Atletik: Begini Posisi Kaki yang Benar Saat Jalan Cepat

Nomor cabang atletik jalan cepat adalah kegiatan yang sering dilakukan manusia pada kehidupan sehari-hari.

oleh Haya Aulia diperbarui 20 Sep 2022, 19:00 WIB
Pejalan cepat Jepang, Satoshi Maruo, saat menyelesaikan lomba nomor jalan cepat 50 kilometer cabang atletik Asian Games XVIII di Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2018). Dirinya finish posisi keempat. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Atletik dianggap sebagai cabang olahraga tertua hingga dijuluki sebagai “Mother of Sports”. Cabang olahraga ini terdiri dari jalan, lari, lompat dan lempar.

Aktivitas fisik yang dilakukan pada atletik merupakan gerakan bawaan yang sudah ada ketika manusia hidup di dunia.

Pasalnya, segala kegiatan manusia akan dilakukan dengan cara berjalan, berlari, melompat hingga melempar. Maka tak heran jika cabang olahraga satu ini dikatakan sebagai pelopor cabang olahraga terkenal lainnya, seperti sepak bola, basket, voli dan lain-lainnya.

Olahraga satu ini memiliki banyak nomor cabang atletik diantaranya, jalan cepat, lari jarak pendek, lompat jauh dan tolak peluru.

Apakah kamu tahu diantara keempat nomor cabang atletik ada kegiatan yang sering kamu terapkan? Ya, jalan cepat menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh manusia. Kegiatan ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidupmu.

Jalan cepat umumnya diadakan di stadion atau lintasan lari. Jarak umum jalan cepat berkisar dari 3.000 meter hingga 100 kilometer.

Dilansir melalui buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII, Adapun gerakan yang dilakukan dalam nomor cabang atletik jalan cepat, yakni start, gerak tungkai, tumpuan kaki, ayunan lengan, gerak pinggul dan memasuki garis finis.

Tahukah kamu ada ketentuan dalam menumpu kaki pada jalan cepat? Saat melakukan jalan cepat kamu perlu menerapkan posisi kaki yang benar.

Salah satunya adalah saat kaki menumpu pada jalan cepat dilakukan dengan cara tumit mendarat terlebih dahulu.

Simak penjelasan lengkap prinsip dasar yang dibutuhkan pada nomor cabang atletik jalan cepat di halaman selanjutnya.


Prinsip Dasar Jalan Cepat

Dilansir melalui buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII, pelaksanaan perlombaan jalan cepat diawali dengan adanya pemberangkatan (start) dan diakhiri dengan melewati garis finish.

Start

Dalam jalan cepat, pejalan harus melakukan start dengan posisi badan berdiri. Posisi ini dapat memudahkan pejalan untuk menyesuaikan gerakan selanjutnya.

Prinsip Dasar Jalan Cepat

Langkah

Gerak langkah kaki dilakukan dengan cara mengangkat paha kaki yang diayunkan ke arah depan, dengan posisi lutut terlipat dan tungkai badan bergantung ke depan.

Ayunan dari paha ke depan tungkai bawah akan ikut terayun ke depan, sehingga lutut menjadi lurus dan menampakkan tumit terlebih dahulu untuk menyentuh tanah.

Posisi Badan Dengan Ayunan dari Lengan

Prinsip dasar selanjutnya dalam jalan cepat adalah posisi badan yang condong ke depan dengan ayunan lengan.

Dimana, bagian siku dilipat hingga lebih kurang dari 90 derajat, barulah pejalan mulai mengayunkan lengan. Pejalan perlu memperhatikan gerakan lengan agar seirama dengan langkah kaki.

Finish

Dalam nomor cabang atletik jalan cepat, tak ada teknik khusus untuk finish ini. Umumnya, pejalan akan terus berjalan hingga melewati garis finish.

 


Induk Organisasi Atletik Indonesia

Memasuki hari keempat Peparnas XVI Papua 2021, rekor nasional kembali dicatatkan lewat Rifki Ahmad Soleh yang berhasil meraih medali emas dalam cabor para atletik putra nomor 1.500 meter (T46). (Humas NPC Indonesia)

Induk organisasi atletik di Indonesia merupakan organisasi yang berperan penting dalam mengembangkan olahraga atletik di Indonesia. Induk organisasi atletik di Indonesia adalah PASI singkatan dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.

Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) didirikan pada 3 September 1958 di Jakarta.  Awal keberadaan organisasi atletik di Indonesia didirikan pada Zaman Belanda dengan nama Nederlands Indisehe Unie (NIAU).

Nama NIAU dalam Bahasa Indonesia, memiliki arti Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang dibentuk pada tahun 1917.

Pada tanggal 3 September 1950, tokoh-tokoh atletik dari perhimpunan atletik beberapa daerah berkumpul di Semarang untuk membentuk induk organisasi atletik sebagai wadah untuk menaungi para atlet di seluruh penjuru negeri.

Berangkat dari sanalah, lahir induk organisasi atletik Indonesia yaitu Persatuan Atletik Seluruh Indonesia yang disingkat PASI.

Tujuan PASI sebagai induk organisasi atletik di Indonesia adalah untuk menaungi dan meningkatkan prestasi para atlet atletik yang ada di Indonesia.

Induk organisasi inilah yang memiliki peranan terbesar dalam berbagai macam prestasi yang telah diraih oleh atlet atletik Indonesia di ajang nasional maupun internasional.


Asal Usul Atletik

Para pelari beradu cepat saat tampil pada Kejurnas Atletik 2019 nomor 4x100 meter estafet senior putra di Stadion Pakansari, Bogor pada Rabu (8/8/2019). Kejurnas Atletik berlangsung dari 3 hingga 7 Agustus. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Atletik berasal dari Bahasa Yunani, yakni “Athlon atau athlum” yang memiliki arti pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan. Sedangkan, orang yang melakukan kegiatan tersebut dinamakan “athlete” atau atlet.

Dilansir melalui buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII Edisi Revisi, bangsa Yunani lah yang menjadi pelopor dalam menyelenggarakan perlombaan atletik. Hal ini terbukti melalui karya pujangga Yunani Purba Bernama homerus.

Kala itu, cabang olahraga atletik dikenal dengan nama pentathlon atau panca lomba dan decathlon atau dasa lomba.

Adapun nomor cabang lari atletik  yang sudah dimulai sejak tahun 490 SM, yaitu Marathon. Nama kegiatan ini ternyata berawal dari sebuah kota kecil bernama Marathon yang berjarak 40 km dari Athena.

Jarak sepanjang itulah yang digunakan pada perlombaan Olimpiade 1889 di Athena. Namun, jarak marathon dibakukan dengan jarak 42,195 km pada tahun 1908.

Sejak itu, cabang olahraga marathon ini menjadi olahraga yang dinantikan sekaligus menjadi puncak penutupan seluruh rangkaian olahraga.

Lambat laun, olimpiade nomor atletik menjadi tambang medali yang selalu diperebutkan dan terbentuklah organisasi olahraga atletik internasional.

Pada tanggal 17 Juli 1912 saat Olimpiade ke-5 di Stockhom, Swedia, induk organisasi internasional atletik dibentuk dengan nama International Amateur Athletic Federation (IAAF).

 

Infografis Indonesia Berkibar di 25 Cabang Olahraga Asian Games 2018. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya