Update COVID-19 Hari Ini 20 September 2022, Kasus Positif Bertambah 2.518, Sembuh 2.533, Meninggal 15

Meski COVID-19 dikabarkan akan segera berakhir, tapi penambahan kasus masih terjadi. Hari ini, Selasa 20 September 2022 penambahan kasus positif di Indonesia tercatat sebanyak 2.518.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Sep 2022, 17:41 WIB
Warga melintasi mural bertema covid-19 di Tanah Tinggi, Tangerang, Sabtu (29/1/2022). Kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terus bertambah dan wilayah penyebarannya semakin meluas. Diperkirakan, kasus omicron sudah mendominasi penularan virus corona di Jawa Bali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Meski COVID-19 dikabarkan akan segera berakhir, tapi penambahan kasus masih terjadi. Hari ini, Selasa 20 September 2022 penambahan kasus positif di Indonesia tercatat sebanyak 2.518.

Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.412.944.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 2.533 sehingga akumulasinya menjadi 6.228.979.

Sedangkan, kasus meninggal hari ini bertambah 15 sehingga akumulasinya menjadi 157.930.

Penurunan kasus terjadi pada kasus aktif sebanyak 30 sehingga totalnya menjadi 26.035.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 77.976 dan suspek sebanyak 5.332.

5 Provinsi Penyumbang Kasus Baru Terbanyak

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.

- DKI Jakarta hari ini melaporkan 952 kasus positif baru dan 758 orang telah sembuh.

- Jawa Barat menyusul dengan 485 kasus konfirmasi baru dan 904 orang dinyatakan sembuh.

- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 263 kasus baru dan 211 orang telah sembuh dari COVID-19.

- Banten melaporkan 250 kasus baru dan 137 orang sembuh.

- Jawa Tengah 108 kasus positif baru dan 89 orang sembuh dari COVID-19.

Capaian Vaksinasi Hari Ini

Data Satgas COVID-19 juga menunjukkan rincian penambahan capaian vaksinasi sebagai berikut:

- Vaksinasi dosis pertama bertambah 21.739 sehingga akumulasinya menjadi 204.361.302.

- Vaksinasi primer dosis kedua bertambah 21.044 sehingga akumulasinya menjadi 170.970.296.

- Vaksinsi ketiga alias booster pertama hari ini bertambah 85.223 sehingga akumulasinya menjadi 62.770.148.

- Vaksinasi booster kedua atau suntikan keempat hari ini mengalami penambahan sebanyak 4.963 sehingga akumulasinya menjadi 559.393.


Laporan Sebelumnya

Warga menjalani pemeriksaan kesehatan saat mengikuti vaksinasi booster di sentra vaksinasi jemput bola RPTRA Taman Jangkrik, Ciganjur, Jakarta Selatan, Selasa (19/7/2022). Kementerian Kesehatan mencatat capaian vaksinasi booster COVID-19 secara nasional masih di angka 25,48 persen atau sebanyak 53.056.762 orang dari target penerima 208 juta orang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di hari sebelumnya, yakni pada Senin 19 September 2022 penambahan kasus COVID-19 tercatat sebanyak 1.620.

Angka ini turut menambah akumulasi pasien positif di Indonesia mencapai 6.410.426 orang.

Penambahan tersebut juga terjadi di pasien sembuh dan dinyatakan negatif virus Corona. Berdasarkan laporan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, ada 3.390 orang yang sembuh dari COVID-19 kemarin. Sehingga mereka yang dinyatakan terbebas dari COVID-19 telah mencapai 6.226.446 jiwa.

Sayangnya, pasien meninggal dunia akibat terpapar COVID-19 juga masih bertambah. Kemarin penambahannya ada 23 sehingga akumulasinya menjadi 157.915.

Data update pasien COVID-19 ini tercatat sejak Minggu, 18 September 2022, pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Senin (19/9/2022) pada jam yang sama.

Data tersebut juga menunjukkan capaian vaksinasi per 19 September yang menunjukkan bahwa vaksinasi dosis pertama bertambah 16.066.

