Liputan6.com, Palembang - Fenomena kabut tebal yang kerap terjadi pada pagi hari di Palembang mulai mengganggu aktivitas warga. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Kota Palembang untuk lebih berhati-hati terhadap fenomena tersebut, agar terhidar dari dampak buruk saat beraktivitas di luar rumah.
Advertisement
Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Desindra Deddy Kurniawan, Selasa (20/9/2022) mengatakan, fenomena kabut atau fog itu kerap terjadi pada pagi hari hingga membuat jarak pandang mata terbatas, seperti yang terjadi pada Selasa pagi ini, hampir seluruh Kota Palembang diselimuti kabut tebal yang cukup mengganggu aktivitas masyarakat.
Pihaknya mendeteksi fenomena kabut mulai menyelimuti Kota Palembang sekitar pukul 05.00 WIB hingga pukul 07.30 WIB, menyebabkan jarak pandang terendah masyarakat mencapai 200 meter.
Menurut Desindra, fenomena kabut ini terjadi karena suhu permukaan bumi di Palembang dalam keadaan lebih dingin ketimbang suhu udara di atasnya.
Atas kondisi itu, uap air mengalami kondensasi menjadi titik-titik air yang lebih kecil, kemudian melayang di permukaan menjadi kabut. Kabut pun perlahan hilang seiring munculnya sinar matahari.
"Meski demikian, keberadaan kabut berbahaya, khususnya bagi pengendara moda transportasi (darat, laut, dan udara), karena keterbatasan jarak pandang menyebabkan pengemudi sulit memprediksi jika ada benda atau kendaraan lain di depannya. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati," kata dia.
Potensi Hujan di Palembang
Stasiun Meteorologi SMB II Palembang memprakirakan Kota Palembang berpotensi mengalami hujan intensitas sedang-lebat, pada Selasa, dengan suhu 24 – 33 °C, kelembapan udara 58 persen - 97 persen.
Potensi tersebut juga diprakirakan berlangsung di beberapa daerah lainnya, seperti, Kabupaten OKI, Banyuasin, OKU Selatan, OKU Timur, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, dan Muara Enim.
Advertisement