Liputan6.com, Surabaya - Ribuan buruh dari Gabungan Serikat Pekerja (Gasper) Provinsi Jawa Timur melakukan demonstrasi menuntut revisi upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan menolak kenaikan bahan bakar minyak di depan kantor gubernur Jalan Pahlawan Surabaya.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea yang juga Pimpinan Konfederasi Buruh ASEAN (ATUC) memimpin langsung aksi ribuan buruh di Surabaya ini.
Advertisement
Andi Gani mengungkapkan, ada tiga tuntunan utama dalam aksi buruh kali ini. Pertama, menolak kenaikan harga BBM karena telah menurunkan daya beli buruh.
Ia berharap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bisa mengeluarkan rekomendasi kepada presiden agar kenaikan harga BBM ini ditinjau ulang.
"Saya yakin Pemerintah mau mendengarkan suara rakyat karena saat ini harga minyak dunia sudah turun di kisaran 64 dolar AS per barel. Jadi, tidak ada alasan bagi Pemerintah untuk tidak menurunkan harga BBM," ujarnya dilansir dari Antara, Senin (19/9/2022).
Kedua, kata Andi Gani, mendesak Gubernur Jawa Timur agar merevisi penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Timur tahun 2022.
Terakhir, menolak Omnibus Law UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Karena, UU ini lah yang menyebabkan upah buruh tidak naik.
Andi Gani memastikan aksi yang dilakukan ribuan buruh yang berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Malang Raya, Tuban, Probolinggo, Jember, Lumajang, hingga Banyuwangi sejak siang hingga malam ini berlangsung tertib dan damai.
"Saya sengaja datang ke Surabaya karena ini kota bersejarah penuh perjuangan. Hal ini juga yang akan saya lakukan untuk berjuang bersama buruh," ujarnya.
Ditemui Emil Dardak
Dalam aksi itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menemui langsung ribuan massa buruh didampingi Ketua DPD KSPSI Jatim Ahmad Fauzi yang juga Ketua Gasper setempat.
Massa buruh terlebih dahulu berkumpul di Bundaran Waru Sidoarjo kemudian melakukan long march dan tiba pukul 16.00 WIB di Kantor Gubernur Jawa Timur.
Massa membawa sejumlah atribut seperti bendera, spanduk, hingga poster yang bertuliskan 'Tolak kenaikan harga BBM' hingga 'Revisi UMK Jawa Timur'.
Advertisement