Ketika Nyeri Tak Juga Sembuh, Sebaiknya Konsultasi ke Dokter Apa?

Mengenal dokter spesialis termasuk spesialis yang menanganai nyeri

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 21 Sep 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi Nyeri Punggung Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Masalah nyeri umumnya ditangani oleh dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis ortopedi, hingga dokter spesialis anestesi. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang dokter spesialis nyeri?

Dokter spesialis nyeri adalah mereka yang biasanya menangani keluhan nyeri, baik akibat kerusakan saraf maupun akibat cedera.

Dokter spesialis bedah saraf adalah mereka yang menangani masalah nyeri akibat adanya masalah pada saraf. Sedangkan, untuk masalah nyeri akibat cedera atau kecelakaan, maka biasanya akan ditangani oleh dokter spesialis ortopedi.

Nah, untuk itu sebelum melakukan pengobatan terhadap masalah nyeri, sebaiknya ketahui terlebih dahulu dari mana nyeri tersebut berasal.

Mengutip dari Cleveland Clinic (2022) nyeri pun dapat menjadi hal yang normal ketika habis berolahraga berat, dan nyeri tersebut akan hilang dalam beberapa hari.

Namun, kita harus waspada jika rasa nyeri yang muncul terasa sangat tajam, menyebar, dan tidak hilang dalam jangka waktu yang lama.

Nyeri yang tak boleh dibiarkan Dokter Spesialis Anestesi dari KL Klinik, dr Ketut Ngurah Gunapriya menyebut bahwa nyeri bisa menjadi tanda adanya kerusakan yang tampak dan tidak tampak.

"Nyeri adalah suatu pengalaman emosional yang tidak menyenangkan. Biasanya, disebabkan oleh kerusakan tampak maupun tidak tampak," kata Ketut dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 21 September 2022.

Lebih lanjut Ketut mengatakan bahwa nyeri dengan durasi pendek (akut) maupun durasi panjang (kronik) sama-sama dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya.

 


Jenis-Jenis Nyeri

Ilustrasi sendi nyeri (Sumber: Pixabay)

Oleh sebab itu, sebaiknya nyeri yang datang tak boleh disepelekan begitu saja, terutama jika nyeri datang di area seperti :

Nyeri di area lutut

Rasa sakit yang datang secara tiba-tiba, seperti hentakan keras disertai dengan pembengkakan bisa menjadi tanda adanya ligament yang robek.

Jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, kata Ketut, akan menyebabkan pembengkakan lutut yang semakin parah, hingga dapat menyebabkan terjadi kerusakan jaringan daerah lutut secara permanen.

"Dan, dalam waktu yang lebih lama, dapat menyebabkan kerusakan sendi degeneratif (masalah akibat pertambahan usia) yang lebih serius," ujarnya.

Nyeri di tulang belakang

Ketut, mengatakan, sakit atau nyeri tajam yang datang di area tulang belakang, terutama di bagian bawah dapat menjadi tanda dari adanya saraf kejepit. Ini dapat terjadi ketika diskus (cakram tulang rawan) tulang bergeser atau keluar dari posisi anatomi, sehingga menekan saraf di sekitarnya.

Saat diskus memberi tekanan pada saraf dan pembuluh darah di sekitar, akan menyebabkan munculnya nyeri hingga mati rasa di sisi tubuh penderita.

"Mengabaikan nyeri akibat saraf kejepit dapat membuat postur tubuh menjadi tidak seimbang, kejang otot, hingga kerusakan saraf permanen," Ketut menekankan.

Nyeri di bahu

Sendi bahu manusia terdiri dari sekelompok empat otot dan tendon penghubung. Tendon tersebut dapat robek saat cedera, kecelakaan, atau melakukan gerakan berulang atau mengangkat sesuatu yang terlalu berat.

Menurut Ketut, kerusakan pada tendon inilah yang biasanya menyebabkan rasa nyeri di area bahu. Terutama, jika nyeri tersebut dibarengi dengan munculnya bunyi 'klik' saat menggerakan bahu, dapat menjadi komplikasi seperti pergeseran tulang karena cedera bahu sebelumnya.

Mengabaikan nyeri di area ini, kata dia, dapat menyebabkan nyeri kronis, peradangan, dan kekakuan pada sendi.

 


Nyeri di Pergelangan Kaki

Ilustrasi Pegal dan Nyeri Pada Tubuh Credit: pexels.com/pixabay

Keseleo dapat menyebabkan ligamen di pergelangan kaki meregang hingga robek. Bahkan, tendon, tulang rawan, dan pembuluh darah di sekitarnya juga berisiko mengalami kerusakan.

Umumnya, penderita akan merasakan gejala seperti bengkak, memar, kaki, dan rasa nyeri yang tajam. Jika keseleo tidak kunjung sembuh, menurut Ketut dapat membuat pergelangan kaki tidak stabil secara permanen.

Selain itu, tidak mendapatkan penanganan yang tepat juga dapat menyebabkan kaki menjadi pincang dan menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan sekitar pergelangan kaki.

Nyeri di kepala

Sakit kepala sering dianggap sebagai masalah sepele. Padahal, sakit kepala yang lama dan berkepanjangan dapat menjadi tanda dari penyakit berbahaya.

Beberapa penyakit seperti stroke, meningitis (radang selaput otak), hingga tumor otak sering dikaitkan dengan nyeri di kepala.

Salah satu gejala nyeri di kepala yang berbahaya adalah muncul secara tiba-tiba, disertai kaku di leher dan demam, hingga muncul dengan gangguan penglihatan.

 


Nyeri Tak Juga Sembuh Sebaiknya Harus Bagaimana?

Ilustrasi nyeri dada (Gambar oleh Pexels dari Pixabay )

Ketut pun menekankan bahwa nyeri yang datang di beberapa area tubuh sebaiknya segera dilakukan konsultasi bersama dokter spesialis.

Terutama, kata dia, jika nyeri yang muncul adalah nyeri tajam yang berkepanjangan dan tak hilang berminggu-minggu, bahkan menahun.

Dia lalu menjelaskan bahwa penanganan pada masalah nyeri terkenal dengan nama manajemen nyeri. Pada manajemen nyeri, pengobatan yang dilakukan dokter lebih berfokus pada penyebab yang mendasari nyeri.

"Sehingga, manajemen nyeri ini menjadi bagian penting dalam perawatan medis," katanya.

Dijelaskannya bahwa pemeriksaan pada nyeri dapat dilakukan dengan dokter spesialis untuk mengobati rasa nyeri, mendiagnosis penyebab rasa nyeri, sekaligus mengurangi risiko komplikasi dari rasa nyeri yang timbul.

KL Klinik menyediakan pengobatan dengan konsep 'Pain Care Management' yang dapat mendeteksi, mengobati dan mengatasi masalah seputar nyeri dan penyebabnya.

Menurut Ketut pengobatan di KL Klinik menggunakan metode modern yang aman dan efektif tanpa pembedahan.

Sehingga, tindakan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri akan lebih minim nyeri dan minim risiko.

Selain itu, KL Klinik juga memiliki fasilitas penunjang alat yang cukup lengkap, seperti USG, C-arm, Radio Frekuensi, hingga PRP atau Platelet Rich Plasma.

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya