Liputan6.com, Banyumas - Peristiwa hijrah menandai era baru perkembangan Islam di Jazirah Arab. Setelah sebelumnya umat selalu ditekan, usai hijrah perkembangan Islam makin tak terbendung oleh para pendusta.
Alkisah, melihat tekanan dan kekerasan yang makin massif terhadap para sahabat, Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar umat Islam berhijrah ke Madinah. Ini adalah kali kedua, setelah sebelumnya berhijrah ke Habsyi atau Ethiopia.
Rasulullah sendiri baru berhijrah setelah terkuak skenario pembunuhan Nabi Muhammad oleh kaum Quraisy pada September 2022. Lingkungan di sekitar rumah Nabi selalu dijaga oleh antek-antek Quraisy.
Secara diam-diam Nabi Muhammad bersama Abu Bakar pergi meninggalkan kota Makkah pada Kamis, 26 Safar SH 1 (9 September 622). Selama tiga hari, Rasulullah SAW dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur.
Baca Juga
Advertisement
Selama itu, terjadi berbagai peristiwa, mulai dari burung merpati dan laba-laba yang mambuat sarang di mulut gua. Anak-anak dan pembantu Abu Bakar-lah yang mengirimkan makanan kepada mereka berdua.
Kemudian, pada Senin 1 Rabiul awal SH 1 (13 September 622) atau pada hari kelima hijrah, Nabi Muhammad SAW Meninggalkan Makkah dan melakukan perjalanan ke Madinah. Nabi menempuh perjalanan sekirar 416 kilometer dengan kendaraan unta dan jalan kaki.
Nabi mengistirahatkan unta pada saat matahari hampir tepat di atas kepala dan baru melanjutkan perjalanan sore harinya. Selama itu pula, Nabi diburu oleh para preman dan pembunuh bayaran. Banyak kisah yang hingga kini masih bisa dilacak melalui sirah nabi.
Salah satunya yakni Suraqah bin Malik, yang kisahnya masyhur. Dari kafir, dia berubah jadi orang beriman setelah mengejar Nabi demi hadiah 100 ekor unta.
Akhirnya, pada Senin 8 Rabiul awal SH 1(20 September 622) tiba di sebuah daerah bernama, Quba tidak jauh Madinah. Di tempat ini pula, Nabi membangun masjid pertama.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Membangun Masjid Quba dan Ibadah Sholat Jumat Pertama
Selama tinggal di Quba, beliau dengan para sahabatnya yang terdiri dari para Muhajir (orang-orang yang berhijrah dari Makkah ke Madinah) dan penduduk Quba membangun masjid yang disebut dengan Masjid Quba.
Itulah masjid yang pertama kali dibangun Nabi dan para sahabatnya, yang ditegakkan atas dasar takwa kepada Allah SWT
لَا تَقُمۡ فِيهِ أَبَدٗاۚ لَّمَسۡجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقۡوَىٰ مِنۡ أَوَّلِ يَوۡمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِۚ فِيهِ رِجَالٞ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُطَّهِّرِينَ
Artinya: “Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalam masjid itu terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri, dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. Al-Taubah, 9:108).
Setelah tinggal selama empat atau empat belas hari, dan telah selesai membangun masjid yang pertama kali didirikan itu. Beliau dan para sahabatnya bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke kota Madinah yang selama ini menjadi tumpuan harapan.
Pada hari Jumat pagi sekali, Nabi dan para sahabatnya berangkat menuju Yatsrib atau Madinah. Menjelang memasuki kota Madinah pada kilometer empat, beliau sampai di suatu lembah bernama Wadi Ranuna milik keluarga Bani Salim ibn Auf, di tempat itu Nabi dan rombongan melakukan shalat Jum’at. (M. Muhyiddin, Sayyiduna Muhammad Nabi al-Rahmah, hal. 61).
Itulah shalat Jumat pertama yang dilakukan Nabi dan para sahabatnya. Sampai sekarang jamaah haji selalu menyempatkan diri berkunjung ke masjid tersebut. Dinamai Masjid Jumat karena ia dipakai shalat Jumat untuk yang pertama kalinya.
Pada Senin 22 Rabiul awal SH 1 (4 Oktober 622) nabi masuk ke ke Madinah. Perjalanan sulit ratusan kilometer hijrah Nabi Muhammad disebut 26 hari. Namun, ada pula yang menyebutnya 16 hari.
(Sumber: p2k.unkris.ac.id dan NU Online)
Tim Rembulan
Advertisement