Liputan6.com, Jakarta Andai John Herdman lolos dalam trial di Noots County, salah satu klub tertua di Inggris dari Nottingham mungkin dunia tidak mengenalnya sebagai pahlawan sepak bola Kanada.
Tak hanya sekadar pahlawan, Herdman juga sangat layak bila disebut sebagai legenda sepak bola Kanada. Ia jadi pelatih pertama dalam sejarah yang berhasil membawa tim sepak bola wanita dan pria suatu negara untuk lolos ke Piala Dunia.
Advertisement
Kegagalan di Noots County itu yang kemudian membulatkan tekadnya untuk fokus dalam dunia kepelatihan dan memulai kursus saat usianya baru 16 tahun. Di usia 17 tahun, John Herdman yang dilahirkan di kota kecil bernama Consett pada 19 Juli 1975, sudah mendapat lencana kepelatihan pertamanya.
Usai mendapatkan sertifikat kepelatihan ia melanjutkan kuliah ke Leeds Trinity University, mengambil jurusan sport science dan bergabung ke dalam tim sepakbola universitas. Tak sekadar bermain, John Herdman juga menyalurkan ilmunya sebagai pelatih.
Setelah lulus, John Herdman kemudian kembali ke Consett dan menjadi seorang guru SD di St. Patrick, sekolahnya dulu semasa kecil. Kemudian melanjutkan karier sebagai pelatih Akademi Sunderland.
Meski begitu ia sempat diragukan kredibilitasnya sebagai seorang pelatih. Maklum saja, ada skeptisisme di Inggris terhadap seorang pelatih yang tidak punya karier sebagai pemain professional
Herdman menyadari bahwa masa depan kariernya di sepak bola Inggris yang konservatif sangatlah tipis.
“Ada mantan pemain timnas Inggris, dan saya melatih putranya di Sunderland. Dia berkata: ‘Dengar John, Anda adalah guru-pelatih yang sangat baik. Saya berharap memiliki keterampilan mengajar yang Anda miliki, tetapi satu hal yang tidak akan pernah Anda miliki adalah pengalaman berdiri di lapangan di depan 60.000 orang. Itulah mengapa Anda tidak akan pernah mencapai level tertinggi,” tutur John Herdman, dikutip dari inews.
Diragukan
Meski diragukan, John Herdman mampu bertahan selama 3 tahun hingga 2001. Saat itu, ia juga nyambi sebagai dosen paruh waktu di Northumbria University. Di situ ia bertemu dengan Dr. Paul Potrac yang mengajaknya pindah ke Selandia Baru.
John Herdman pindah ke Selandia Baru pada tahun 2002, menjadi direktur sepak bola regional, sekaligus Manajer Pendidikan Pelatih di bawah asosiasi sepakbola Selandia Baru.
Empat tahun kemudian Herdman diangkat menjadi pelatih kepala timnas sepakbola wanita Selandia Baru. Selain tim senior, Herdman juga memimpin tim junior dan menjabat sebagai Direktur Pengembangan Sepakbola Selandia Baru hingga tahun 2011.
Selama ditangani Herdman, sepa kbola wanita Selandia Baru meraih prestasi terbaik mereka sejak tahun 1980-an. Timnas senior Selandia Baru berhasil dibawanya lolos ke Piala Dunia Wanita pada 2007 dan 2011, serta lolos ke Olimpiade Beijing 2008.
Herdman juga berhasil membawa Selandia Baru memenangi 2 kejuaraan Oceania dan menjadi runner-up Piala Siprus 2010. Sementara di level junior, John Herdman berhasil membawa anak asuhnya mencapai 2 Piala Dunia Wanita U-20 pada tahun 2006 dan 2008.
Prestasi Herdman di Selandia Baru itu membuat Asosiasi Sepakbola Kanada kepincut. Ia lalu diperkenalkan pada 2 September 2011 sebagai pelatih kepala tim sepakbola wanita Kanada.
Advertisement
Sains
Ia datang setelah Kanada gagal total di Piala Dunia Wanita 2010.
Untuk membangunkan “raksasa yang tertidur” itu Herdman menggabungkan sains, teknologi, dan psikologi olahraga dalam metode latihannya.
Gerakan para pemain dilacak dengan sistem kamera khusus. Kebugaran para pemain juga dipantau dengan GPS.
Hasilnya sungguh luar biasa. John Herdman berhasil membawa tim sepak bola wanita Kanada meraih medali emas di Pan American Games 2011 di Meksiko. Ia juga dua kali membawa tim sepak bola wanita Kanada meraih medali perunggu di Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Timnas sepak bola wanita Kanada jadi salah satu yang terbaik di dunia. Mereka juga jadi tim yang ditakuti. Di akhir masa jabatannya pada tahun 2018, Herdman berhasil mengantar tim sepak bola wanita Kanada menghuni peringkat 4 dunia.
Optimis
Kesuksesan mengantarnya menjadi pelatih kepala dan direktur timnas sepak bola pria Kanada pada 18 Januari 2018. Herdman juga diberi tanggung jawab untuk membina timnas kelompok umur.
Tantangan lain dihadapinya, sepakbola wanita jauh lebih populer dibanding tim sepakbola pria. Ketika Herdman ditunjuk sebagai pelatih, tim sepak bola pria Kanada hanyalah tim peringkat 94 dunia. Mereka juga hanya tim peringkat 10 di zona CONCACAF.
Sejak tampil di Piala Dunia 1986, Kanada juga belum pernah lolos lagi ke Piala Dunia. Meski begitu, John Herdman begitu optimis dan langsung mematok target tinggi.
“Kami akan lolos ke Qatar 2022, dan meletakkan pondasi untuk 2026,” kata John Herdman pada konferensi pers pada Februari 2019, dikutip dari CBC.
Kemampuan pelatih asal Inggris itu dalam berbicara dan memberi motivasi sukses mengubah mindset para pemainnya.
“Ketika Anda mendapat kepercayaan dan orang-orang paham tentang apa yang harus mereka lakukan di lapangan, maka chemistry terbentuk. Di situlah orang-orang rela menutupi kelemahan satu sama lain dan menonjolkan kelebihan masing-masing. Bagian chemistry itu hanya bisa terbentuk ketika punya kepercayaan kuat, dan ketika orang-orang paham tentang peran dan tanggung jawab kolektif,” kata John Herdman dikutip dari friends of football.
Langkah lainnya yang ia lakukan adalah memberi kesempatan debut kepada bibit-bibit muda seperti Alphonso Davies, Jonathan David, Liam Millar, hingga Tajon Buchanan.
Hasilnya, perlahan tapi pasti, timnas Kanada mulai menuai prestasi manis.
Herdman juga membawa Kanada meraih penghargaan “Most Improved Side” pada 2021 setelah Kanada berhasil naik 32 posisi dari peringkat 72 dunia ke peringkat 40 dunia.
Namun, prestasi terbaiknya tentu saja mengantar timnas Kanada tampil luar biasa di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona CONCACAF.
Kemenangan 4-0 atas Jamaika pada 27 Maret lalu memastikan Kanada jadi wakil pertama CONCACAF yang lolos ke Piala Dunia 2022. Hasil tersebut membuat Kanada lolos lagi ke Piala Dunia setelah absen 36 tahun.
John Herdman juga berhasil mengubah wajah persepakbolaan Kanada. Kini, tim berjuluk Maple Leafs itu bertengger di peringkat 38 dunia dan punya pondasi bagus untuk menatap Piala Dunia 2022 mendatang.
Advertisement