Bursa Saham Asia Beragam Jelang Pertemuan The Fed hingga Bank Sentral Jepang

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin, 19 September 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 19 Sep 2022, 08:58 WIB
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada Senin (19/9/2022), jelang pertemuan bank sentral utama minggu ini.

Indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 0,11 persen, sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan dibuka lebih tinggi sebelum jatuh 0,45 persen. Indeks Kosdaq turun 0,74 persen.

Pasar Jepang libur pada Senin, 19 September 2022. Masih ada ruang bagi yuan China untuk melemah lebih lanjut, ekonom di Goldman Sachs mengatakan setelah yuan jatuh ke level terendah sejak Juli 2020 pekan lalu.

"Kami memperkirakan kelemahan CNY akan bertahan dalam waktu dekat, sebagian didukung oleh penguatan luas USD," kata Ahli Strategi dalam sebuah catatan,dikutip dari CNBC, Senin (19/9/2022).

Dia menambahkan level kunci berikutnya yang harus diperhatikan adalah 7,20, yang terakhir diuji pada Mei 2020.

“Namun, langkah seperti itu akan datang bersamaan dengan penguatan dolar AS yang "cukup besar. CNY tidak mungkin melemah sebesar 3 persen secara terpisah.", kata mereka dalam catatan itu.

Akhir pekan ini, the Federal Reserve (the Fed) dan Bank of Japan akan mengumumkan keputusan suku bunganya. Pelaku pasar bertaruh pada kenaikan suku bunga 75 basis poin dari the Fed dengan probabilitas 82 persen, menurut the CME FedWatch.

Sementara itu, Bank of Japan akan mempertahankan suku bunga pada level yang rendah, analis memperkirakan dalam jajak pendapat Reuters.

 


Bursa Saham Asia Lesu, Indeks Nikkei Pimpin Koreksi Jelang Rilis Data China

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik jatuh pada Jumat (16/9/2022), seiring investor mencerna data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan menantikan rilis produksi industri China serta penjualan ritel untuk Agustus 2022.

Yuan Tiongkok melemah melewati 7 terhadap dolar semalam, dan terakhir berada di 7,0163. Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,17 persen pada awal perdagangan, dan indeks Topix tergelincir 0,74 persen.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,38 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,63 persen dan Kosdaq kehilangan 0,46 persen.Indeks Hang Seng tergelincir 0,8 persen. Indeks Shanghai di bursa saham China turun 0,38 persen. Indeks Shenzhen susut 0,28 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,75 persen. Semalam di AS, Nasdaq Composite turun 1,43 persen menjadi 11.552,36. S&P 500 turun 1,13 persen menjadi 3.901,35 dan Dow Jones Industrial Average turun 173,27 poin, atau 0,56 persen, menjadi 30.961,82, penutupan terendah sejak 14 Juli.

"Ekuitas dan pasar sensitif risiko lainnya (akan) berjuang karena menjadi jelas bahwa tekanan inflasi A.S. tertanam dengan baik dan bahwa risiko terhadap suku bunga dana fed berada di sisi atas," tulis analis ANZ Research dalam catatan Jumat, dikutip dari CNBC, Jumat (16/9/2022).

Output industri China diperkirakan akan mencapai 3,8 persen untuk Agustus, menurut survei Reuters. Itu laju pertumbuhan yang sama dengan Juli.

Penjualan ritel diperkirakan meningkat 3,5 persen bulan lalu, dibandingkan dengan 2,7 persen yang dilaporkan pada Juli.

Yuan Tiongkok melemah melewati 7 terhadap dolar AS untuk pertama kalinya sejak Juli 2020 semalam. Dalam perdagangan pagi Asia, yuan diperdagangkan datar di 7,0131 melawan greenback.

Yuan lebih dekat ke level 7, tetapi belum melewatinya tahun ini. Sedangkan, Yen Jepang telah jatuh tajam terhadap dolar AS tahun ini dan sekarang berada di dekat posisi terendah dalam 24 tahun.

 


Penutupan Wall Street 16 September 2022

Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 16 September 2022. Wall street akhiri pekan terburuknya dalam beberapa bulan dan pelaku pasar bereaksi terhadap peringatan laba yang buruk dari FedEx tentang ekonomi global.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 139,40 poin atau 0,45 persen ke posisi 30.822,42. Indeks S&P 500 susut 0,72 persen ke posisi 3.873,33. Indeks Nasdaq tergelincir 0,90 persen ke posisi 11.448,40. Itu adalah pekan terburuk untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq sejak Juni 2022.

Saham FedEx anjlok 21,4 persen, penurunan harian terburuk, setelah perusahaan pengiriman menarik panduan setahun penuh. FedEx akan menerapkan inisiatif pemotongan biaya untuk bersaing dengan volume pengiriman global yang lemah karena ekonomi global memburuk secara signifikan.

Saham transportasi biasanya dilihat sebagai indikator utama untuk pasar saham, ekonomi dan FedEx menunjuk kelemahan di Asia  sebagai salah satu alasan utama untuk pandangan negatifnya. Saham saingan pengiriman UPS dan XPO Logistics masing-masing turun sekitar 4,5 persen dan 4,7 persen serta saham Amazon tergelincir 2,1 persen.

 

 


Selanjutnya

Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Pengumuman FedEx rilis setelah laporan inflasi yang lebih panas dari perkiraan di Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 13 September 2022. Hal itu menimbulkan kekhawatiran the Federal Reserve akan dipaksa picu resesi untuk meredam inflasi. Data inflasi memicu koreksi lebih dari 1.200 poin untuk indeks Dow Jones.

"Ada banyak kegelisahan tentang bagaimana ekonomi global dapat mempengaruhi ekonomi Amerika Serikat, sementara ekonomi AS hadapi serangan masalah yang sangat serius. Saya pikir dinamika itu yang membuat orang terbangun,” ujar US Investment Analyst eToro Callie Cox, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (17/9/2022).

Adapun rata-rata tiga indeks acuan alami koreksi dalam minggu keempat. Pada pekan ini, indeks Dow Jones turun 4,1 persen, indeks S&P 500 tergelincir 4,8 persen dan indeks Nasdaq susut 5,5 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya