Liputan6.com, Jakarta Dewan Pers menggelar Sholat gaib untuk mendoakan almarhun Prof Azyumardi Azra di Hall Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih No 32-34, Jakarta hari ini, Senin (19/9/2022).
Acara tersebut dimulai pada pukul 12.00 WIB yang diawali dengan sholat dzuhur berjamaah. Ada pun bertindak selaku imam adalah KH Muhammad Cholil Nafis.
Hall Dewan Pers nampak penuh oleh para panggota Dewan Pers dan masyarakat yang ikut sholat gaib dengan khusuk.
Baca Juga
Advertisement
Seperti diberitakan sebelumnya, Azyumardi Azra meninggal dunia di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia, pada Minggu, 18 September, pukul 12:30 waktu setempat. Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia menyampaikan bahwa Azyumardi wafat karena serangan jantung.
"Pihak Rumah sakit Serdang telah menerbitkan penyebab kematian almarhum yaitu Acute Inferior Myocardial Infarction atau terdapat kelainan pada jantung," tulis siaran tertulis Kedubes RI Kuala Lumpur kepada wartawan.
Sebelum sholat gaib digelar, sejumlah tokoh sempat menyampaikan kenangan akan sosok Azyumardi. Salah satunya datang dari Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya.
Agung mengatakan bahwa dirinya sangat beruntung telah mengenal sosok almarhum. Dia mengaku telah banyak mendapatkan ilmu selama mendampingi Azyumardi di Dewan Pers.
"Banyak ilmu yang kami dapatkan dari beliau," kata Agung.
Lebih lanjut dia juga menyampaikan, dengan berpulangnya Prof Azyumardi, Indonesia telah kehilangan salah satu tokoh yang penting bagi pers. Bahkan menurut Agung, almarhum juga diakui di dunia sebagai orang hebat.
"Dewan pers sangat kehilangan, dunia kehilangan persnya, dan Indonesia juga kehilangan persnya," jelas Agung.
"Terakhir saya meminta tidak berhenti untuk memanjatkan doa untuk beliau," ujarnya di Hall Dewan Pers dalam rangka sholat gaib untuk Azyumardi Azra.
Azyumardi Azra Dianggap Cendekiawan Muslim yang Konsisten oleh Jemaat Ahmadiyah
Sementara itu, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menyatakan turut berduka cita atas wafatnya Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra. Mereka merasakan kehilangan luar biasa dengan meninggalnya sang profesor.
"Seluruh keluarga besar Jemaat Ahmadiyah turut berduka yang mendalam atas wafatnya Prof. Dr. Azyumardi Azra pada hari Minggu, 17 September 2022," ujar Juru Bicara JAI Yendra Budiana, Senin (19/9/2022).
Menurut dia, Azyumardi Azra dianggap sosok cendekiawan Muslim yang sangat konsisten. Yendra menyebut sejak lama Azyumardi memperjuangkan sikap inklusif serta kesetaraan pada seluruh kelompok, dan mengutuk keras tindakan intoleransi di Indonesia.
"Salah satu sikap konsisten dari Prof. Dr. Azyumardi Azra adalah 17 tahun lalu pada tahun 2005 saat Ahmadiyah diserang oleh kelompok intoleran. Dan pada saat itu tidak banyak tokoh-tokoh nasional yang bersikap. Profesor Azra sebagai rektor Universitas Islam Ngeri Syarif Hidayatullah kala itu, langsung meminta agar MUI mengkaji ulang tentang fatwa sesat Ahmadiyah dan mengutuk keras tindakan penyerangan terhadap Kantor Pusat Ahmadiyah di Parung Bogor pada bulan Juli tahun 2005," ujar Yendra.
Dia menuturkan, sikap konsisten pada Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan (KBB) serta kedekatan Azyumardi Azra dengan Jemaat Ahmadiyah sangat terasa. Apalagi, Azyumardi Azra kerap membela Jemaat Ahmadiyah.
Advertisement
Polisi Bawal Kawal Kedatangan Jenazah Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra
Polres Bandara Soekarno-Hatta bakal mengawal kedatangan jenazah Ketua Dewan Pers Profesor Azyumardi Azra di Terminal Kargo Jenazah, Bandara Soetta, pada Senin (19/9/2022) malam.
Kasat Lantas Polres Bandara Soekarno-Hatta, Kompol Bambang Askar Sodiq, mengatakan pihaknya akan menerjunkan 120 personel untuk mengawal dan mengamankan kedatangan jenazah Ketua Dewan Pers 2022-2025 itu.
"Seperti biasa, dari Polresta Bandara Soetta akan menempatkan 120 personel baik yang berseragam maupun yang tidak berseragam. Disini, kami pun bekerja sama dengan Jajaran TNI, serta unsur pengamanan internal di Soetta, seperti AVSEC dan Security Outsourching di areal Kargo," kata Bambang.
Skemanya, ketika tiba di Terminal Kargo Jenazah, penanganan pada jenazah Prof Azyumardi Azra akan serupa dengan penanganan pada proses kedatangan Almarhum Eril Khan Mumtaz, beberapa waktu lalu.
"Alurnya hampir sama dengan saat kedatangan jenazah Almarhum Eril Mumtaz. Dimana, saat tiba langsung didata dan segera kembali diantar ke rumah duka," ujar Bambang.
Terkait dengan arus lalu lintas penerbangan, Askar menyebutkan bila tidak akan menggangu penerbangan reguler.