Liputan6.com, Probolinggo - Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Kabupaten Probolinggo kelimpungan akibat pembatasan pembelian solar subsidi 200 liter per hari setiap bus. Akibat pembatasan ini, perjalan bus jarak jauh berjalan tidak maksimal.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Probolinggo Raya Tomy Wahyu Prakoso mengatakan, dengan pembatasan kuota solar ini akan tidak mencukupi dalam satu kali perjalanan bagi bus perjalanan jauh.
Advertisement
Seperti perjalanan Surabaya- Cirebon membutuhkan bahan bakar solar sebanyak 250 liter. Namun saat ini justru dijatah 200 liter per hari.
"Kalau hanya harga BBM naik saja, mungkin kami masih bisa mensiasati dengan menaikkan tarif. Tapi kalau dibatasi pembelian solar seperti ini justru menjadi kendala," ujar Tomy, Jumat (23/9/2022).
Tidak hanya bus AKAP yang terdampak pembatasan kuota pembelian solar, bus pariwisata juga terkena pembatasan juga.
"Untuk angkutan barang seperti truk tidak begitu terasa, karena masih bisa disiasati dengan berhenti sejenak di sela- sela perjalanan sembari menunggu hari selanjutnya untuk mendapatkan solar lagi. Tapi kalau bus kan tidak bisa, sekali jalan tidak berhenti," paparnya.
Di Probolinggo sedikitnya terdapat 12 perusahan bus yang terdampak pembatasan solar subsidi tersebut. Salah satunya perusahan AKAS IV, pihak perusahaan akhirnya memilih tidak menjalankan bus trayek jarak jauh hingga kebijakan pembatasan solar tersebut dicabut.
Kirim Surat ke Pertamina
"Kami sudah berkirim surat ke Pertamina pusat terkait keluhan perusahan bus atas kebijakan pembatasan solar tersebut," paparnya.
Organda Probolinggo Raya berharap kebijakan pembatasan solar tersebut dikaji ulang. Sehingga operasional bus jarak jauh tidak terhambat.
"Saya harap pemerintah dan pertamina mendengarkan keluhan kami. Agar operasional bus jarak jauh ini bisa tetap berjalan,”pungkasnya.
Advertisement