Liputan6.com, Jakarta PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPCC mengincar laba Rp 90 miliar pada 2022 ini. Hal tersebut seiring dengan berjalannya merger Pelindo yang diikuti dengan pengoperasian sejumlah terminal satelit oleh IPCC.
Direkrut Keuangan dan SDM IPCC Sumarno mengatakan, hingga semester I 2022, IPCC telah mengantongi laba Rp 45 miliar dan hingga akhir tahun ditargetkan mencapai Rp 90 miliar.
Advertisement
"Minimal 2 kali (dari Rp 45 miliar) di akhir tahun ini," kata dia dalam Media Gathering IPCC, di Kintamani, Bali, Kamis (22/9/2022).
Sementara untuk 2023, IPCC memasang target laba naik menjadi Rp 130 miliar. Sedangkan untuk pendapatan, lanjut Sumarno, menyatakan pihaknya membidik pendapatan Rp 600 miliar dan Rp 690 miliar di 2023.
Untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), kata Sumarno, hingga Agustus 2022 perusahaan telah membelanjakan sekitar Rp 24,31 miliar dari total capex yang dianggarkan di tahun ini sebesar Rp 24,65 miliar.
"Jadi sudah hampir teralisasi untuk tahun ini. Untuk tahun depan (capex) sekitar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar yang kita gunakan untuk perbaikan lapangan, sistem dan support single billing," jelasnya.
Saat ini, IPCC telah mengoperasikan setidaknya dua terminal satelit baru yang berlokasi di Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Makassar selain di Terminal Panjang Lampung, dan Terminal Roro Pontianak. Sejumlah terminal satelit tersebut telah berkontribusi sekitar 6 persen dari pendapatan perusahaan.
"Kontribusi terminal satelit sampai sekarang sudah ada untuk kontribusinya. Yang perlu ditekankan bawah sentral produsen otomotif kan saat ini masih di Jawa. Kontribusi terminal satelit sekitar 6 persen (pendapatan) tapi ke depannya akan lebih bagus, tetap kita jaga," tuturnya.
"(Kontribusi pendapatan dari terminal satelit) Saat ini Rp 18 miliar. Ini kan Makassar mulai baru bulan Mei 2022. Paling tidak (sampai akhir tahun) Rp 38 miliar. Ke depan bisa lebih tinggi lagi," tutup dia.
Jokowi Berharap Ekspor Mobil Indonesia ke Australia Terus Berlanjut
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, meminta pihak Australia untuk terus memperluas kerjasama di bidang ekonomi. Hal tersebut, disampaikan saat menerima kedatangan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 6 Juni 2022).
Salah satunya adalah ekspor kendaraan buatan Indonesia ke Negeri Kangguru tersebut yang memang sudah dilakukan sejak Februari 2022, yaitu Toyota Fortuner.
"Saya mengharap ekspor seperti ini akan terus terbuka," ujar Mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Jokowi menyampaikan, saat ini Indonesia dan Australia untuk lebih fokus kerjasama ekonomi.
"Beberapa hal disampaikan, pentingnya perluasan akses produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia misalnya otomotif," tegas Jokowi.
Ekspor mobil ke Australia ini diproduksi di pabrikan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Karawang, Jawa Barat.
Advertisement
Peluang
Jokowi menyatakan Toyota Motor Manufacturing Indonesia berhasil membuktikan pandemi COVID-19 tidak hanya menjadi tantangan melainkan juga menjadi peluang usaha.
"Pandemi juga membuka untuk kita bisa mengambil peluang dan kesempatan yang ada, baik itu mengambil pasar pasar baru, yang peluang itu hari ini telah terbukti di ambil kesempatan itu dengan baik oleh PT Toyota Motor Manufacturing dengan ekspor perdananya ke Australia," kata dia.
Saat ini, kata Jokowi, Indonesia telah mengekspor mobil ke hampir 80 negara di 4 benua, yaitu Amerika, Afrika, Asia, dan Australia.