Liputan6.com, Malang - Selama beberapa hari terakhir masyarakat dihebohkan dengan penyebaran tabloid Anies Baswedan di sebuah masjid di Kota Malang. Relawan pendukung Anies membantah ada di balik penyebaran tersebut.
Joemawan Muhammad, Ketua Relawan Anies P-24 Kota Malang, salah satu kelompok relawan pendukung Anies, membantah pihaknya berada di balik penyebaran tabloid Anies Baswedan di Masjid Al Amin di Jalan Pelabuhan Ratu Kota Malang.
Advertisement
Ia mengatakan timnya hanya membagi tabloid setebal 12 halaman dengan headline berjudul ‘Mengapa Harus Anies’ itu di tempat umum saja. Yakni di Pasar Klojen pada 4 September, PasarBareng pada 9 September dan saat Car Free Day (CFD) pada 18 September lalu.
“Kalau menyebar ke tempat umum memang iya. Jumlah yang disebar ratusan sampai ribuan. Tapi kami tidak pernah menyebarkan ke masjid,” kata Joemawan, Rabu (21/9/2022).
Penyebaran tabloid hanya beserta penyampaian informasi sosok dan keberhasilan Anies Baswedan maupun keberadaan tabloid itu. Tidak ada kampanye politik agar masyarakat memilih Anies. Joemawan mengistilahkan layaknya penyebaran brosur agar produk lebih dikenal publik.
“Tidak ada kampanye, toh pak Anies belum pasti maju calon presiden. Pilpres kan masih 2024. Ini lebih seperti sebar brosur, tidak ada aturan yang dilanggar,” ujarnya.
Selain menyebar sendiri, ada pula masyarakat yang langsung datang meminta ke relawan. Joemawan tak memungkiri tak bisa sepenuhnya mengontrol peredaran tabloid berisi klaim prestasi Anies Baswedan itu selanjutnya begitu ada di tangan masyarakat.
“Kalau yang datang mintakami tak bisa mengontrol. Perkiraan saya, kalau itu terjadi (penyebaran dimasjid) maka dilakukan pihak lain. Tak mungkin disebar saat salat Jumat,”ucapnya.
Tak Langgar Aturan
Joemawan Muhammad menyebut di Kota Malang banyak komunitas relawan pendukung Anies Baswedan. Selain Relawan Anies P-24, ada pula Sobat Anies, Bro Anies dan lainnya. Seluruhnya berdiri atas inisiatif sendiri di akar rumput.
“Ada banyak orang. Kalau dari tim relawan kami, ya hanya membagikan tabloid di tempat umum saja. Juga tak melanggar aturan,” tegas Joemawan.
Penyebaran tabloid tersebut menimbulkan kehebohan di masyarakat. Tak sedikit kecaman muncul karena dugaan politisasi masjid jelang pemilihan presiden. Wali Kota Malang, Sutiaji, meminta masyarakat tak membawa urusan politik ke tempat ibadah.
“Nanti timbul kekacauan, pro kontra di masyarakat. Urusan agama itu domain masing-masing,” kata Sutiaji kepada awak media.
Joemawan Muhammad mengkritik balik pernyataan Sutiaji yang dinilai memvonis langsung pihaknya ada di balik penyebaran tabloid itu. Menurutnya, tak ada aksi sebar tabloid di masjid dan semua yang dilakukan sesuai aturan.
“Mengapa wali kota geram. Apa yang kami lakukan tak salah, tak langgar aturan. Saya siap debat langsung dengan beliau. Kalau wali kota mau sebar informasi prestasinya langsung ke masyarakat ya silakan, kan baik juga,” urainya.
Advertisement