Liputan6.com, Jakarta - Teleskop Luar Angkasa James Webb (James Webb Space Telescope/JWST) terus memotret gambar planet di Tata Surya, dan koleksi terbarunya dinilai bisa sangat berguna untuk penelitian selanjutnya.
National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan European Space Agency (ESA) juga telah berbagi gambar awal Mars, yang diambil pada 5 September 2022, yang menjanjikan wawasan baru tentang atmosfer planet.
Advertisement
Data dari kamera near-infrared (NIRCam) bahkan sudah menampilkan sejumlah temuan yang mengejutkan. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Rabu (21/9/2022).
Sebagai permulaan, Hellas Basin raksasa anehnya lebih gelap daripada daerah terdekat pada waktu terpanas di hari itu (5 September 2022).
Seorang Spektroskopi Atmosfer dri NASA Giuliano Liuzzi dan Space.com mencatat, tekanan udara yang lebih tinggi di ketinggian cekungan yang lebih rendah telah menekan emisi termal.
Citra JWST juga memberi kesempatan kepada badan antariksa untuk berbagi komposisi atmosfer inframerah dekat Mars menggunakan susunan spektrograf di teleskop.
'Peta' spektroskopi menunjukkan planet menyerap karbon dioksida pada beberapa panjang gelombang yang berbeda, juga menunjukkan keberadaan karbon monoksida dan air. Makalah penelitian masa depan akan memberikan lebih banyak detail tentang kimia udara Mars.
Untuk diketahui, Mars adalah salah satu objek paling terang yang dapat dilihat oleh teleskop James Webb. Ini merupakan masalah bagi observatorium yang dirancang untuk mempelajari objek terjauh di alam semesta.
Para peneliti coba memecahkan tantangan itu dengan menangkap eksposur yang sangat singkat dan menggunakan teknik khusus untuk menganalisis temuan.
Temuan ini hanyalah gelombang awal gambar dan data. Dibutuhkan lebih banyak pengamatan untuk mengungkap lebih banyak tentang Mars. Namun, info spektral sudah mengisyaratkan informasi lebih lanjut tentang materi planet.
Liuzzi juga berpikir studi JWST dapat menyelesaikan perselisihan tentang keberadaan metana di Mars, yang berpotensi menandakan bahwa Planet Merah itu menyimpan kehidupan di masa lalunya yang jauh.
Teleskop James Webb Abadikan Potret Terbaru Orion Nebula
Sebelumnya, NASA menangkap foto terbaru Orion Nebula menggunakan Teleskop James Webb (James Webb Space Telescope/JWST) dan dipublikasi pada 11 September 2022. Satelit yang telah mengitari wilayah dalam Orion Nebula itu akhirnya dapat memotret pesonanya.
Orion Nebula terletak 1.300 tahun cahaya dari Bumi dan merupakan sebuah debu awan yang membentang sejauh 30 sampai 40 tahun cahaya.
Gambar-gambar terbaru yang ditangkap teleskop James Webb, teleskop paling canggih yang pernah dibuat, menampilkan lebih dari satu Nebula yang pernah dilihat sebelumnya.
Menariknya, nebula menyembunyikan rahasia, karena ternyata ia menyembunyikan bintang-bintang yang baru lahir dan terbungkus di dalam sebuah selubung debu dan gas.
Selubung ini menghasilkan bintang-bintang dan telah mengungkapkan banyak hal mengenai proses pembentukan bintang dan bagaimana sistem planet terbentuk.
Awan gas dan debu besar yang membentuk Orion Nebula juga menjadi salah satu objek paling banyak tertangkap penampakannya di langit.
Mengutip The Sun, Minggu (18/9/2022), Els Peeters, astrofisikawan dari Universitas Barat Ontario dan juga sebagai kolaborator JWST atau teleskop James Webb dari Kanada, mengatakan mereka merasa terpesona dengan penampilan Orion Nebula.
"Kami memulai proyek ini pada 2017, jadi kami telah menunggu lebih dari lima tahun untuk mendapatkan data ini," tambah Peeters.
Advertisement
Mencari Tahu Pembentukan Bulan
Ketika para ilmuwan sedang mempelajari nebula selama beberapa dekade, Teleskop James Webb menawarkan kesempatan untuk melihat nebula dengan perspektif yang baru.
Foto yang dipublikasi pada 11 September itu menampilkan bintang dalam berbagai tahap perkembangan dengan lebih jelas berkat teknologi yang dimiliki teleskop James Webb.
Teleskop juga memberikan lebih banyak detail tampilan filamen dan awan gas yang dipercayai para astronom sebagai tempat kelahiran bintang-bintang.
Dari sini para ilmuwan berharap bisa mencari tahu lebih dalam mengenai cara pembentukan bintang, sampai akhirnya dapat mengetahui bagaimana alam semester terbentuk.
"Observasi baru ini memungkinkan kami untuk lebih memhami bagaimana bintang-bintang besar bertransformasi dari debu awan dan gas tempat mereka diciptakan," tutur Peeters.
Fenomena yang berhasil ditangkap teleskop James Webb
Foto alam semesta pertama yang dihasilkan dari Teleskop James Webb pertama kali dikeluarkan oleh NASA pada Juli.
Sejak saat itu, teleskop ini telah banyak menangkap gambar fenomena di ruang angkasa, seperti supernova, exoplanet, dan cahaya selatan dan utara dari Jupiter.
Teleskop telah dibangun dengan bantuan agensi European Space, telah mampu melihat lebih jauh ke ruang angkasa dibandingkan teleskop lain sebelumnya.
Dengan kehadiran teleskop ini, para ilmuwan mengharapkan pengamatan mereka dapat lebih luas untuk memahami tentang alam semesta.
Advertisement