Elite Politik Diminta Lebih Dewasa dalam Berdialektika

Dari pernyataan SBY dan AHY itu, Emrus menilai ada upaya memanipulasi persepsi publik, seolah SBY lebih hebat. Padahal, kata Emrus, setiap pemimpin pasti punya kelebihan dan kekurangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2022, 21:37 WIB
Presiden Joko Widodo menerima para ketua umum partai politik koalisi pemerintah di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 15 Juni 2022. Presiden menerima kehadiran para ketua umum parpol tersebut jelang pelantikan sejumlah menteri dan wakil menteri di Istana Negara. (Foto: Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing mengajak para elite politik lebih matang dan dewasa dalam berdialektika. Sebab, pernyataan elite politik bisa mempengaruhi sikap masyarakat.

"Pasti berpengaruh ke bawah, tinggal kuat atau tidak kuat. Ini jadi tidak produktif di mata masyarakat. Bagi masyarakat yang tidak kritis bisa saja menelan apa yang elite politik katakan. Saya berharap elite politik berdialektika dengan kematangan dan keedewasaan supaya masyarakat mendapat penceharan," ujar Emrus saat dihubungi Rabu (21/9/2022). 

Emrus merespons pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). AHY mengatakan kebanyakan proyek infrastruktur dibangun di era SBY jadi Presiden. Menurut AHY, Presiden Joko Widodo tinggal meresmikan. Sedangkan SBY menyebut Pemilu Presiden 2024 diatur hanya diikuti dua pasangan calon.

Dari pernyataan SBY dan AHY itu, Emrus menilai ada upaya memanipulasi persepsi publik, seolah SBY lebih hebat. Padahal, kata Emrus, setiap pemimpin pasti punya kelebihan dan kekurangan.

Emrus menegaskan, kejujuran dalam berkomunikasi itu penting. Agar masyarakat yang menerima pesan, bisa tercerahkan. 

"Menurut saya, pola komunikasi politik AHY tidak dewasa. Ini framing hanya untuk menguntungkan SBY dan dirinya. Seharusnya AHY menyatakan ini pembangunan di era SBY kemudian dilanjutkan Jokowi. Kemudian dia juga mengakui mana proyek pembangunan era Jokowi," ujar Emrus.

 


Kedekatan NasDem dan Demokrat

Sementara itu, Pengamat politik dari Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mengatakan pernyataan SBY mengenai kemungkinan Pilpres 2024 sedang diskenariokan diikuti dua pasangan calon tentu perlu diverifikasi lebih lanjut oleh Partai Demokrat.

"Bisa saja Demokrat konfirmasi ke Partai NasDem. Kenapa? Beberapa bulan belakangan ini Demokrat dan NasDem terlibat dalam proses komunikasi intensif bagi penjajakan koalisi, sehingga komunikasi politik di antara kedua partai tersebut tentu saja sangat baik saat ini," ujar Bawono.

Selain itu, menurut Bawono, NasDem sebagai salah satu partai politik saat ini berada di pemerintahan.

"Mungkin saja memiliki informasi mengenai hal itu sehingga dapat menjawab kecemasan SBY dan Partai Demokrat," katanya.

Infografis Ragam Komentar Pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya