Dehidrasi Berkepanjangan Bisa Picu Sakit Ginjal, Cegah dengan Minum Air yang Sehat

Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi tak bisa dianggap sepele. Jika dehidrasi berlangsung dalam waktu lama, maka berbagai risiko kesehatan bisa timbul, salah satunya penyakit ginjal kronis.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Sep 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi Air Minum/ Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi tak bisa dianggap sepele. Jika dehidrasi berlangsung dalam waktu lama, maka berbagai risiko kesehatan bisa timbul, salah satunya sakit ginjal

Hal ini disampaikan Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. Nurul Ratna MM, M.Gizi, SpGK. Menurutnya, penyakit ginjal adalah dampak jangka panjang dari dehidrasi.

“Kalau kita mengalami dehidrasi, efek jangka panjangnya bisa infeksi saluran kemih. Ada beberapa orang yang enggan untuk minum karena malas bolak-balik ke kamar mandi, malas karena kamar mandinya kotor atau jauh. Nah, efeknya jangka lama infeksi saluran kemih.”

“Terus ada penyakit ginjal kronis, batu ginjal, dan ada risiko kegemukan juga karena kurang air minum. ‘Eh tapi saya minumnya banyak kok gemuk ya?’ Nah ini perlu dilihat, jangan-jangan air minumnya ada gulanya,” ujar Nurul dalam dalam workshop virtual bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Danone, Rabu (21/9/2022).

Penyakit ginjal kronis atau disebut pula gagal ginjal kronis adalah kondisi hilangnya fungsi ginjal secara bertahap. Ginjal berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah, yang kemudian dikeluarkan melalui urine.

Penyakit ginjal kronis yang lebih parah dapat menyebabkan tingkat cairan, elektrolit, dan limbah yang berbahaya menumpuk di tubuh, seperti mengutip Mayo Clinic.

Pada tahap awal penyakit ginjal kronis, pasien dapat memiliki beberapa tanda atau gejala. Pasien bisa pula tidak menyadari bahwa dirinya memiliki penyakit ginjal sampai kondisinya sudah lanjut.


Dampak Jangka Pendek Dehidrasi

ilustrasi minum air putih di waktu yang tepat/unsplash

Pengobatan untuk penyakit ginjal kronis berfokus pada memperlambat perkembangan kerusakan ginjal, biasanya dengan mengendalikan penyebabnya. Tetapi, bahkan mengendalikan penyebabnya bisa saja tidak mencegah kerusakan ginjal terus berkembang.

Penyakit ginjal kronis dapat berkembang menjadi gagal ginjal stadium akhir, yang berakibat fatal tanpa penyaringan buatan (dialisis) atau transplantasi ginjal.

Selain dampak jangka panjang yang berujung pada penyakit ginjal kronis, dehidrasi juga bisa menunjukkan dampak jangka pendek. Ini termasuk mulut kering, mudah cemas dan tegang, daya ingat sesaat menurun, mudah mengantuk dan lelah, dan konsentrasi turun.

“Makanya ada iklan, yang enggak fokus disuruh minum dulu, karena dia (dehidrasi) memang akan mengganggu mood, konsentrasi, performa fisik, dan atensi,” kata Nurul.

Ia menambahkan, air minum yang sehat adalah air minum yang tanpa ada tambahan bahan lain. Misalnya, gula dan garam.

Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi agar air dapat disebut sebagai air minum yang sehat, lanjut Nurul. Syarat-syarat tersebut yakni:

- Tidak berbau

- Tidak berasa

- Tidak berwarna (jernih)

- Bebas kuman, patogen, dan bahan berbahaya.

“Dan yang paling penting, pastikan air minum itu berasal dari sumber yang berkualitas dan terlindungi.”


Termasuk Zat Gizi

Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. Nurul Ratna MM, M.Gizi, SpGK dalam workshop virtual bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Danone, Rabu (21/9/2022).

Memilih kualitas air minum yang baik sangat penting lantaran tubuh manusia dua per tiganya terdiri dari air. Meski begitu, tubuh tidak dapat memproduksi air secara alami.

“Tubuh kita perlu asupan air setiap hari untuk mengganti cairan yang hilang lewat urine, pernapasan, keringat, dan pencernaan. Air merupakan salah satu zat gizi. Sama seperti zat gizi lainnya, tentunya memilih air minum terbaik dapat turut mendukung kesehatan kita.”  

Sehari-harinya, warga Indonesia mengonsumsi air dari empat sumber yakni:

- Air dalam kemasan (31 persen).

- Sumur terlindung (21 persen).

- Sumur pompa (15 persen).

- Ledeng atau PDAM (11 persen).


Sumber Air Minum Terbaik

Ilustrasi air minum. (pixabay.com)

Berdasarkan tempatnya, sumber air dapat dibagi menjadi air permukaan dan air tanah. Lalu, air tanah dibagi lagi menjadi:

- Air tanah yang berasal dari air tanah dangkal (aquifer bebas).

- Air tanah dalam (aquifer tertekan).

“Kalau air dangkal ini perlu hati-hati karena kadang-kadang masih ada cemaran, terutama kalau di dekat sumber airnya ada tempat pembuangan kotoran atau dekat sawah yang ada pupuk dan bahan kimia segala macam.”

Sedangkan, air tanah dalam adalah air tanah yang terlindungi. Konsumsi air minum sehari-hari disarankan berasal dari air tanah dalam.

“Jadi urusan air itu tidak sekadar minum untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi kualitas air itu perlu kita pertimbangkan secara matang jadi enggak sekadar direbus.”

Air dangkal memiliki kualitas yang tak menentu khususnya karena cemaran mikrobiologis yang ternyata jika hanya direbus belum tentu cemarannya hilang. Sedangkan air tanah yang kualitasnya lebih konstan dan terlindungi dari cemaran itu adanya di bagian yang lebih dalam.

INFOGRAFIS: Tarif Air Minum PAM Jaya (Liputan6.com / Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya