Dirut Samudera Indonesia Beli 40 Ribu Saham SMDR

Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), Bani Maulana Mulia menambah kepemlikan saham SMDR untuk investasi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Sep 2022, 22:12 WIB
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), Bani Maulana Mulia menambah kepemilikan saham SMDR sebanyak 40.000 lembar saham pada 20 September 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (21/9/2022), Bani Maulana Mulia membeli saham SMDR seharga Rp 2.590 per saham. Jadi, total transaksi tersebut mencapai Rp 103,6 juta.

"Tujuan dari transaksi investasi, status kepemilikan langsung,” tulis Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan SMDR, Farida, dikutip Rabu (21/9/2022).

Dengan demikian, saat ini Bani Maulana menggenggam 6.549.100 lembar saham atau setara 0,199 persen. Sebelumnya, ia menggenggam 6.509.100 lembar saham atau 0,198 persen.

Sebelumnya, Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) Farida Helianti Sastrosatomo menambah kepemilikan saham SMDR secara bertahap pada Agustus dan September 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu, 11 September 2022,  Farida membeli 164.500 saham SMDR dengan harga Rp 2.695 per saham pada 31 Agustus 2022. Dengan pembelian saham SMDR, ia merogoh Rp 443,32 juta. Setelah transaksi pembelian saham itu, ia memiliki 6.444.100 saham dari sebelumnya 6.279.600 saham.

Kemudian pada 8 September 2022, ia kembali beli saham SMDR sebanyak 65.000 saham dengan harga pembelian per saham Rp 2.420-2.500.

“Tujuan dari transaksi investasi, status kepemilikan langsung,” tulis Farida.

Setelah transaksi pembelian itu, ia mengenggam 6.509.100 saham SMDR atau 0,198 persen dari sebelumnya 6.444.100 saham atau setara 0,196 persen. Dengan demikian, ia membeli 229.500 saham Samudera Indonesia.

 

 


Gandeng Kalbe Farma Kembangkan Digital Logistik Mostrans

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menandatangani MoU dengan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) kembangkan inovasi digital di bidang logistik.

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usaha PT Enseval Putera Megatrading Tbk (Enseval) yaitu PT Mostrans Global Digilog (Mostrans) menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU dengan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) untuk  mengembangkan inovasi  digital di bidang logistik. 

Dalam Nota Kesepahaman tersebut,  Samudera Indonesia akan investasi 20 persen kepemilikan pada Mostrans. 

"Disrupsi di era digital menciptakan tantangan baru di dunia logistik. Kolaborasi Kalbe dan Samudera melalui Mostrans merupakan langkah strategis untuk menciptakan keunggulan kompetitif dan akan mendorong  transformasi digital di sektor logistik secara lebih cepat," tutur Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (8/8/2022).

Vidjongtius menuturkan, melalui sinergi antara inovasi teknologi digital Mostrans yang didukung grup Kalbe sebagai market leader di bidang kesehatan, dengan pengalaman, keahlian, dan jaringan Samudera Indonesia, kolaborasi ini diyakini akan menghasilkan strategi pengembangan inovasi  berbasis teknologi digital  yang lebih komprehensif untuk  meningkatkan kinerja di bidang logistik.

”Kolaborasi dalam menerapkan inovasi digital dalam kegiatan distribusi transportasi logistik menjadi hal yang sangat strategis bagi pertumbuhan kedua perusahaan,” tutur Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk, Bani Maulana Mulia. 

Menurut Bani, Kalbe Farma adalah perusahaan farmasi kebanggaan Indonesia, yang tidak hanya menjadi pemimpin pasar di Indonesia tetapi juga telah merambah pasar internasional.


Selanjutnya

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kolaborasi antara Kalbe dan Samudera bertujuan untuk dapat memperkuat sinergi keunggulan masing-masing perusahaan. Distribusi produk Kalbe di dalam negeri dan di pasar ekspor masih memiliki ruang pertumbuhan yang sangat besar.

Sementara itu CEO Mostrans Berty Argiyantari menuturkan, Mostrans saat ini sudah menciptakan solusi berupa B2B  digital transportation platform untuk menghubungkan ekosistem rantai pasok produk kesehatan. Transparansi serta simplifikasi proses  yang  didukung oleh sistem teknologi informasi dapat membantu memecahkan sejumlah tantangan di sektor logistik.

"Strategi pengembangan inovasi yang dihasilkan oleh kolaborasi Kalbe dan Samudera melalui Mostrans  akan menghasilkan solusi berbasis digital  yang lebih komprehensif untuk  meningkatkan kinerja rantai pasok dan meningkatkan daya saing pengguna jasa,” ujar Berty.

 

 


Target 2022

Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menargetkan pendapatan hingga akhir tahun bisa mencapai USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,86 triliun (asumsi kurs Rp 14.860 per dolar AS).

Keyakinan itu merujuk pada kinerja perseroan pada paruh pertama 2022 yang mampu mengantongi pendapatan senilai USD 551,2 juta, naik 101 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk, Bani Maulana Mulia mengatakan, dengan asumsi aktivitas perdagangan yang dilayani Samudera Indonesia sama dengan semester I, pendapatan yang diperoleh sudah lebih dari USD 1 miliar.

"Tren perdagangan yang kami layani selama ini, di semester kedua biasanya lebih tinggi dibandingkan semester pertama. Sehingga kalau saja Kita juga membukukan revenue yang sama dengan semester I, maka USD 1 miliar sangat realistis bisa dicapai,” kata Bani dalam paparan kinerja perseroan, Senin, 1 Agustus 2022.

Diakui Bani, perseroan sempat terdampak kebijakan larangan ekspor sejumlah komoditas beberapa waktu lalu. Namun, mengingat wilayah operasional perseroan tidak hanya di dalam negeri, dampak tersebut masih bisa diatasi. Terbukti dari pendapatan yang tetap mencatatkan pertumbuhan.

Pada saat bersamaan, juga terjadi ketegangan geopolitik Rusia—Ukraina yang menyebabkan gangguan logistik dan ketersediaan komoditas global. Mulanya, hal ini dinilai jadi hambatan bagi perseroan. Nyatanya, perseroan bisa menangkap peluang dari situasi yang terjadi.

"Kadang ada perkembangan global yang awalnya adalah risiko tapi jadi peluang. Contoh, wilayah konflik yang selain memang ada risiko operasional tapi tumbuh peluang bisnis yang bisa kami ambil alih,” imbuh Bani.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya