Hebohnya kerupuk yang digoreng dengan minyak bercampur plastik membuat masyarakat khawatir. Ahli Gizi Klinik dari FKUI-RSCM Dr Samuel Oentoro MS, SpGK, mengatakan sulit membedakan kerupuk yang digoreng dengan campuran plastik atau tidak.
Menurut Dr Samuel, satu-satunya cara agar terhindar dari kerupuk plastik dengan menggorengnya sendiri.
"Itu kan digoreng dicampur dengan plastik biar lebih garing, jadi tujuannya biar awet," ujar Dr Samuel, saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (8/2/2013).
Dr Samuel mengatakan, tak ada perbedaan khas yang mencolok dari kerupuk plastik dan kerupuk biasa. Namun, kerupuk plastik biasanya lebih awet dan tak mudah melempem. Bahkan jika dibiarkan terbuka, kerupuk itu bisa tidak melempem.
"Kena angin bisa lebih tahan. Jadi kita tidak tahu mana yang digoreng dengan campuran plastik," jelasnya.
Dengan menggoreng kerupuk menggunakan campuran minyak, lanjut Dr Samuel, bisa berbahaya buat kesehatan. Plastik mengandung bahan kimia yang bisa menimbulkan risiko kanker.
"Itu kan karsinogenik, penyebab kanker. Tapi efeknya jangka panjang. Tiap orang tubuhnya kan beda-beda, jadi kita tidak tahu berapa lama," jelasnya.
Soal makanan yang bisa terbakar, menurut Dr Samuel, itu bisa terjadi pada makanan apapun yang digoreng. Tapi ia mempertanyakan, mana mungkin ada orang yang mau membakar kerupuk sebelum memakannya.
"Sekarang yang penting tingkatkan daya tahan tubuh, sel tubuh dengan hidup sehat. Jadi kalau ada masalah seperti ini masih bisa ditangkal. Kalau pola hidup tidak benar bisa lebih cepat nggak beresnya," pungkasnya.
Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan, masalah kerupuk plastik hanya isu. Pihaknya sudah memeriksa dan menguji sampel kerupuk.
"Tidak benar. Kami sudah memeriksanya dan menguji dan memang tidak ada. Ini hanya isu masyarakat yang meresahkan saja," kata Ketua BPOM, Dra. Lucky. S. Slamet yang ditemui di Kantor BPOM.(Mel/Igw)
Menurut Dr Samuel, satu-satunya cara agar terhindar dari kerupuk plastik dengan menggorengnya sendiri.
"Itu kan digoreng dicampur dengan plastik biar lebih garing, jadi tujuannya biar awet," ujar Dr Samuel, saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (8/2/2013).
Dr Samuel mengatakan, tak ada perbedaan khas yang mencolok dari kerupuk plastik dan kerupuk biasa. Namun, kerupuk plastik biasanya lebih awet dan tak mudah melempem. Bahkan jika dibiarkan terbuka, kerupuk itu bisa tidak melempem.
"Kena angin bisa lebih tahan. Jadi kita tidak tahu mana yang digoreng dengan campuran plastik," jelasnya.
Dengan menggoreng kerupuk menggunakan campuran minyak, lanjut Dr Samuel, bisa berbahaya buat kesehatan. Plastik mengandung bahan kimia yang bisa menimbulkan risiko kanker.
"Itu kan karsinogenik, penyebab kanker. Tapi efeknya jangka panjang. Tiap orang tubuhnya kan beda-beda, jadi kita tidak tahu berapa lama," jelasnya.
Soal makanan yang bisa terbakar, menurut Dr Samuel, itu bisa terjadi pada makanan apapun yang digoreng. Tapi ia mempertanyakan, mana mungkin ada orang yang mau membakar kerupuk sebelum memakannya.
"Sekarang yang penting tingkatkan daya tahan tubuh, sel tubuh dengan hidup sehat. Jadi kalau ada masalah seperti ini masih bisa ditangkal. Kalau pola hidup tidak benar bisa lebih cepat nggak beresnya," pungkasnya.
Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan, masalah kerupuk plastik hanya isu. Pihaknya sudah memeriksa dan menguji sampel kerupuk.
"Tidak benar. Kami sudah memeriksanya dan menguji dan memang tidak ada. Ini hanya isu masyarakat yang meresahkan saja," kata Ketua BPOM, Dra. Lucky. S. Slamet yang ditemui di Kantor BPOM.(Mel/Igw)