Sedangkan, vaksinasi dosis kedua bertambah 18.526. Disusul dengan vaksinasi dosis ketiga alias booster pertama yang bertambah 94.159.

Lalu, vaksinasi dosis keempat atau booster kedua menunjukkan penambahan 4.676. Sejauh ini suntikan keempat masih dikhususkan untuk tenaga kesehatan.


Segera Berakhir?

Petugas kesehatan memberikan vaksin booster dosis kedua atau vaksinasi dosis keempat untuk tenaga kesehatan relawan yang bertugas di RSDC, Wisma Atlit, Kemayoran, Jakarta. Rabu (3/8/2022). Pemberian vaksinasi Covid-19 dosis booster ke-2 tersebut diberikan dengan interval 6 bulan sejak vaksinasi dosis booster pertama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa akhir pandemi COVID-19 sudah di depan mata.

Terkait hal ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Mohammad Syahril menegaskan, akhir dari pandemi COVID-19 harus diikuti dengan enam kebijakan yang dikeluarkan WHO. Keenam kebijakan ini harus menjadi perhatian seluruh negara di dunia.

Keenam kebijakan akhiri pandemi COVID-19 yang dimaksud WHO, antara lain, vaksinasi, melakukan testing dan sekuensing, memastikan sistem kesehatan untuk pelayanan COVID-19, mempersiapkan lonjakan kasus, melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian, serta menyampaikan informasi terkait COVID-19 kepada masyarakat.

"Pengumuman Dirjen WHO harus diikuti dengan enam kebijakan akhiri pandemi COVID-19 begitu ya. Kalau ada tanda-tanda, ya tanda-tanda 'hilal' akan muncul (akhir dari pandemi), ini suatu kepastian tapi ini bisa tidak terjadi atau akan panjang waktunya," ucap Syahril saat Press Conference: Perkembangan Kasus COVID-19, Hepatitis Akut dan Cacar Monyet yang disiarkan dari Gedung Kemenkes Jakarta, ditulis Selasa (20/9/2022)

"Manakala kita tidak melakukan 6 ini kebijakan, termasuk vaksinasi dan testing ya tetap dilakukan karena kan kita masih pandemi."


Tetap Waspada

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Mohammad Syahril menyampaikan terkait parameter COVID-19. Selasa (30/8/2022). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Selain itu, parameter-parameter pada enam kebijakan WHO di atas belum semuanya sama rata di antara negara-negara lain di dunia.

"Ada yang parameternya sangat rendah, ada yang masih agak tinggi (kasus COVID-19) dan tentu saja ini harus merata di seluruh dunia, tidak cukup oleh satu-dua negara saja. Dengan upaya-upaya kebijakan WHO sehingga akan betul-betul pandemi nanti akan berakhir diumumkan WHO," terang Syahril.

Walaupun sinyal pandemi sebentar lagi selesai, Mohammad Syahril mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tetap waspada. Pemerintah didukung masyarakat masih harus bersama-sama menghadapi kemungkinan risiko di masa depan.

Contohnya, mempersiapkan antisipasi lonjakan kasus COVID-19 bila sewaktu-waktu muncul varian virus Corona yang lebih menyebar. Sistem ketahanan kesehatan, dari tenaga kesehatan, alat kesehatan, fasilitas kesehatan hingga pasokan obat-obatan juga perlu disiapkan.

"Ingat juga kita apabila terjadi lonjakan kasus seperti halnya kemungkinan adanya varian baru di tahun 2023, kita siapkan saja, bagaimana menyiapkan sistem kesehatan, yaitu dari hulu ke hilir," jelas Syahril.

"Kemudian juga bagaimana pencegahan dan pengendaliannya. Nah, yang paling penting juga penyebaran informasi ke seluruh masyarakat. Kita semua, ya masyarakat harus bersama-sama menghadapi risiko yang bisa terjadi," pungkasnya.

Infografis Mekanisme Vaksinasi Covid-19 untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya