kira-kita kalau tetap nggak bisa ilang juga, perawatan tahap lanjutnya apa," tuturnya lagi.
Stretch Mark Menurut Dokter
Di sisi lain, sepanjang siklus kehidupan kulit memang kerap mengalami permasalahan dengan sangat bervariasi, seperti bekas luka scars, stretch mark, kulit kering, warna kulit tidak merata serta penuaan dini. Beberapa memiliki penyebab situasional, akibat perubahan hormon, genetik, dan sebagainya serta dapat terjadi dari ujung rambut hingga kaki.
Mengulik lebih jauh tentang permasalahan kulit, dr. Melyawati Hermawan, Sp.KK di kesempatan yang sama mengatakan, "Setiap orang rentan mengalami masalah kulit, terlebih wanita khususnya pada masa kehamilan,". Namun, masalah kulit sebenarnya dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat sekaligus konsisten melakukan perawatan kulit sejak dini secara rutin dengan menggunakan produk perawatan yang tepat, kandungan yang aman, dan sesuai kebutuhan serta jenis kulitnya.
Ia menambahkan, saat ini produk perawatan kulit bagaikan kebutuhan primer bagi kebanyakan orang, khususnya wanita bahkan dari usia muda. Sebab terhindar dari berbagai permasalahan kulit pun menjadi keinginan bagi setiap orang.
Kini, kandungan dalam produk perawatan kulit juga menjadi perhatian setiap orang. Produk perawatan kulit yang memiliki kandungan-kandungan alami, semakin diminati karena memiliki manfaat yang baik dan relatif aman untuk kulit.
"Terdapat minyak tumbuhan alami, misalnya Jojoba Seed Oil, Sunflower Seed Oil, Chamomile Oil, Rosehip Oil, Calendula Oil, Pomegranate Oil, yang dapat berperan sebagai pelembap, membantu menyamarkan bekas luka, memperbaiki sawar kulit, anti-aging, anti radang, antioksidan serta antibakteri," terang dr. Melyawati Hermawan.
Advertisement