Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang merupakan Subholding Gas PT Pertamina (Persero), berhasil melanjutkan tren kinerja positif pada semester I 2022 baik kinerja operasional maupun kinerja keuangan.
Laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk tumbuh 21,40 persen menjadi USD 238,6 juta (atau Rp 3,45 Triliun, dengan kurs IDR/USD: Rp 14.450) dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar USD 196,5 juta. Peningkatan laba bersih tersebut berasal dari pendapatan sebesar USD 1,74 miliar pada semester I 2022. Pendapatan perseroan tumbuh 18,81 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,46 miliar.
Advertisement
Laba bruto tercatat USD 420,9 juta pada semester I 2022, meningkat 48,2 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 283,88 juta. Perseroan membukukan laba operasi sebesar USD 339,8 juta pada semester I 2022. Laba operasi tersebut naik 61,2 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 210,67 juta. EBITDA sebesar USD 660,2 juta.
Direktur Utama PGN, M.Haryo Yunianto menuturkan, pada semester I 2022, PGN berhasil melanjutkan kinerja positif seiring upaya strategis Perseroan dan pemulihan kinerja operasional berhasil memberikan kontribusi positif kepada kinerja keuangan.
Di sisi lain, kinerja volume niaga gas mencapai 930 BBTUD termasuk kontribusi dari volume Terminal Usage Agreement atau naik sebesar 4,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Sedangkan untuk volume transmisi adalah sebesar 1.358 MMSCFD atau naik sebesar 0,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Haryo seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (22/9/2022).
Disamping itu, dari sisi upstream memberikan kontribusi dengan adanya peningkatan volume lifting minyak & gas selama semester I 2022 menjadi 28.792 BOEPD dari 21.610 BOEPD serta adanya kenaikan ICP.
Pencapaian kinerja transportasi minyak menunjukkan kenaikan yang sangat signifikan sebesar 27.289 BOEPD dari sebelumnya 9.321 BOEPD.
Pertumbuhan Pelanggan
Demikian juga, untuk kinerja LPG processing yang mencapai 140 ton per hari dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 114 ton per hari.
Dari sisi pertumbuhan pelanggan, terdapat peningkatan jumlah pelanggan yang mencapai 759.371 pelanggan terdiri dari 754.998 rumah tangga, 2.504 industri dan komersial, serta 1.869 pelanggan kecil.
"PGN dalam perannya sebagai Subholding Gas, secara berkelanjutan akan menjalankan kegiatan operasional dan investasi agar dapat menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional. Selain itu, PGN memiliki fokus dalam pengembangan utilisasi gas bumi yang ramah lingkungan di masa transisi energi menuju energi terbarukan," kata Haryo.
Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 22 September 2022, saham PGAS naik 1,38 persen ke posisi Rp 1.835 per saham. Saham PGAS dibuka turun 20 poin ke posisi Rp 1.790 per saham.
Saham PGAS berada di level tertinggi Rp 1.835 dan terendah Rp 1.785 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.361 kali dengan volume perdagangan saham 873.227 saham.Nilai transaksi harian Rp 158,9 miliar.
Advertisement
Kejar Target 400 Ribu Sambungan Jargas, PGN Digitalisasi Meteran Gas
Sebelumnya, subholding Gas Pertamina menerapkan digitalisasi infrastruktur untuk menunjang target pembangunan jargas 400 ribu Sambungan Rumah (SR) pada 2022 dengan menggandeng PT Inti.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar mengatakan, terobosan ini dilakukan untuk mengimplementasi digitalisasi pada smart meter atau unit meteran perhitungan pemakaian gas bumi yang dapat langsung terhubung dengan sistem pembayaran terintegrasi milik perusahaan dan pada pelanggan secara otomatis.
“Smart meter akan menggantikan pencatatan meter manual oleh petugas PGN untuk rumah tangga maupun UMKM. Dengan menggunakan produk dalam negeri dalam menunjang pembangunan jargas, diharapkan bisa meningkatkan pemanfaatan TKDN minimal 45 persen,” ujar Achmad, (13/9/2022).
Smart Meter
Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengungkapkan unit meteran gas yang berteknologi tinggi ini pun dapat diimplementasikan dalam model pembayaran pra bayar (prepaid) maupun pasca bayar (post paid).
“Implementasi smart meter tetap menjamin pengukuran pemakaian gas tercatat secara realtime dan akurat dan pelanggan dapat mengakses hasil pengukuran melalui aplikasi PGN Mobile. Dari pencatatan otomatis ini, juga dapat mempermudah pengelolaan keuangan keluarga terkait tagihan gas setiap bulannya,” jelas Faris.
Dia menuturkan, keamanan juga bertambah dengan adanya layanan tambahan smart meter, karena pemakaian gas akan termonitor dan tercatat otomatis. Hal ini dapat memimalkan kontak fisik saat pandemi karena petugas tidak perlu datang ke rumah untuk melakukan mencatatan manual.
"Keunggulan smart meter lainnya adalah memungkinkan dan memudahkan PGN untuk menganalisa big data dimana akan terlihat secara jelas consumer behaviour sehingga mendukung kecepatan pengambilan keputusan bisnis dan peningkatan layanan kepada pelanggan," papar Faris.
Advertisement
Sambungan Rumah Tangga
Komisaris PGN Christian Siboro menyampaikan sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pembangunan jaringan gas ditujukan bagi 4,7 juta sambungan rumah tangga atau setara 0,7 juta ton LPG pada tahun 2025. PGN siap membangun jargas sebanyak 1 (satu) juta sambungan rumah tangga (SR) secara bertahap.
"Benefit jaringan gas 4,7 juta sambungan rumah tangga adalah dapat menyerap 390 ribu tenaga kerja, mengurangi impor LPG sampai dengan 676 juta kg, menghemat anggaran negara sampai dengan Rp 6,58 Triliun pertahun, serta mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Gas bumi juga dinilai sebagai bahan bakar fosil yang paling bersih. Pemanfaatan 1 juta SR per tahun dapat mengurangi emisi karbon sampai dengan 60.000 ton CO2 per tahun," ujar Christian.
Segmen rumah tangga merupakan segmen pelanggan yang kontribusi jumlah dan pertumbuhan paling besar bagi PGN. Sampai dengan Triwulan 2 2022, jargas telah teralisasi sebanyak 711.179 SR yang tersebar di 17 provinsi, 67 kota per kabupaten.
Secara berkelanjutan, PGN terus mengembangkan inovasi berbasis teknologi digital dalam menjalankan bisnis gas bumi. Mengingat aspek penguasaan teknologi menjadi salah satu pondasi utama untuk keberhasilan pemanfaatan gas bumi. Target peningkatan jumlah pelanggan dan berkembangnya infrastruktur gas bumi, akan optimal dengan dukungan penguasaan teknologi yang handal di lingkup Subholding Gas Group.