Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk mengkonversi satu unit kendaraan motor menjadi motor listrik. Dalam hitungannya, seseorang perlu mengeluarkan Rp 15 juta.
Rencananya, motor bensin yang berusia di 10 tahun ke atas akan dikonversi menjadi motor listrik.
Advertisement
"Diperkirakan biaya konversi dengan kondisi harga dunia yang lagi naik senilai Rp 15 juta per unit kendaraan. Apakah separuhnya mau dibantu pemerintah dan misalnya pemilik motor bisa dapat dukungan pinjaman,” kata Arifin Tasrif di Kementerian ESDM, Selasa (20/9/2022).
Namun untuk saat ini, program konversi motor listrik masih dalam tahap pilot project, artinya belum siap dikomersilkan. Sejauh ini tercatat ada 120 unit yang sudah dikonversi dan sedang diuji coba untuk jarak 10.000 kilometer.
Kendati ongkos konversi cukup mahal, Menteri ESDM menyebut biaya konversi bisa lebih murah jika program konversi dilakukan semakin masif. Oleh karena itu, Pemerintah terus berupaya untuk mendorong minat masyarakat supaya tertarik mengkonversikan kendaraannya ke motor listrik.
"Ini harga tadi itu masih harga yang ratusan (konversinya) itu. Tapi kalau sudah masif ya turun, kita hitung skala industrinya berapa," katanya.
Di sisi lain, jika konversi motor listrik ini berjalan dengan baik, banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat, salah satunya menghemat penggunaan BBM dan lebih ramah lingkungan tentunya.
Menteri ESDM mengatakan, tercatat di Indonesia ada 120 juta motor di mana satu motor menggunakan BBM perkiraan menggunakan 3 liter hingga 4 liter perhari. Maka jika ditotal konsumsi BBM-nya kurang lebih sama dengan 700.000 barrel. Namun, melalui program ini Indonesia dapat mengurangi impor BBM atau minyak mentah.
Sedangkan jika menggunakan motor listrik, masyarakat cukup mengisi daya listrik saja. Misalnya, jika harga BBM dikisaran Rp 7.650 per liter maka kurang lebih uang yang keluar setahun untuk bayar BBM mencapai Rp 2,3 juta.
"Tapi kalau pakai motor listrik nya cuman keluar duit Rp580.000, dengan BBM yang Rp 10.000 sekarang, maka bedanya makin besar. Jadi manfaatnya itu untuk penghematan masyarakat itu besar," pungkas Arifin Tasrif.
Menteri ESDM dan Menhub Luncurkan Program Konversi Motor Listrik, Utamakan Kendaraan Dinas
Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan saat ini tengah melakukan evaluasi pelaksanaan program konversi motor listrik, dan usulan penyampaian guna mendukung pelaksanaan secara masif.
Menteri ESDM Arifin Tasrif, mengatakan saat ini baru ada 120 unit kendaraan motor yang dikonversi, dan akan dilakukan uji coba dengan jarak 10.000 km. Adapun komponen yang dikonversi berasal dari komponen impor dan komponen dalam negeri.
"Ini masih tahap pilot project, kita sudah ada 120 unit yang dikonversi sekarang ini dan sekarang sedang diuji coba untuk jarak 10.000 km yang sedang diuji coba dalam proses jalan, kemudian komponen-komponen apa yang dibutuhkan di sebelah kanan komponen luar negeri dan yang kiri komponen bikinan dalam negeri," kata Arifin Tasrif, saat ditemui dalam evaluasi pelaksanaan program konversi motor listrik, di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/9/2022).
Lebih lanjut, Menteri ESDM mengatakan, saat ini tercatat ada 120 juta motor di Indonesia. Jika konversi ini berhasil, maka banyak keuntungan yang bakal diperoleh bagi masyarakat dan negara, salah satunya bisa menghemat pengeluaran penggunaan BBM.
"Di Indonesia ini kan ada 120 juta motor, 10 tahun lagi yang sekarang motor baru udah 10 tahun kan usianya. Kemudian kan dia pakai BBM kira-kira ya 3-4 liter perhari. Nah, itu kalau dikali 120 juta itu sama dengan 700.000 barel yang dipakai kan banyak tuh," ujarnya.
Sedangkan jika menggunakan motor listrik, masyarakat cukup mengisi daya listrik saja. Misalnya, jika harga BBM dikisaran Rp 7.650 per liter maka kurang lebih uang yang keluar setahun untuk bayar BBM mencapai Rp 2,3 juta.
"Tapi kalau pakai motor listrik nya cuman keluar duit Rp580.000, dengan BBM yang Rp 10.000 sekarang, maka bedanya makin besar. Jadi manfaatnya itu untuk penghematan masyarakat itu besar," ujarnya.
Advertisement
Kurangi Impor BBM
Sementara, keuntungan untuk negara yaitu pemerintah juga bisa mengurangi devisa impor BBM atau minyak.
Maka sekarang adalah waktunya Pamerintah bisa mensosialisasikan program konversi ini, sehingga kedepannya masyarakat itu mau mengganti motornya yang usia di atas 10 tahun diganti dengan listrik.
"Ini merupakan cikal bakal nanti Indonesia, bisa membangun industri otomotifnya sendiri, kalau industri-industri kita diberikan kesempatan," pungkasnya.