Liputan6.com, Jakarta Untuk mengantisipasi pandemi di masa mendatang, Bio Farma bekerja sama dengan para pemimpin Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dalam mengembangkan vaksin.
CEPI merupakan kemitraan global inovatif antara organisasi publik, swasta, filantropi, dan masyarakat sipil, untuk mengembangkan vaksin sebagai persipan menghadapi pandemi dan epidemi.
Advertisement
"Sejak terjadinya pandemi COVID-19, kita semua belajar bahwa kesiapan atas kapasitas produksi dan ketersediaan vaksin menjadi hal yang sangat penting, untuk mengakhiri pandemi COVID-19”, ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan pers, Kamis (22/9/2022).
Kolaborasi Bio Farma dengan CEPI dilakukan bukan hanya untuk kepentingan dari sisi industri saja, tapi juga untuk kepentingan bangsa dan negara, lanjut Honesti.
"Pogram ini dinilai akan sangat berguna untuk Indonesia dan kawasan Asia Tenggara dalam rangka penguatan ketahanan nasional di bidang Kesehatan," katanya.
Selain itu, Bio Farma dapat ikut berkolaborasi dalam pengembangan teknologi vaksin berbasis mRNA.
“Dengan kolaborasi antara Bio Farma dengan CEPI, Indonesia minimal sudah memiliki jembatan manakala terjadi pandemi dan kita belum dapat menemukan dan mengembangkan negara mana yang dapat paling cepat untuk menemukan vaksin," katanya.
Executive Director Research and Development CEPI, Melanie Saville mengatakan, Bio Farma yang selama hampir 25 tahun konsisten mensuplai vaksin untuk kebutuhan dunia, mendapatkan apresiasi dari CEPI.
“Bio Farma sebagai salah satu key partner bagi CEPI di dunia dimasa yang akan datang untuk menjadi mitra manufakturing bersama CEPI“, ungkapnya.
Bio Farma dalam Memenuhi Kebutuhan Vaksin Nasional
Bio Farma sendiri saat ini memenuhi kebutuhan vaksin nasional. Produk Bio Farma juga sudah diekspor ke lebih dari 150 negara, dimana 53 diantaranya adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan 49 negara Afrika, dengan kapasitas 3.2 miliar dosis per tahun.
Bio Farma merupakan produsen manufaktur vaksin di dunia yang pertama kali mendapatkan sertifikat Emergency Use of Listing ( EUL) dari WHO, dimana sertifikat tersebut, menjadi dasar WHO untuk menjalankan EUL selanjutnya termasuk untuk vaksin COVID-19.
Bio Farma yang sudah memiliki produk dengan standar internasional terus berlanjut dengan didapatkannya Emergency Use of Listing (EUL) untuk produk vaksin Novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2). nOPV2 ini merupakan jenis vaksin yang digunakan pada saat suatu negara mengalami outbreak kembali polio.
Advertisement
Siap Produksi IndoVac pada 2024
PT Bio Farma (Persero) akan memproduksi vaksin COVID-19 buatan anak bangsa dengan nama IndoVac sebanyak 20 juta dosis.
Jumlah produksi ini bisa naik menjadi 40 juta dosis per tahun pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi. Selanjutnya, kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024, tergantung pada kebutuhan dan permintaan.
"Kemudian IndoVac bisa digunakan untuk vaksinasi individu berusia 18 tahun ke atas secara massal," kata Honesti dikutip dari Antara.
Pengembangan vaksin IndoVac telah dilakukan sejak November 2021, bekerja sama dengan Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat yang menyediakan bibit (seed) vaksin dengan platform protein rekombinan sub-unit berbasis ragi (yeast based).
Saat ini IndoVac telah melakukan uji klinis fase 1 dan 2, serta dalam proses uji klinis fase 3 untuk usia 18 tahun ke atas.
"Penggunaan platform teknologi vaksin IndoVac sangat menguntungkan karena kompatibel dengan peralatan dan fasilitas yang tersedia di pabrik kami. Selain itu, platform teknologi protein rekombinan ini juga memiliki benefit lain yaitu dapat diadaptasi ke varian (strain) baru COVID-19," katanya. Dari hasil uji klinis fase 1 dan 2, lanjutnya, IndoVac memiliki efikasi juga tidak kalah dengan vaksin COVID-19 lainnya.
Honesti mengatakan sejak Juli 2022, Bio Farma intensif berkomunikasi dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk pemenuhan data-data pendukung, sehingga izin penggunaan darurat Emergency Use Authorization (EUA) diharapkan dapat dirilis dalam waktu dekat, diperkirakan pertengahan September 2022.
Vaksin Halal
Vaksin tersebut, lanjutnya, telah melewati audit aspek kehalalan dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Bio Farma juga sudah memulai uji klinis untuk vaksin lanjutan (booster) sejak 1 September 2022.
"Kami sudah mendapatkan PPUK (Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis) dari BPOM untuk uji klinis vaksin IndoVac booster. Selanjutnya, Bio Farma akan melakukan uji klinis vaksin IndoVac untuk anak-anak setelah mendapatkan PPUK dari BPOM," kata Honesti.
Bio Farma melaksanakan uji klinis vaksin booster di RSUP Dr Hasan Sadikin, Bandung, dan dan Rumah Sakit Prof IGNG Ngoerah l, Bali.
Advertisement