Berkat Tranformasi, Utang PLN Turun Jadi Rp 407 Triliun

Penurunan utang PLN tak lepas dari proses transformasi yang konsisten dilakukan PLN dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk dengan mempercepat pembayaran dan pelunasan hutang PLN.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2022, 17:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dalam peluncuran Holding dan Subholding PT PLN (Persero), di Kantor Pusat PLN, Rabu (21/9/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Utang PT PLN (Persero) terus turun. Penurunan ini mendapat apresiasi dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Tercatat, utang PLN turun dari 500 triliun menjadi Rp 407 triliun.

"Ketika sama-sama kita melakukan tranformasi, sekarang hutang PLN sudah turun menjadi Rp 407 triliun yang tadinya Rp 500 triliun," ujar Erick Thohir saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Penurunan utang PLN tersebut tak lepas dari proses transformasi yang konsisten dilakukan PLN dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk dengan mempercepat pembayaran dan pelunasan hutang PLN.

"Percepatan-percepatan ini tentunya menjadi bagian bagaimana menyehatkan cashflow PLN," bebernya.

Kementerian BUMN juga telah meresmikan holding dan subholding PLN sebagai bagian restrukturisasi perusahaan. Erick menginginkan restrukturisasi PLN harus menjadikan listrik nasional semakin kuat dan luas dalam melayani energi untuk rakyat.

Dengan perubahan ini, PLN sebagai holding utama akan membawahi empat subholding. Pertama, subholding di bidang energi primer, PLN Energi Primer Indonesia. Tugas subholding ini antara lain pengadaan batubara, gas, dan BBM sebagai sumber energi pembangkitan listrik, sekaligus memastikan sumber pasokan energi primer yang bersumber dari EBT.

Kedua, subholding di bidang pembangkitan, yakni PLN Indonesia Power. Ketiga, PLN Nusantara Power yang saat dibentuk akan langsung menjadi generation company terbesar di Asia Tenggara dan siap bersaing di kancah global.

Keempat, subholding yang bergerak di pengembangan usaha dan inovasi di luar kelistrikan untuk kebutuhan masa depan, PLN ICON Plus. Dengan perubahan struktur ini, PLN akan lebih efektif dan efisien, baik dalam pengelolaan keuangan dan potensi investasi di masa depan karena perubahan di dunia, serta PLN akan tepat sasaran kepada masyarakat atau konsumen yang membutuhkan.

Erick melanjutkan, Komisi VI DPR RI juga turut andil dalam kesuksesan transformasi PLN tersebut. Khususnya dari fungsi pengawasan untuk mendorong tranformasi bisnis oleh perusahaan pelat merah tersebut.

"Berkat dorongan kami dan pengawasan dari Komisi VI sekarang hutang PLN turun menjadi Rp 407 triliun," tutupnya.


Erick Thohir Luncurkan Holding PLN

Kantor Pusat PLN

Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, meluncurkan Holding dan Subholding PLN.

Dalam sambutannya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, mengatakan peluncuran holding dan subholding tersebut merupkan arahan dari Menteri BUMN.

"Dua setengah yang lalu, Pak Erick Thohir memberikan arahan kepada PLN untuk melakukan inovasi, transformasi dan efisiensi. Pondasi semua itu adalah digitalisasi," ujar Darmawan, Rabu (21/9/2022).

Atas arahan tersebut, PLN akhirnya melakukan digitalisasi pembangkit, transmisi, distribusi, sistem keuangan, pengadaan, sistem pembayaran dan sistem percenaaan dan juga pelayanan pelanggan. Hasilnya, sistem pelayanan pelanggan bisa lebih cepat.

"Kami laporkan sistem keuangan dan pengadaan sudah lebih efisien. Sistem operasional lebih andal. Hari ini PLN sudah jauh lebih sehat," ujarnya.

Kendati begitu, kata Darmawan, Menteri BUMN Erick Thohir menilai itu semua belum cukup dan masih merupakan awal, artinya perlu melakukan transformasi 4.0 melalui perubahan struktur organisasi dalam bentuk holding subholding.

"Atas arahan tersebut, dengan adanya holding subholding aset pembangkitan kami konsolidasikan dalam subholding GENCO. Disini ada proses bisnis pengelolaan pembangkit yang kami sederhanakan," ujarnya.


Pembangkit Listrik

PLN menambah dua penghantar pada Gardu Induk (GI) Sidoarjo dengan nilai investasi sebesar Rp 11,7 miliar. (Dian Kurniawan/Liputan6.com).

Lalu utilisasi aset pembangkitan yang tadinya kurang maksimal, PLN optimalkan, dan hal itu membentuk dua subholding GENCO terbesar di Asia Tenggara, yakni PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power. 

"Kami bentuk dua entitas baru, EBT dan Geothermal. Ini komitmen kami dalam akselerasi transisi energi menuju masa depan," katanya.

Selain itu, untuk pengelolaan energi primer PLN mengkonsolidasikan dalam subholding Energi Primer Indonesia. Kemudian, dalam pengadaan batubara yang berserak di lima titik PLN konsolidasikan di satu titik. 

"Kami bangun coorkompetensi baru energi biomassa, sebagai komitmen kami dalam akselerasi transisi energi untuk menuju energi masa depan. Maka, pengelolaan energi primer menjadi andal dan mampu mmebangun value cration yang besar bagi PLN," jelasnya.

Infografis Hemat Listrik, Kantong Aman Bumi Senang. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya