Wall Street Lesu Imbas Lonjakan Aksi Jual Jelang Rilis Pertemuan The Fed

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 313,45 poin atau 1,01 persen ke posisi 30.706,23.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Sep 2022, 07:27 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 20 September 2022 seiring aksi jual yang meningkat. Di sisi lain, investor juga bersiap untuk kenaikan suku bunga besar lainnya dari bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang dirilis Rabu pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 313,45 poin atau 1,01 persen ke posisi 30.706,23. Indeks S&P 500 susut 1,13 persen ke posisi 3.855,93. Indeks Nasdaq melemah 0,95 persen menjadi 11.425,05.

The Federal Open Markets Committee (FOMC) memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa, 20 September 2022. The Fed diperkirakan mengumumkan kenaikan suku bunga 0,75 persen. Wall street alami koreksi dalam beberapa pekan terakhir seiring komentar dari ketua the Federal Reserve (the Fed). Selain itu, laporan inflasi Agustus 2022 yang tiba-tiba memanas menyebabkan pelaku pasar bersiap untuk tingkat bunga tinggi hingga inflasi mereda.

Suku bunga tinggi menekan saham. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun melonjak 3,99 persen, level tertinggi sejak 2007. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai 3,6 persen.

“Pergerakan yang lebih tinggi untuk imbal hasil obligasi 10 tahun kemungkinan berkontribusi mendorong gejolak di pasar saham pada Selasa pekan ini,” ujar Jack Ablin dari Cresset Capital dikutip dari CNBC, Rabu (21/9/2022).

Ia menambahkan, investor telah mencerna kenaikan 75 basis poin tetapi mungkin ada beberapa kekhawatiran retorika yang masih sangat hawkish.

Pelaku pasar mengawasi proyeksi the Fed dari pertemuan pekan ini untuk mengukur seberapa banyak suku bunga lebih lanjut dapat naik dan apa artinya bagi perekonomian.


Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sementara itu, saham Ford merosot setelah mengumumkan masalah rantai pasokan akan menelan biaya tambahan USD 1 miliar pada kuartal III 2022.

Dalam berita ekonomi lainnya, data pasar perumahan yang dirilis Selasa pekan ini menunjukkan lonjakan tak terduga pada awal Agustus meski izin bangunan alami penurunan terbesar sejak April 2020.

Saham Ford mencatat kinerja terburuk sejak Januari 2011 pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Kapitalisasi pasar saham Ford susut USD 7 miliar. Hal itu terjadi setelah produsen mobil umumkan sebagian dari laba kuartal III nya dan mengatakan kepada investor kalau harapkan biaya USD 1 miliar karena bergulat dengan masalah inflasi dan pasokan. Saham Ford turun 12,3 persen ke posisi USD 13,09 per saham.

Sementara itu, saham Apple dan Boeing masing-masing naik 0,7 persen dan 1,6 persen. Saham Apple membantu kurangi kerugian di sektor teknologi informasi S&P 500. Saham Nike turun 4,5 persen di tengah penurunan peringkat dari Barclays.


Wall Street Menguat Jelang Pertemuan The Fed

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 19 September 2022 di tengah perdagangan yang bergejolak jelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed). The Fed akan mulai pertemuan pada Selasa, 20 September 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 197,26 poin atau 0,64 persen ke posisi 31.019,68. Indeks S&P 500 bertambah 0,69 persen ke posisi 3.899,89. Indeks Nasdaq naik 0,76 persen ke posisi 11.535,02.

Perdagangan saham cenderung bergejolak sepanjang sesi perdagangan. Pada posisi terendah, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun lebih dari 0,9 persen.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS menguat jelang rilis hasil pertemuan the Fed. The Fed berpotensi dongkrak suku bunga acuan 75 basis poin untuk meredam inflasi. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun mencapai 3,51 persen dan masuk level tertinggi dalam 11 tahun.

Setelah sejumlah harapan selama musim panas, the Fed dapat menyelesaikan kebijakan pengetatan agresifnya, investor telah melepas saham lagi di tengah kekhawatiran bank sentral akan bertindak jauh dan mengarahkan ekonomi ke dalam resesi.

Investor fokus pada pertemuan kebijakan the Fed yang dijadwalkan mulai Selasa pekan ini. Bank sentral akan menaikkan suku bunga 75 basis poin. Investor juga mengamati panduan tentang laba perusahaan sebelum mulai musim laporan keuangan pada Oktober 2022.

“Kami berada dalam pendekatan menunggu dan melihat pasar menunggu semacam katalis bullish dan bearish. Pasar sedang berjuang mendapatkan arah dan itulah berita fundamentalnya,” ujar CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan, dikutip dari CNBC, Selasa, 20 September 2022.

 


Sektor Saham

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sembilan dari 11 sektor saham S&P 500 akhiri hari dengan positif yang didorong kenaikan material, konsumsi dan industri. S

ektor saham keuangan juga naik karena beberapa investor bertaruh kalau suku bunga lebih tinggi dapat menguntungkan keuntungannya. Sektor saham perawatan kesehatan melambat setelah komentar dari Presiden AS Joe Biden indikasikan pandemi COVID-19 telah berakhir.

Saham turun pada pekan lalu seiring investor bereaksi terhadap laporan inflasi yang lebih panas dari perkiraan dan peringatan suram dari FedEx tentang ekonomi global yang memburuk secara signifikan.

Rata-rata indeks acuan membukukan kerugian dalam empat minggu. Pada pekan ini, sejumlah rilis data ekonomi yang keluar yaitu data perumahan Agustus dan klaim penggangguran awal pada Kamis pekan ini.

Sejumlah saham mencatat posisi terendah dalam 52 minggu. Hal itu termasuk saham Microsoft yang diperdagangkan pada level yang tidak terlihat sejak Mei 2021.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya