Kisah Haru Perjuangan Uwais Al-Qarni Wujudkan Keinginan Sang Ibu ke Makkah

Uwais Al-Qarni adalah sosok pemuda yang lahir di pinggiran Yaman. Ia hidup di zaman Rasulullah SAW. Meski demikian, semasa hidupnya Uwais tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah SAW.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 24 Sep 2022, 00:30 WIB
Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Liputan6.com, Bogor - Uwais Al-Qarni adalah sosok pemuda yang lahir di pinggiran Yaman. Ia hidup di zaman Rasulullah SAW. Meski demikian, semasa hidupnya Uwais tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah SAW.

Berbakti pada orangtua menjadi salah satu alasan mengapa seorang Uwais Al-Qarni tidak sempat berjumpa dengan Rasulullah SAW. Padahal pemuda satu ini sangat merindukan Rasulullah SAW.

Kerinduannya pada baginda nabi membuat ia pergi ke Madinah, tentu atas izin dan restu dari sang ibu. Uwais Al-Qarni pergi ke Madinah untuk bertemu dengan Rasulullah SAW.

Namun Uwais tidak bertemu dengan Rasulullah SAW. Kala itu Rasulullah SAW sedang memimpin peperangan. 

Uwais menitipkan salam kepada Siti Aisyah ra. Kemudian ia pulang ke Yaman karena teringat ibunya sedang sakit.

Meski Uwais tidak berjumpa dengan Rasulullah SAW, namun ia disebutkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat dalam sebuah hadis.

Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya. Dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.” (HR. Ahmad)

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Mewujudkan Keinginan Sang Ibu ke Baitullah

Pandangan udara saat Umat Muslim melaksanakan salat menghadap Kakbah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (16/8). Jutaan umat Islam dari berbagai negara semakin memadati Masjidil Haram menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji. (AP Photo/Dar Yasin)

Uwais Al-Qarni adalah seorang pemuda yang sangat berbakti kepada orangtuanya. Baktinya pada sang ibu patut menjadi teladan bagi umat Islam masa kini.

Dikisahkan, ibu Uwais sangat merindukan kota Makkah. Ia ingin pergi ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji. 

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji,” demikian permintaan sang ibu. 

Uwais merenung sebab perjalanan dari Yaman ke Makkah cukup jauh. Harus melewati padang pasir yang tandus dan perbekalan yang cukup. 

Keinginan bakti pada orangtuanya tetap tertanam dalam hati. Akhirnya Uwais menemukan jalan keluar. Ia membeli seekor lembu dan membuat kandangnya. 

Ternyata tujuan membeli lembu adalah untuk latihan membawa ibunya yang lumpuh selama perjalanan dari Yaman ke Mekah. Setiap pagi Uwais naik turun bukit sembari menggendong lembu. 

Tibalah musim haji. Lembu milik Uwais beratnya sudah mencapai 100 kg. Uwais semakin kuat dan ia siap menggendong ibunya dalam perjalanan Yaman-Makkah. 

Akhirnya Uwais dapat mewujudkan keinginan sang ibu. Ia benar-benar rela dan ikhlas untuk membersamai ibunya hingga berkunjung ke Baitullah.


Keanehan Usai Wafat

Ilustrasi meninggal, kematian, makam, kuburan. (Photo by Suzy Turbenson on Unsplash)

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni pulang ke Rahmatullah. Banyak hal-hal aneh yang terjadi. Misalnya, ramainya orang yang takziah kepadanya. 

Penduduk Yaman saat itu juga bertanya-tanya dengan fenomena tersebut. Mereka berpandangan bahwa Uwais bukanlah orang yang terkenal di Yaman, tapi kenapa begitu banyak yang takziah dan mengurusi jenazahnya. 

Ternyata manusia-manusia asing bagi penduduk Yaman adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi. Mereka bertugas untuk mengurusi jenazah Uwais Al-Qarni. Penduduk Yaman pun akhirnya mengetahui siapa Uwais yang sebenarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya