Liputan6.com, Jakarta Pameran Food, Hotel & Tourism Bali (FHTB) 2022 telah resmi berakhir pada 24 September lalu. Tiga hari gelaran ini berlangsung bersama Retail Indonesia sukses menggaet 12,000 pengunjung, 300 perusahaan serta lebih dari 1,000 merk dagang di industri pariwisata (Tourism), perhotelan (Hospitality), dan makanan & minuman (F&B) lokal maupun internasional yang bergabung sebagai peserta pameran.
Menurut Event Director FHTB 2022 Juanita Soerakoesoemah, telah terjadi banyak jaringan bisnis selama pameran berlangsung melalui berbagai acara dan program yang ditawarkan. Selain menggelar pameran produk suplai F&B dan Perhotelan dari 26 negara berbeda, FHTB 2022 juga menghadirkan berbagai kegiatan lain seperti workshop, seminar, kompetisi, hingga masterclass.
“Selain pertemuan bisnis, pengunjung dan customer dapat belajar secara langsung dari praktisi ahli atau profesional mengenai tren dan inovasi terkini dalam industri ini melalui beragam feature event yang dihadirkan berkat dukungan partner asosiasi terkait,” terang Juanita.
Baca Juga
Advertisement
Selama tiga hari, telah terlaksana berbagai acara pendukung, diantaranya 11th Salon Culinaire Bali oleh Bali Culinary Professional (BCP); Barnation oleh Asosiasi Bartender Indonesia (ABI); Wine Masterclass oleh Indonesia Sommelier Association (ISA) Bali Chapter; Gelato Workshops oleh Lotus Food Service; Seminar seputar Industri dan FHTB TV Programme melalui kanal Youtube Food & Hospitality Series_ID.
Dalam 11th Salon Culinaire Bali dihadirkan 20 kelas kompetisi memasak. Peserta berasal dari kalangan profesional dan pelajar di bidang kuliner baik dari dalam negeri maupun luar negeri tetangga di Asia Tenggara. Beberapa kategori kelas yang dikompetisikan antara lain Dress the Cake dengan tema ‘Freestyle’, Fruit & Vegetable Carving dengan tema ‘Wildlife’, Individual Hot Cooking. Lebih dari 130 peserta dari berbagai kalangan telah berpartisipasi.
Chairman of Bali Culinary Professionals yang juga Chairman of 11th Salon Culinaire Bali, Stefan Mueller, mengatakan acara ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para pelajar bidang kuliner dan juru masak (Chef), terutama terkait standar profesional dari setiap kategori masakan yang dikeluarkan oleh World Association of Chefs Societies (WACS).
“Standar profesional yang diberikan dapat menjadi bekal untuk dapat diaplikasikan dalam menyiapkan dan menyajikan masakan saat mereka berkiprah di negara lain pada tataran internasional,” ungkap Stefan. BCP sudah lebih dari 25 tahun mendukung FHTB karena telah menjadi platform yang dapat mempertemukan para profesional kuliner dengan perusahaan penyedia suplai bahan-bahan F&B. Sinergi yang terjalin dengan baik dari dua pihak penting dalam industri kuliner tersebut dapat turut mendukung kemajuan industri ini.
“Industri kuliner telah banyak berubah sejak pandemi Covid-19, tidak sedikit profesional senior di bidang kuliner yang pensiun atau beralih profesi, namun di sisi lain mulai banyak pelajar muda yang tertarik menggeluti kuliner. BCP merasa penyelenggaraan FHTB 2022 dapat dijadikan momentum untuk dapat kembali melatih dan menciptakan profesional kuliner yang berkualitas dibawah satu wadah yang sama untuk kemajuan industri kuliner dan hospitality di Indonesia,” tambahnya.
Selain kompetisi memasak, juga dilaksanakan kompetisi Barnation yakni kompetisi bagi bartender atau peracik minuman untuk beraksi dalam dua kategori yaitu Flairtending dan Mixology. Ketua IFBEC Bali I Ketut Darmayasa berharap kompetisi ini bisa mencetak entertainer muda berbakat baik dari kalangan umum maupun pekerja di industri hospitality dan pariwisata sehingga bisa menjadi perwakilan Indonesia untuk kompetisi internasional.
“Ada beberapa poin penilaian penting dalam kompetisi ini yang dapat membantu seorang bartender mengembangkan profesinya antara lain Personality seperti grooming, personality style, dan komunikasi, lalu Technical Skill seperti Mise en Place, cleanliness, working flair, kemudian Knowledge tentang general bar & beverage creativity, serta Presentation, Aroma & Product Taste,” jelas Ketut Darmayasa.
Sementara itu, beragam industri seminar dihadirkan dalam FHTB 2022. Satu diantaranya yakni seminar tentang menjadi Chef profesional yang konsisten dalam rasa dan kualitas, serta ahli dalam efisiensi bahan baku oleh Umara Group, yakni perusahaan teknologi pangan. Materi seminar menekankan bagaimana seorang Chef bisa memaksimalkan rasa dan kualitas makanan yang konsisten, dengan tetap mengoptimasi produksi yang hemat biaya melalui teknologi pangan dan food matrix.
Supplier Melimpah
Alasan ribuan pengunjung yang memadati FHTB 2022 tidak lain adalah mencari kesempatan untuk memperluas pasar dan membangun koneksi baru di industri pariwisata, perhotelan, F&B. Melissa, salah satu pengunjung merasa sangat senang karena setelah dua tahun tertahan pameran ini kembali diselenggarakan. Pemilik Craved Coffee Shop Seminyak ini mengaku sangat terbantu dengan kehadiran FHTB 2022 yang dapat menghadirkan ratusan supplier yang ia butuhkan untuk usaha cafenya.
“Menurut saya acara ini sangat menolong sekali karena ternyata banyak sekali supplier dan vendor kopi yang sangat menarik. Kebetulan kami juga sedang mencari untuk bisa diajak bekerjasama,” ujar Melissa.
Sementara itu menurut Michele Antonucci, seorang Chef lepas di Bali, menyatakan dirinya senang karena dapat bertemu banyak orang dan berbagai supplier dari berbagai negara. Selama pameran ia dapat mencoba berbagai produk yang dapat ia gunakan. “Saya mendapatkan pengalaman yang sangat bagus disini, bertemu banyak supplier, berbagai produk, dan mencoba bahan-bahan yang baru pertama kali saya lihat,” ungkap Michele.
Wakil Gubernur Bali Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si. dalam seremonial pembukaan FHTB 2022 menyebut, event ini menunjukkan eksistensi Bali setelah digempur pandemi Covid-19 masih tetap berkarya dan berprestasi dalam mendorong industri pariwisata di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukan kenaikan persentase kunjungan wisatawan asing ke Bali hingga 35,72% pada bulan Juli 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya .
Ia berterimakasih atas penyelenggaraan FHTB 2022 di Bali, karena melalui gelaran ini jumlah penumpang pesawat dan tingkat hunian hotel di Bali meningkat selama pameran berlangsung. Bali sendiri telah membuka 25 penerbangan internasional dari 20 kota berbeda di dunia. Kesempatan ini dapat dijadikan momentum bagi pelaku industri pariwisata di Bali untuk berbenah diri menyiapkan pelayanan terbaik dan produk unggulannya, serta menawarkan acara yang dapat menarik wisatawan.
“FHTB 2022 jelas dapat memberi dampak langsung dalam usaha peningkatan pariwisata Bali pasca pandemik. Event pariwisata seperti ini sangat ampuh sebagai ajang promosi untuk menarik wisatawan ke Bali dan sudah pasti akan memberikan multiplier effect yang positif baik ke penyelenggara event maupun masyarakat sekitar,” ujar Tjok Oka.
Advertisement
Chef Ternama dan Profesional
Ia mengaku senang karena FHTB 2022 menghadirkan berbagai Chef ternama dan profesional yang mau berbagi ilmunya bagi pengunjung maupun masyarakat lokal. Ekonomi Bali baru saja kembali pulih akibat pandemik, karenanya pariwisata harus ditingkatkan. Hal senada diutarakan oleh Marketing Communication Manager FHTB 2022 Leonarita Hutama yang menerangkan bahwa kehadiran FHTB 2022 salah satunya adalah untuk mendukung pengembangan komunitas lokal dan lingkungan sekitar.
“FHTB adalah bagian dari sekian banyak event Informa Markets dan Informa Group yang hadir sebagai sustainable event. Melalui setiap event yang dihadirkan, kami berusaha mempromosikan nilai keberlanjutan atau sustainability di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan. Usaha ini tidak hanya dilakukan melalui bagaimana produk acara kami diproduksi melainkan juga dengan terbukanya ruang bekerja sama dengan mitra yang terinspirasi dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable) pada bisnisnya,” ucap Leonarita.
Mendukung usaha ini, FHTB 2022 bekerja sama dengan R.O.L.E. Foundation dalam usaha memberdayakan masyarakat sekitar, bisnis dan pemerintah lokal melalui program edukasi praktis yang dapat memperbaiki lingkungan sekitar dan membangun komunitas yang berkelanjutan. Yayasan ini sendiri menjalankan dua pusat pengembangan keahlian dan pelatihan (skill centre) di Nusa Dua, Bali yaitu Bali Wise dan ZeroWaste Center.
Bali Wise merupakan pusat pelatihan dan pendidikan bagi perempuan muda Indonesia yang termarginalisasi untuk dapat menerima pendidikan di bidang hospitality sehingga nantinya mereka dapat terjun langsung ke industri pariwisata Bali secara profesional. ZeroWaste Center di sisi lain adalah pusat pelatihan lingkungan yang bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan ekologi dan pengelolaan sampah untuk pemerintah, badan usaha, dan masyarakat sekitar sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Leonarita menerangkan bahwa semua program dalam FHTB tahun ini diharapkan dapat membantu pelaku bisnis industri F&B, perhotelan dan pariwisata Indonesia mendapatkan dukungan dan wawasan dalam pengembangan bisnis yang berkelanjutan. “Targetnya adalah seluruh kegiatan dan program yang ada dalam FHTB dapat mendukung sektor ini bersinar secara global dalam menwujudkan Indonesia 4.0 di tahun 2030,” pungkasnya.