Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya (Persero) tengah menyelesaikan pengerjaan ruas Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang dengan total panjang 40 km, dimana sepanjang 30,7 km yang menghubungkan on/off ramp STA 9+300 hingga Gerbang Tol (GT) Bangkinang siap beroperasi.
Project Director Tol Pekanbaru-Bangkinang Bambang Eko mengatakan, ruas tol yang ditanganinya kini siap dibuka untuk umum dan masih menunggu proses peresmian dari pemerintah pusat, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Advertisement
"Statusnya udah oke ya, jadi kita udah siap. Panjang total kita 40 km, sedangkan yang sudah siap 31 km. Sudah mendapat uji laik fungsi (ULF) dari Kementerian Perhubungan dan sertifikat laik operasi (SLO) dari Bina Marga (Kementerian PUPR)," terangnya di on/off ramp STA 9+300, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (20/9/2022).
"Tak lupa, kita bersyukur bahwa tim dari provinsi membantu kita, sehingga lancar (proses penyelesaiannya)," imbuh Bambang.
Menurut data dari PT Hutama Karya (Persero), Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang dari STA 0+000 hingga GT Bangkinang total memiliki panjang 40,00 km. Namun, rencana operasional baru sepanjang 30,7 km lantaran sisa sekitar 9 km dari STA 0+000 sampai STA 9+300 masih dalam proses pembebasan lahan.
"Statusnya sedang dalam proses. Artinya kita sudah melakukan pekerjaan 3 km, tinggal yang sisa 6 km adalah tanah kehutanan. Pembebasan lahan sekarang sudah sekitar 86 persen," jelas Bambang.
Pembebasan Lahan
Secara target, ia menyebut proses land clearing bisa selesai pada Desember 2022. Akan tetapi, target waktu tersebut masih tentatif karena pihaknya terus mengikuti proses pembebasan lahan sisa yang cenderung sulit.
"Kebetulan di kehutanan itu ada tanah yang diakui masyarakat. Lalu masyarakat juga punya alat sah, kayak sertifikat. Sehingga harus dilepaskan dulu dari Kehutanan (KLHK) ke PUPR, nanti akan dilakukan APL (area peruntukan lain)," bebernya.
Selain proses pembebasan tanah, berdasarkan hasil pantauan Liputan6.com, Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang hanya memiliki satu pintu tol (GT Bangkinang) dan dua rest area di masing-masing lajur. Khusus untuk rest area, tempat tersebut masih dalam proses pembangunan di tengah-tengah kawasan perkebunan sawit.
Bila ruas tol tersebut sudah diresmikan dan beroperasi, Bambang menjamin waktu tempuh antara Kota Pekanbaru menuju Bangkinang sebagai ibu kota Kabupaten Kampar bisa terpangkas banyak sampai 20 menit saja.
"Kalau kita lewat jalan nasional itu 1,5 jam. Tetapi kalau lewat sini hanya 20-25 menit," pungkas Bambang.
Advertisement
Konstruksi Digital Dorong Percepatan Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang
Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) terus mendorong percepatan penyelesaian pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 40 km. Proses finishing-nya didukung melalui terobosan teknologi inovasi selama pembangunannya.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, percepatan pembangunan infrastruktur melalui penerapan konstruksi digital pada Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang diimplementasikan lewat teknologi Building Information Modelling (BIM).
"Dengan adanya BIM, proses konstruksi bisa menjadi lebih efektif. Sehingga pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh sejumlah orang dalam waktu tertentu bisa dikerjakan menggunakan sistem BIM dalam waktu yang relatif lebih singkat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/8/2022).
Danang menjelaskan, inovasi teknologi Building Information Modelling merupakan representasi rencana bangunan aktual yang dituangkan secara digital berbentuk tiga dimensi dan animasi yang dapat dilihat menggunakan Virtual Reality (VR).
"Dengan menggunakan model 3D ini, informasi yang digunakan pada teknologi BIM sebagai landasan untuk stakeholder melakukan decision making dalam setiap tahapan konstruksi," terangnya
Implementasi BIM di proyek Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang telah dilaksanakan dalam perencanaan main road, structure (overpass, underpass, jembatan, box traffic, box drain), simulasi scheduling hingga perhitungan cost estimating.
Selanjutnya, implementasi BIM yang ada di lapangan digunakan pada beberapa pekerjaan yakni menggunakan gambar kerja yang merupakan output dari BIM, dibandingkan sebelumnya yang masih menggunakan gambar manual.
Dengan menggunakan BIM dan platform CDE (Common Data Environment), proses approval dokumen dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.