Liputan6.com, Jakarta Kasus pemerasan yang menimpa gelandang Juventus, Paul Pogba tengah bergulir di jalur hukum. Satu per satu keterangan pemain asal Prancis itu kepada pihak kepolisian belakangan juga terkuat kepada publik.
Menurut La Monde, Pogba telah menceritakan kronologis kejadian dalam laporannya kepada pihak berwajib, Agustus lalu. Dalam laporan tersebut, mantan pemain Manchester United itu sempat bercerita mengenai situasi mencekam yang sempat dihadapinya saat berurusan dengan para pemeras.
Advertisement
Menurut Pogba, insiden itu menimpanya pada 19 Maret lalu. Sat itu, dia tengah menjalani latihan bersama timnas Prancis di Clairefontaine. Setelah libur sehari, Pogba bersiap pulang sekitar tengah malam.
Namun teman-temannya membawa dia ke sebuah rumah susun di Chanteloup-en-Brie. Dia mengaku berada di sana hingga pukul 04.00 dengan telepon selular disita dalam posisi yang tidak menyala.
Pogba melankutkan, dua orang pria berkerudung dan rompi anti-peluru kemudian masuk. Mereka menenteng senjata api dan mengarahkannya kepadanya. "Saya sanga takut," kata Pogba.
"Kedua pria itu menodongkan senjata ke arah saya. Kaget mendapat perlakuan seperti itu, saya pun berkata akan membayar mereka. Tapi mereka kemudian berterikak, 'Diam, dan lihat ke bawah'," ujar Pogba kepada penyidik yang ditugaskan menangani kasus tersebut dalam laporannya.
Saat itu, para pemeras menuntut bayaran sebesar 13 juta Euro, tapi hanya dibayar tunai 3 juta Euro. Uang itu menurut para pelaku merupakan biaya perlindungan kemanan Pogba selama beberapa tahun ini.
"Satu dari dua pria berkerudung berbicara ke telinga Roushdane. Ketika pria itu pergi, Roushdane mengatakan kepada saya bahwa saya harus membayar mereka, jika tidak, kami semua dalam bahaya."
Abang Pogba Menyerahkan Diri
Penyelidikan terhadap laporan pemerasan yang menimpa Pogba mulai dibuka sejak 2 September lalu. Dalam laporannya, Pogba mengaku dimintai uang perlindungan selama 13 tahun oleh para pelaku.
Penyelidikan terhadap kasus pemerasan ini pun mulai menemukan titik terang. Polisi telah menangkap saudaranya sendiri, Mathias Pogba yang diduga menjadi otak dari kejadian tersebut.
Menurut La Monde, Mathias memilih menyerahkan diri. Pihak berwenang juga mengamankan tiga orang lainnya. Hingga saat ini Mathias dan rekan-rekannya masih ditahan untuk dimintai keterangan lebih jauh.
Mathias sebelumnya sempat memojokkan Pogba melalui video singkat di Instagram. Lewat rekaman itu, dia mengancam akan mengumbar kebusukan mantan pemain Manchester United itu. Selain itu, Mathias juga menuduh Pogba menyewa jasa dukun untuk menyantet rekannya di timnas Prancis, Kylian Mbappe.
Advertisement
Salah Pergaulan
Laporan The Sun sebelumnya menyebutkan, para pelaku pemerasan sebagian besar merupakan teman masa kecil Pogba. Mereka dulu tinggal di lingkungan yang sama sebelum Pogba meraih kesuksesan.
Dalam pengakuannya, Pogba masih mengenali sebagian dari mereka. Dia bahkan mengaku pernah sangat dekat dan beberapa kali memberi bantuan finansial kepada teman-teman masa kecilnya tersebut.
Namun hubungan ini mulai renggang saat Pogba mengusur salah seorang teman dari rumahnya di Manchester. Dia berang setelah mendapati kartu kreditnya ternyata telah dibobol hingga 198 ribu euro.