Liputan6.com, Jakarta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mempertanyakan kesiapan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dalam menyediakan keandalan pasokan listrik untuk mendukung program konversi kompor gas elpiji 3 kilogram (kg) ke kompor listrik.
Ketua Harian YLKI Tulus Abadi menyatakan, ketersediaan pasokan listrik yang andal amat diperlukan untuk menyukseskan program konversi kompor gas ke kompor listrik sekaligus menjamin hak-hak konsumen tetap terpenuhi.
Advertisement
"Bagaimana jadinya jika saat sedang memasak listrik PLN mati?," kata Tulus Abadi kepada Merdeka.com di Jakarta, Rabu (21/9).
Untuk itu, YLKI meminta pemerintah dan stakeholders terkait lebih serius dalam mempersiapkan berbagai faktor penunjang kesuksesan program konversi kompor gas ke listrik. Terutama, keandalan pasokan listrik sebagai bahan bakar utama pengganti gas elpiji 3 kilogram.
"Walaupun konsep kebijakan konversi ke kompor induksi terlihat baik dan pro poor, tetapi kebijakan ini seharusnya bukan hanya berbasis bongkar pasang atas kepanikan pemerintah terhadap melambungnya subsidi gas elpiji 3 kg," tutupnya.
Pemerintah Bagi-Bagi Gratis
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah akan membagikan kompor listrik kepada masyarakat secara gratis. Hal ini sebagai upaya transisi penggunaan kompos berbasis LPG yang selama ini digunakan masyarakat.
"Iya dibantu (kompor listrik oleh pemerintah)," kata Arifin saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta Pusat, Senin (19/9).
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana juga memastikan migrasi penggunaan kompor induksi akan dibantu oleh pemerintah. Pengadaan kompor listrik akan dibagikan secara cuma-cuma baik saat proses uji coba maupun ketika migrasi bersama penggunaan kompor listrik.
"Iya gratis lah, kan namanya masih uji coba. Nanti pas implementasinya pasti gratis," kata Dadan di tempat yang sama.
Advertisement
Tolak Kompor Listrik Gratis, Penjual Mie Ayam: Kalau Buat Dagang Boros!
Pemerintah berencana membagikan paket kompor listrik senilai Rp 1,8 juta. Paket tersebut akan dibagikan kepada 300 ribu keluarga.
Pembagian paket kompor listrik ini dalam upaya migrasi penggunaan kompor listrik dari kompor gas LPG.
"Jadi satu rumah itu dikasih satu paket," kata Sekjen Kementerian ESDM, Rida Mulyana di Gedung DPR-RI, dikutip Rabu (21/9/2022).
Paket kompor listrik itu nanti akan dibagikan kepada masyarakat yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Paket senilai Rp 1,8 juta tersebut berisi kompor listrik (kompor induksi) dua tungku, alat masak dan Miniatur Circuit Breaker (MCB) yang berfungsi untuk mengatur kenaikan daya listrik di rumah tangga.
"Rp 1,8 juta itu rencana awal dengan dua tungku yang sama kapasitasnya," kata Rida.
Namun, lanjut dia, ada usulan kompor yang dibagikan hanya 1 tungku. Artinya kompor induksi ini memiliki daya yang lebih besar dan harganya naik. Namun hal ini masih dalam pembahasan.
"Nah masih dikalkulasi berapa harganya, harusnya kan nggak Rp 1,8 juta lagi, pasti lebih naik Rp 2 juta lah,” ujarnya.
Sementara itu, pembagian MCB ditujukan kepada pelanggan rumah tangga yang dayanya masih di bawah 1.000 VA. Pemberian MCB ini akan memudahkan pemerintah dalam menilai penggunaan bantuan di masyarakat.