Dampak Kenaikan Harga BBM untuk Nelayan Pesisir Jakarta

Para nelayan di kawasan Cilincing mengeluhkan kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar. Kenaikan BBM bersubsidi jenis solar meyebabkan biaya operasional untuk melaut membengkak, sementara hasil tangkapan dan harga jual ikan saat ini tengah merosot.

oleh Arnaz Sofian diperbarui 19 Sep 2022, 19:48 WIB
Kisah Nelayan Pesisir Jakarta Terdampak Kenaikan Harga BBM
Para nelayan di kawasan Cilincing mengeluhkan kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar. Kenaikan BBM bersubsidi jenis solar meyebabkan biaya operasional untuk melaut membengkak, sementara hasil tangkapan dan harga jual ikan saat ini tengah merosot.
Aktivitas nelayan di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/9/2022). Para nelayan di kawasan Cilincing mengeluhkan kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Aktivitas nelayan di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/9/2022). Kenaikan BBM bersubsidi jenis solar meyebabkan biaya operasional untuk melaut membengkak, sementara hasil tangkapan dan harga jual ikan saat ini tengah merosot. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Aktivitas nelayan di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/9/2022). Sebelumnya, pemerintah per 3 September 2022 memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi jenis solar menjadi Rp 6.800 per liter dari harga sebelumnya Rp 5.150 per liter. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Nelayan memindahkan ikan dalam wadah di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/9/2022). Para nelayan di kawasan Cilincing mengeluhkan kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Nelayan membawa wadah berisi ikan di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/9/2022). Kenaikan BBM bersubsidi jenis solar meyebabkan biaya operasional untuk melaut membengkak, sementara hasil tangkapan dan harga jual ikan saat ini tengah merosot. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Nelayan memeriksa ikan di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/9/2022). Sebelumnya, pemerintah per 3 September 2022 memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi jenis solar menjadi Rp 6.800 per liter dari harga sebelumnya Rp 5.150 per liter. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Aktivitas nelayan di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/9/2022). Para nelayan di kawasan Cilincing mengeluhkan kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Aktivitas nelayan di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/9/2022). Kenaikan BBM bersubsidi jenis solar meyebabkan biaya operasional untuk melaut membengkak, sementara hasil tangkapan dan harga jual ikan saat ini tengah merosot. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Aktivitas nelayan di kawasan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/9/2022). Sebelumnya, pemerintah per 3 September 2022 memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi jenis solar menjadi Rp 6.800 per liter dari harga sebelumnya Rp 5.150 per liter. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya