Liputan6.com, Jakarta Polisi menyiapkan rekayasa arus lalu lintas mengantisipasi kepadatan volume kendaraan pada saat unjuk rasa pengemudi ojek online dan taksi online yang tergabung dalam Koalisi Driver Online (Kado). Unjuk rasa digelar di Gedung DPR/MPR Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2022).
Kasat Lantas Wilayah Jakarta Pusat, Kompol Purwanta mengatakan, rekayasa arus lalu lintas bersifat situasional.
Advertisement
"Seperti biasa rekayasa arus lalu lintas tentatif saja," kata dia saat dihubungi, Rabu (21/9/2022).
Purwanta mengatakan, pengalihan arus akan diberlakukan apabila jumlah massa yang hadir membeludak sehingga berdampak pada kendaraan yang melintas di ruas jalan Gatot Subroto menuju ke Slipi.
Adapun, jika itu terjadk maka kolong Fly Over Gerbang Pemuda menuju ke slipi akan ditutup sementara. Pun demikian dengan pintu keluar tol dalam kota Slipi.
"Nanti di kolong flyover dtutupnya atau sekat pengemudi diarahkan ke Senayan. Pun demikian dengan pintu keluar tol dari arah barat akan dimasukkan ke jalu bus transjakarta," ujar dia.
Purwanta mengatakan, situasi arus lalu lintas pada pukul 11.00 WIB terpantau kondusif. Elemen massa dari ojol belum terlihat di kawasan DPR/MPR Jakarta Pusat.
"Massa dari ojol sekitar 500 rencananya Sekarang belum pada datang," ujar dia.
Tarif ojek online (ojol) naik mulai 11 September 2022 pukul 00.00. Secara umum kenaikan terjadi sebesar Rp 1.000 pada tarif minimum. Kenaikan tarif ojol ini menyesuaikan dengan kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar.
Sedangkan untuk biaya sewa aplikasi ditetapkan paling tinggi 15 persen. Angka ini turun dari sebelumnya 20 persen.
Meski begitu, pengemudi ojek online di wilayah Bekasi mengeluhkan tarif potongan sewa aplikasi oleh aplikator lebih tinggi dari kesepakatan yang telah ditetapkan maksimal 15 persen. Yakni, mencapai 20 persen.
"Sekarang potongan dari aplikator masih tinggi, sekitar 20 persen," ujar WS (36) seorang pengemudi ojek online kepada Merdeka.com di Bekasi, ditulis Kamis (15/9/2022).
Beratkan Perekonomian Keluarga
WS mengaku, tingginya potongan oleh aplikator tersebut begitu memberatkan keuangan keluarga. Mengingat, saat ini dirinya tengah dibebani atas kenaikan Pertalite menjadi Rp 10 ribu per liter.
"Belum lagi sembako naik kan akibat BBM ini, kayak telur hampir Rp 30.000 per kg. Kan kita pusing," ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya meminta pihak operator segera menurunkan tarif biaya sewa aplikasi menjadi maksimal 15 persen. Hal ini sebagaimana diatur oleh Kementerian Perhubungan.
"Ya, mintanya biaya potongan operator ini turun lah, jangan mahal gini," pungkasnya.
Advertisement