Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendorong percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Beragam regulasi telah disahkan untuk mendukung rencana tersebut, termasuk penggunaan kendaraan dinas listrik yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 tahun 2022.
Terbaru, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah kini tengah menyiapkan insentif untuk memberikan subsidi bagi masyarakat yang membeli mobil listrik.
Advertisement
"Iya. Sekarang kan mekanismenya sedang digodok, sedang dibahas," ujar Arifin Tasrif beberapa waktu lalu di Jakarta, ditulis Senin (19/9/2022).
Lanjut Arifin, penggunaan mobil listrik berbasis baterai, saat ini juga dinilai lebih hemat dibanding menggunakan mobil konvensional (bensin dan solar). Terlebih, pemerintah juga sudah menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, jenis Pertamax, Pertalite, dan Solar.
"Contohnya, sekarang ini Pertalite, bensin Rp 10.000 untuk 30 km. Sekarang kalau pakai listrik 1 kWh bisa juga 30 km. Sekarang kalau nge-charge listrik kan enggak sampai Rp 2.000. Sedangkan kalau pakai bensin Rp 10.000. Jadi hemat Rp 8.000," bebernya.
Sementara itu, terkait dengan Inpres penggunaan kendaraan dinas listrik untuk Pemerintah Pusat maupun Daerah, merupakan kebijakan yang bisa menjadi batu loncatan untuk mempercepat penggunaan mobil listrik baterai.
"Paling enggak gini, kalau kendaraan listrik sekarang udah dapat keringanan-keringanan fiskal di sisi hulu. Ke depan, memang instansi pemerintah ke depan akan gunakan kendaraan listrik," pungkasnya.
Program peralihan kendaraan listrik dari konvensional, memang guna menciptakan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan.
Mobil Listrik di Bawah Rp 300 Jutaan Paling Diminati
Tren penjualan kendaraan listrik di Indonesia terus meningkat. Hal tersebut terlihat dari gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, tercatat 1.594 unit terjual selama pameran.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, tren kendaraan listrik segmen menengah ke atas tengah tumbuh. Namun, untuk harga mobil listrik di bawah Rp 300 jutaan tetap yang paling diminati masyarakat.
"Kalau kendaraan tersebut bisa dibuat dan dijual dengan kisaran Rp 300 juta ke bawah, tentunya ini akan mendapat banyak peminat. Di GIIAS kemarin, kendaraan harganya di kisaran Rp 300 juta itu banyak peminatnya," jelas Kukuh, saat diskusi virtual yang diselenggarakan Forum Wartawan otomotif (Forwot), belum lama ini.
Hal tersebut, kemudian berlanjut di GIIAS 2022 Surabaya, yang juga banyak calon konsumen yang mencari mobil listrik dengan rentan harga Rp 300 jutaan ke bawah itu.
"Itu terulang lagi di GIIAS Surabaya. Di hari pertama, bahkan sudah ada yang membeli. Selama harganya terjangkau, pasti akan banyak diminati oleh masyarakat," tegasnya.
Advertisement