Konversi Kompor Gas ke Listrik Dinilai Hanya Akan Bebani Masyarakat

Ia menilai listrik dan elpiji sama-sama produk energi tidak terbarukan dan harganya ditentukan oleh currency luar dan market Internasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2022, 05:20 WIB
Banner Infografis Rencana Migrasi Kompor Gas LPG 3 Kg ke Kompor Listrik Induksi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku usaha distribusi elpiji Pertamina Brando Susanto meminta pemerintah tidak terburu-buru dalam melakukan pengalokasian kompor listrik terhadap warga.

Hal ini lantaran Kementerian BUMN berencana menambah anggaran sebesar Rp 5 triliun yang akan dialokasikan untuk pembagian kompor listrik atau induksi secara gratis kepada masyarakat. Dimulai tahun depan dan bertahap hingga 5 tahun.

Kebijakan yang masuk dalam program utama PT PLN (Persero) itu, diyakini mampu mengatasi over supply listrik, bahkan mengurangi beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dikarenakan impor liquefied petroleum gas (LPG) selama ini.

Soal kompor listrik lebih murah ketimbang kompor elpiji, Brando meminta diperhitungkan secara benar dan teliti.

"Perhitungan harus benar-benar dilihat dari nilai hari ini dan ke depan. Apakah listrik kita akan selalu murah dan stabil? Jangan-jangan timbul masalah baru di masyarakat nantinya," kata Brando kepada wartawan, Kamis (22/9/2022).

Brando yang juga pemerhati dinamisasi subsidi energi untuk masyarakat ini merasa aneh jika pemerintah seperti terburu-buru membagikan kompor listrik ke masyarakat. Ia menilai listrik dan elpiji sama-sama produk energi tidak terbarukan dan harganya ditentukan oleh currency luar dan market Internasional.

Dia menegaskan, bahwa dalam jangka waktu menengah, solusi kompor listrik akan menimbulkan masalah baru dan berpotensi merepotkan masyarakat kembali.

"Kebanyakan listrik kita dihasilkan berbasis diesel dan batubara. Jadi bisa dibayangkan suatu saat juga akan problem dengan harga beban subsidi," ujar Brando.


Berubah Cita Rasa Nusantara

Pelaku usaha distribusi elpiji Pertamina Brando Susanto. (Ist)

Ia menilai, selama ini, orang Indonesia kebanyakan memasak dengan berbagai bumbu agar sehat dan sedap. Sementara dengan memakai kompor listrik rasanya bukan tidak bisa, tapi akan memakan waktu lebih lama dan rasa ada perbedaan dengan kompor api.

"Jadi masakan daerah di masyarakat akan kehilangan cita rasa Nusantaranya kalau pakai kompor listrik," tegas Brando.

Selain itu, Brando menekankan pembagian kompor listrik dengan perangkatnya jangan malah menjadi harapan palsu di masyarakat yang sedang susah.

Brando berpesan akan lebih arif dan bijaksana jika pemerintah mengatur lebih optimal distribusi elpiji lewat Pertamina, sehingga tidak mengorbankan masyarakat dengan proyek uji coba kompor listrik."Bagi-bagi kompor listrik gratis hendaknya jangan jadi ajang kampanye di masyarakat. Nanti perangkatnya diterima, tapi tidak dipakai sebagai mana mestinya," tutup Brando.

Infografis Rencana Migrasi Kompor Gas LPG 3 Kg ke Kompor Listrik Induksi. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya