Liputan6.com, Jakarta - Proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), terancam mandek.
Hal ini lantaran ada keterlambatan pada kontrak konsorsium Engineering, Procurement and Construction (EPC) hingga 81,19 persen atau setara 16 bulan per 9 September 2022.
Advertisement
Manajemen mengakui ada dispute antara pihak internal yang mengerjakan proyek yang berlokasi di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat itu. Sehingga berdampak pada progres pengerjaan proyek.
Adapun kontraktor pengerjaan EPC proyek SGA ini yaitu konsorsium PT PP Tbk (PTPP) dan perusahaan China, Shenyang Aluminium & Magnesium Engineering & Research Institute Co Ltd (SAMI), yang berada di bawah Aluminium Corporation of China (Chinalco). Akibat keterlambatan itu, proyek SGAR kehilangan potensi pendapatan hingga USD 450 juta atau Rp 6,75 triliun (asumsi kurs 15.006 per dolar AS).
“Sampai dengan saat ini delay 16 bulan. kami hitung potential revenue loss- nya itu sekitar USD 450 juta,” kata Direktur Teknik dan Proyek PT BAI Darwin Saleh Siregar dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan komisi VII, Selasa (20/9/2022).
Berdasarkan pertemuan yang difasilitasi Kementerian BUMN pada 19 September 2022, menyepakati jika final consortium agreement tidak kunjung dilakukan hingga Oktober 2022, PT BAI akan melakukan terminasi kontrak kepada konsorsium EPC, usai mengeluarkan SP 3.
Smelter Feronikel Antam Siap Beroperasi Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam memperkirakan smelter feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara beroperasi pada kuartal I tahun depan. Target pengoperasian smelter ini menyusul ketersedian daya yang baru tersalur sebagian, dan diharapkan sepenuhnya tersalur pada awal 2023.
Direktur Operasi dan Produksi I Aneka Tambang Dewa Wirantaya mengatakan, saat ini perkembangan pembangunan masih sesuai dengan rencana. Baik dari sisi refraktori maupun skema penyediaan daya.
“Di akhir tahun ini ada sebagian power sudah bisa terdeliver ke FeNi (feronikel) Haltim. Diharapkan di kuartal I 2023 kelengkapan power 100 MW bisa selesai,” kata Dewa dalam Pubex Live 2022, Jumat (16/9/2022).
PLN turut andil dalam penyediaan daya untuk proyek ini. Ditandai dengan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara kedua pihak.
Advertisement
Selanjutnya
PLN akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel milik Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara. PLN memasok kebutuhan listrik ke Antam sebesar 75 megawatt itu selama 30 tahun ke depan.
Untuk menjamin keandalan pasokan, PLN menyiapkan kapasitas lebih besar yaitu 111 MW untuk mengantisipasi kebutuhan smelter Antam ke depannya.
Saat ini, Antam tengah mempercepat refraktori monolitik untuk pembangunannya. Diharapkan, pada November nanti material berupa bata refraktori sudah bisa terkirim, sehingga bisa segera berproduksi.
“Mudah-mudahan masih tetap sesuai dengan skenario. Di akhir kuartal I 2023 kami sudah bisa start untuk melakukan commissioning smelter FeNi Haltim. Baik dari refractory dan penyediaan power masih berjalan,” tandasnya.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang semester I 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan penjualan dan laba selama enam bulan pertama 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Aneka Tambang Tbk meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,52 triliun pada semester I 2022. Laba perseroan tumbuh 31,49 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,16 triliun.
Pertumbuhan laba tersebut didukung kenaikan penjualan sebesar 8,67 persen pada semester I 2022. PT Aneka Tambang Tbk mengantongi penjualan Rp 18,77 triliun jika dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 17,27 triliun.
Beban pokok penjualan tercatat Rp 14,74 triliun pada semester I 2022. Beban pokok penjualan naik 4,51 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,10 triliun. Laba kotor bertambah 27,16 persen menjadi Rp 4,02 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,16 triliun.
Advertisement
Aset
Perseroan mencatat beban usaha naik 56,26 persen dari Rp 1,64 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp 2,56 triliun pada semester I 2022. Dengan demikian laba usaha perseroan turun 4,09 persen menjadi Rp 1,46 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,52 triliun.
Perseroan membukukan kenaikan keuntungan entitas asosiasi sebesar Rp 555,31 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 241,78 miliar. Perseroan mencatat laba selisih kurs naik menjadi Rp 261,74 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 135,25 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, PT Aneka Tambang Tbk membukukan laba bersih per saham dasar dan dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 63,50 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 48,29.
Total ekuitas tercatat Rp 21,47 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 20,83 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 10,78 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 12,07 triliun.
Aneka Tambang membukukan aset Rp 32,25 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 32,91 triliun. Kas dan setara kas perseroan tercatat Rp 3,23 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,08 triliun.